1. My star

208 44 22
                                    

"Kepergian artis idol K-Pop yang begitu tiba-tiba membuat keluarga, sahabat serta penggemar merasakan duka mendalam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Kepergian artis idol K-Pop yang begitu tiba-tiba membuat keluarga, sahabat serta penggemar merasakan duka mendalam. Mirisnya, salah satu penggemar asal Indonesia melakukan percobaan bunuh diri lantaran tak kuat menahan sedih setelah ditinggal sang idola" ucap penyiar berita berwajah cantik itu membuka acaranya.

"Allkpop menuturkan bahwa fenomena ini dikhawatirkan sebagai Werther Effect, yakni suatu keadaan di mana terjadi lonjakan peristiwa bunuh diri, karena meniru perbuatan bunuh diri seseorang yang sedang hangat diperbincangkan"

"Untuk itu, mereka mereka mendorong sesama penggemar dan netizen untuk tetap sadar dan berbagi pesan yang bernilai positif" lanjut penyiar berita dalam tv.

"Na Na, kita pergi sekarang?" Gadis cantik bernama lengkap Tayana Adhitama itu menoleh kebelakang.

Terlihat pria tampan memakai baju batik semi formal yang menatapnya dengan senyum teduh.

Gadis itu mengangguk pelan dan tersenyum tipis sambil mematikan TV.

"Mas Nadif, terimakasih" pria itu tersenyum manis, merangkul pundak Na Na pelan.

Seakan mengatakan semua sudah baik-baik saja, sekarang.

•••

Suara sorakan terdengar di setiap sudut ruangan yang luas itu, lampu-lampu hanya menyoroti satu sosok yang begitu indah di atas panggung sana, semua begitu bersemangat dan juga bahagia, pernahkah mendengar kalimat :

"Bahkan saat diri sendiri terluka, itu tidak akan terasa sakit saat orang yang kita cintai terlihat bahagia"

Kalimat itu benar adanya,

namaku, Na Na, kekasih dari seorang bintang bernama Park Jim Young. Penyanyi dengan suara khas yang memiliki banyak fans di penjuru dunia.

Bagiku, tidak ada yang lebih membahagiakan selain bisa melihat senyum di wajahnya, dengan tawa yang selalu terdengar menyenangkan.

Begitu banyak yang menyukai pangeranku, begitu banyak cahaya yang mengelilinginya dan aku sungguh bersyukur untuk itu.

Kataku, dengan seperti itu, mungkin, pangeranku tidak akan merasa kesepian.

Kataku, dengan seperti itu, mungkin, pangeranku tidak akan pernah merasa sendiri dan sedih.

Lalu, lagi.

Kataku, semuanya salah, pangeranku, begitu kesepian di atas sana, menjadi bintang ditengah kegelapan ternyata bisa menenggelamkan dirinya sendiri.

Aku tidak mengira bahwa mata hangat yang selalu menatapku itu ternyata menyimpan banyak luka, benar, pangeranku lagi-lagi begitu pintar menyembunyikan semuanya sendirian.

Kataku lagi, mengutuk diri sendiri.

Dengan pandangan bangga aku melihatnya, berdiri di tengah lautan orang, walau begitu aku yakin, bahkan saat kegelapan menelanku saat ini. Aku yakin bintangku itu dapat menemukanku dengan cahayanya.

Dan saat mata kita tanpa sengaja bertemu dan saling bertatapan, aku dapat melihat sudut bibirnya terangkat sedikit, dia tersenyum, begitu tipis dengan sorot mata yang seakan bisa menenggelamkan diriku.

Sudahkah aku bilang ?

"Bintangku begitu bersinar, begitu menyilaukan, hingga siapa pun bisa merasakan cahayanya, namun, sayang, cahayanya itu justru membakar dirinya sendiri"

°°°

"Gimana penampilan aku tadi?" tanyanya dengan senyum tidak lepas dari wajah lelahnya, yang masih terlihat tampan.

Aku mendekat ke arahnya, mengambil alih handuk kecil di tangannya.

"Apa perlu di tanyakan lagi?"

Tanyaku balik sambil mengangkat kedua jempolku dan tersenyum manis, sambil membantu mengusap wajahnya yang penuh dengan keringat.

"Bahu kamu terluka" ucapku khawatir saat melihat bahu kirinya mengeluarkan darah segar.

"Oh ini? gak apa-apa, mungkin ke gores besi saat aku mau ke atas panggung tadi" sautnya santai menoleh sekilas pada bahunya.

Itu pasti sakit, gumamku dalam hati menatapnya sendu.

"Aku obatin"

"Gak perlu, sini, duduk sini" pintanya lembut menarik lenganku pelan untuk duduk di sampingnya.

Aku hanya menurut mengikuti keinginannya, tanpa mengatakan apa pun. Pria itu meletakkan kepalanya di bahuku dan menggenggam tangan kecilku dengan hangat dan erat.

"Apa melelahkan?" tanyaku, sebenarnya tanpa jawabannya aku sudah tau, pasti sangat melelahkan melakukan perkerjaan seperti dirinya.

Di mana kita di tuntut harus sempurna, kesalahan kecil bisa menjadi begitu besar.

Terkadang, sesekali sampai tidak mengenali diri sendiri.

Aku terkekeh kecil saat merasakan gelengan pelan kepalanya diceruk leherku.

"Aku bahagia" ucapanya pelan, bahkan tanpa melihat wajahnya aku seakan bisa merasakan kehangatan dalam ucapannya, begitu tulus dan penuh cinta.

"Aku mengantuk"

"Tidurlah, masih ada waktu 1 jam sebelum kamu naik ke atas panggung lagi."

"Emm.." gumamnya pelan dan menyamankan posisinya.

Aku mengelus pelan kepalanya yang menyandar nyaman di bahu kiriku, membiarkan dirinya tertidur dan istirahat sejenak.

Membiarkannya untuk istirahat sejenak dari keramaian yang menyesakkan, menyengkan, dan sepi?


Tbc,2021
Diary for My Angel

End of a Day | SELESAI Where stories live. Discover now