8. Broken

76 37 21
                                    

Na Na mengikat rambut panjangnya menjadi satu, dan tersenyum dengan puas menatap manekin di hadapannya yang sudah memakai tuxedo buatannya, hampir dua minggu gadis itu membuatnya, mungkin karena terlalu bersemangat ia menjadi tidak merasa kelelaha...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Na Na mengikat rambut panjangnya menjadi satu, dan tersenyum dengan puas menatap manekin di hadapannya yang sudah memakai tuxedo buatannya, hampir dua minggu gadis itu membuatnya, mungkin karena terlalu bersemangat ia menjadi tidak merasa kelelahan sama sekali walau hanya tidur 2 sampai 3 jam saja sehari.

"Wah.." aku melihat Yuki yang berdiri di sampingku dengan pandangan takjub.

"Gimana?" tanyaku meminta pendapatnya.

"Apa kita punya pesanan dari anak presiden?" aku terkekeh kecil.

"Ini bukan hanya bisa di gunakan untuk pernikahan, tapi acara formal lainnya juga bisa, benar-benar di desain dengan sederhana namun terlihat mewah" komentar Yuki meneliti dengan kagum.

"Buat siapa kak?"

"Ada deh" jawabku tersenyum misterius membuat Yuki penasaran.

"Jangan-jangan kak Na Na sudah punya calon nih?" goda Yuki membuatku lagi-lagi teringat kalimat pria itu satu bulan lalu.

Yuki terkekeh kecil melihatku.

"Tuh kan, pipi kak Na Na kayak kepiting rebus! " ucapnya membuatku segera menutup kedua pipiku cepat.

"Enggak kok" elakku dengan menahan senyum.

Dreettt...
Dreet..

Aku melihat handphone yang bergetar dan tersenyum melihat nama yang tertera di layar handphoneku.

"Aku keluar deh, takut ganggu" ucap Yuki yang sepertinya melihat senyum di wajahku.

Aku segera mengangkat telepon setelah kepergian Yuki.

"Halo? kebetulan banget, padahal sebentar lagi aku mau telefon kamu" ucapku dengan ringan memulai percakapan, mataku tidak lepas dari tuxedo di hadapanku, rasanya aku ingin cepat-cepat memberikannya dan melihat pria itu menggunakannya, pasti sangat tampan.

"Halo?? JimYoung, Park Jim Young, apa kamu mendengarku?" panggilku saat tidak ada jawaban apa pun dari sebrang sana.

Namun, dengan tiba-tiba nafasku seperti di tarik keluar dengan paksa, senyumku luntur, dadaku rasanya berhenti berdetak, tanpa bisa di cegah pandanganku kabur dengan air mata yang tiba-tiba menggenang di pelupuk mata, mulutku begitu keluh sampai tak mampu untuk menjawab ucapan seseorang di sebrang sana.

Siapa pun, tolong katakan ini tidak benar, tolong !!

Aku terduduk lemas, rasanya kakiku mati rasa, duniaku dengan tiba-tiba terasa sunyi dan hening.

Pranng...

Tanpa sadar gadis itu memecahkan gelas di mejanya.

Tuhan, kenapa mengambil cahaya satu-satunya yang aku punya?

"Kak Na Na, Astaga, tangan kakak berdarah" suara itu benar-benar gaduh di hadapannya, namun, telinganya seakan menjadi tuli dan matanya begitu gelap.

Yuki dengan khawatir mengangkat tubuh lemas Na Na "kak ada apa?" tanyanya melihat wajah bosnya yang begitu pucat dengan pandangan kosong.

"Kakak Na Na katakan, ada apa? jangan buat aku takut" tanya Yuki lagi mengguncang pelan kedua bahu Na Na.

"Dia bilang, pria itu meninggal" jawabnya dengan keluh.

"Siapa yang meninggal?"

"Park JimYoung"










TBC, 2021
Diary for my Angel

End of a Day | SELESAI Where stories live. Discover now