Transmigrated as the Tortured Female Lead's Daughter [DISCONTINUED]

Bab 61: Semua Minat Cinta Pria

Fang Zheng membungkuk dengan sopan dan pergi.

Gu Manxi berdiri di pintu sebentar sebelum berbalik dan kembali ke rumah.

Tidak ada yang memperhatikan bahwa anak berusia lima tahun, Gu Chu, yang seharusnya tidur nyenyak, bersandar di jendela. Matanya yang besar dan jernih menatap pemandangan di bawah.

Gu Chu mendecakkan lidahnya.

Papa Bodoh, kamu sudah selesai. Minat cinta pria keempat telah muncul! Dan dia menyukai mamaku.

Betul sekali! Dokter terkenal ini, Fang Zheng, adalah minat cinta pria keempat dalam novel aslinya!

Gu Manxi lembut dan cantik. Setiap gerakannya sangat halus dan indah.. Dia polos dan menarik. Dibandingkan dengan kelompok sosialita boros di ibukota, dia memiliki temperamen yang lebih murni.

Temperamen ini hanya bisa dipahami sebagai "Halo Mary Sue".

Sangat mudah baginya untuk menarik pria muda luar biasa lainnya!

Meskipun dalam novel aslinya, Gu Manxi berulang kali dilecehkan sampai dia meninggal pada akhirnya, dia tetaplah protagonis wanita. Selain protagonis pria yang mencintainya, ada banyak pria lain di sisinya.

Sayangnya, Gu Manxi buta dan hanya mencintai protagonis pria, Song Chen.

Jika Gu Manxi bisa membuka matanya dan lebih fleksibel, dia tidak akan berakhir dalam keadaan yang menyedihkan. Dia bisa saja berakhir dengan minat cinta lainnya dalam novel.

Gu Chu melompat ke kamar melalui jendela dan merangkak ke tempat tidurnya yang hangat. Pikirannya bermain melalui informasi pribadi Fang Zheng:

“Fang Zheng, 27, putra kedua Keluarga Fang di ibu kota. Dia adalah seorang dokter militer di tahun-tahun awalnya dan sekarang bekerja di sebuah rumah sakit swasta. Dia dan Zhao Yan adalah pasangan yang baik.”

“Dalam novel aslinya, Fang Zheng bertemu dengan Gu Manxi yang sudah menikah di pesta dansa kelas atas. Dia tertarik padanya dan mencoba membantu Gu Manxi melarikan diri dari cengkeraman Direktur Li, tetapi dia gagal."

“Setelah Gu Manxi meninggal, Fang Zheng mengurus pemakamannya. Dia menjaga Manxi sampai dia bertemu dengan pemeran utama pria, Song Chen, bertahun-tahun kemudian.”

Itu mungkin karena Gu Chu muncul dan mengganggu sesuatu. Alur cerita dari tahap selanjutnya dari novel telah berubah dan telah mengambil jalan memutar.

Namun, karakter yang seharusnya muncul dan emosi yang seharusnya mereka miliki tidak hilang.

Dalam kegelapan, plot masih berkembang.

Gu Chu meletakkan dagunya di tangannya dan berpikir, "Karena Fang Zheng telah muncul, bukankah seharusnya minat cinta pria kedua yang terkenal, Lu Shanhe, juga muncul?"

…

Lin Xiaozhou tinggal di rumah Zhao Yan.

Red Hearts Streaming sangat mementingkan Lin Xiaozhou. Mereka mengatur segalanya untuknya dan memberinya asisten baru yang didedikasikan untuk pekerjaannya. Mereka juga memberinya satu set peralatan game terbaik.

Hanya dalam beberapa hari, Orange Streaming bangkrut. Streamer di bawah mereka melarikan diri satu demi satu untuk mencari kontrak baru. Namun, mereka menambahkan bahan bakar ke api dalam insiden Lin Xiaozhou dan ditinggalkan oleh penggemar masing-masing. Popularitas mereka anjlok.

Streamer yang paling menyedihkan adalah Bai Yiyi. Dia berubah dari "dewi" menjadi "pelacur teh hijau" yang dibenci semua orang. Popularitasnya anjlok dan dia bahkan terlibat dalam proses hukum. Bos Orange Streaming menyerah sepenuhnya padanya. Dia bahkan menyeret Bai Yiyi untuk disalahkan.

Xiao Fang, asistennya, juga tidak berakhir dengan baik. Zhao Yan tidak akan melepaskannya. Dia memiliki bukti yang dipalsukan dengan jahat. Apa yang menunggunya adalah persidangan hukum.

Di sore hari, Gu Chu dijemput oleh pengasuh sepulang sekolah.

Begitu dia memasuki rumah, hidung kecil Gu Chu sedikit berkedut. Dia mencium bau aneh terbakar di dapur. Alarm kebakaran di dapur berdering tanpa henti.

Ekspresi pengasuh tiba-tiba berubah, dan dia membalikkan tubuhnya yang gemuk dan berlari ke dapur. Dia berteriak sedih, “Ya Tuhan! Lin! Aku bilang kamu tidak bisa pergi ke dapur! Astaga, sup ayam yang sudah kurebus selama setengah hari sekarang sudah gosong!”