Transmigrated as the Tortured Female Lead's Daughter [DISCONTINUED]

Bab 34: Pemuda E-sports (3)

Lin Xiaozhou dengan ringan menepuk dahi Gu Chu. Dia mengangkat bahu dan menggunakan nada dewasa untuk mendidik seorang anak. Dia mulai mengoceh, “Kamu baru berusia lima tahun. Kamu perlu membaca dan belajar. Bagaimana kamu bisa menaruh pikiranmu pada game? Jika pamanmu tahu, dia pasti akan marah dan tidak akan membuatkanku udang karang pedas. Aku akan memberitahumu secara rahasia bahwa masakan pamanmu sangat enak. Ikan rebusnya, udang karang pedas, iga babi asam manis bahkan lebih enak daripada koki top.”

Wajah kecil Gu Chu jatuh saat dia memelototi Lin Xiaozhou dengan marah.

Dia tidak tahu betapa lucunya dia ketika dia marah.

Lin Xiaozhou terkekeh dan melirik pintu dari sudut matanya. Dia merendahkan suaranya dan berkata, “Aku hanya bercanda. Ayo, biarkan aku mengajarimu cara bermain game. ”

Tangan Gu Chu berada di atas meja komputer, seperti anak kucing yang lucu, mengamati tindakan Lin Xiaozhou.

"Ini tombol serangan, ini tombol menghindar, inilah yang kamu lakukan untuk kembali ke kota, dan peralatan..." Lin Xiaozhou menjelaskan dengan sabar, "Glory Alliance adalah game seluler yang dapat dimainkan di komputer dan ponsel.… Ini adalah game yang dikembangkan oleh Grup Cheng. Itu terkenal di seluruh dunia, dan ada banyak pemain…”

Gu Chu menajamkan telinganya untuk mendengarkan dan membuka matanya lebar-lebar. Dia dengan cepat membiasakan diri dengan cara permainan ini dimainkan.

Setelah Lin Xiaozhou selesai berbicara, dia bertanya, "Chuchu, apakah kamu mengerti?"

Gu Chu mengangguk. "Aku mengerti. Chuchu mau mencoba.”

Lin Xiaozhou tidak percaya bahwa dia mengerti. Dia hanya seorang anak berusia lima tahun. Namun, Lin Xiaozhou masih tersenyum dan berkata, “Oke, jangan biarkan pamanmu mengetahui hal ini. Aku akan memulai putaran pemain tunggal untukmu terlebih dahulu. Mari kita mulai dengan yang mudah.”

Mereka berdua duduk di depan komputer, keyboard berbunyi.

“Nak, kamu bermain cukup bagus. Ayo, ada peti harta karun di sini, buka!”

“Kakak Xiaozhou, cepat datang! Mereka ingin membawaku!”

“Ayo, ayo, aku akan memotongmu dengan pedangku yang panjangnya delapan puluh meter. Ha ha."

"Pergi pergi pergi! Kalahkan pihak lain sampai mati!”

…

Mereka berdua bertarung dengan sengit, tidak menyadari berlalunya waktu sama sekali. Matahari berbalik dan pintu terbuka dengan lembut.

Ada sedikit suara berderit-

Suara dingin Zhao Yan terdengar, "Apa yang kalian lakukan?"

Lin Xiaozhou: ! ! !

Gu Chu: ! ! !

Lin Xiaozhou mematikan komputernya dan mereka berdua menoleh pada saat yang sama, menggelengkan kepala. "Tidak banyak!"

Zhao Yan mengangkat alisnya sedikit. Dia pertama kali melihat Lin Xiaozhou yang menyeringai bodoh, lalu melihat sisa mie instan (mengernyit) di atas meja, dan akhirnya menatap Gu Chu yang memiliki ekspresi imut di wajahnya.

Gu Chu tahu bahwa pamannya tidak suka dia bermain game komputer, jadi dia segera melompat turun dan mengangkat kepala kecilnya. Dia menarik ujung kemeja Zhao Yan dan memasang senyum termanis. "Aku lapar. Aku mau makan sesuatu."

Zhao Yan berkata, "Kalian sedang bermain game komputer ..."

"Hei Zhao, kita makan siang apa?" Lin Xiaozhou berlari dan mengeluh sambil memegangi perutnya. “Aki baru saja kembali dari pertemuan streamer populer. Makanan di sana mengerikan. Aku datang ke tempatmu hari ini dan benar-benar ingin mencoba udang karang mu.”

Gu Chu yakin bahwa Zhao Yan tidak akan mempercayai perubahan topik yang begitu konyol.

Pada akhirnya, Zhao Yan berbalik dan turun.

"Tunggu setengah jam."

Lin Xiaozhou meletakkan tangannya di pintu. “Terima kasih, Zhao.” Setelah mengatakan itu, dia mengedipkan mata pada Gu Chu dan diam-diam pamer.

Gu Chu tercengang.

Zhao Yan secara pribadi memasak makan siang. Ini adalah pertama kalinya pamannya memasak untuknya setelah tinggal di apartemen begitu lama.

Meja sudah tertata rapi. Udang karang pedas, iga babi asam manis, telur dadar dengan tomat, tahu Mapo, dan sup telur rumput laut.