24 Tentang Kita [END]

224 11 1
                                    

wajib putar di mulmed.
Playlist : Perahu kertas — Maudy Ayunda [cover]

.

Kaki jenjang itu berjalan di atas hamparan pasir. Menyusuri pantai di bawah teriknya matahari yang bersinar. Membiarkan peluh dan keringat mengalir di pelipis wajahnya.

Setelah lama berjalan di atas hamparan pasir, menyusuri pantai di bawah teriknya sinar matahari. Sky memilih untuk mendudukkan diri terlebih dahulu, mengistirahatkan rasa lelah yang mulai melanda, membiarkan peluh dan keringat mengalir di pelipis wajahnya.

Meletakkan sneakers yang sedari tadi ia tenteng juga tas gendong di sampingnya. Sky melempar senyum pada beberapa orang yang melintas. Sekilas, ia melihat raut kebahagian dan rasa senang, membuatnya merasa bahwa hidup ini tak adil.

Menghela nafas, Sky meluruskan kaki jenjangnya dengan kepala yang mendongak ke atas sembari memejamkan mata. Merasakan angin yang bergerak seirama dengan ombak di depan sana.

Minggu pertama setelah kepergian Samudra dari hidupnya. Terasa sangat berat walau Sky selalu berusaha agar terbiasa.

Bagaimana tidak? Saat ini saja ia tengah mendatangi salah satu tempat yang pernah Sky kunjungi bersama laki laki itu. Tempat yang jadi peninggalan jejak terakhir sebelum Samudra meninggalkan dunia ini untuk selamanya.

Selamanya.

Ahh, Sky masih tak menyangka bahwa Sam sudah tiada. Bahkan dipikirannya saat ini, laki laki itu hanya sedang pergi ke suatu tempat, yang mana suatu saat pasti akan kembali lagi.

Pagi hari dimana saat Sky menyadari bahwa semuanya bukanlah mimpi belaka. Sengatan listrik terasa mengalir di setiap aliran darahnya yang masih bisa ia rasakan sampai detik ini.

Sky mulai membuka mata, menatap langit biru yang terbentang luas di atas sana.

Ia terkekeh kecil, mulai melirik pada dermaga yang tidak jauh dari tempatnya kini.

Dulu, Sky dan Samudra berada disana, bersama menatap langit dan hamparan air dengan sangat bahagia.

Kini tinggallah Sky. Yang menatap sendu bayangan keduanya kala itu.

Harapan harapan yang pernah mereka panjatkan. Kebersamaan yang abadi, selamanya, sampai maut memisahkan.

Mengapa harapan itu hanya berlaku dalam sekejap mata? Yang esoknya, tiada lagi kebersamaan di antara keduanya.

Tidak ada yang abadi, juga tidak ada yang selamanya terjadi. Tapi maut itu benar benar memisahkan keduanya. Benar benar merenggut nyawa salah satu diantaranya.

Sky meraih tas, mengambil secarik kertas untuk kembali melakukan hal yang sudah pernah ia lakukan sebelumnya

Tangan gemetar itu bergerak indah, menyusun kalimat menggunakan pena yang berada dalam genggamannya.

Saat rangkaian kalimat itu tersusun menjadi sebuah paragraf, air mata turut mengalir, menetes di atas kertas, menjadi saksi bahwa Sky menulis itu atas dasar kerinduan yang sangat mendalam.

Saat matahari berada tepat di atas kepala, angin berhembus dan ombak telah mencapai tepian. Disitulah aku memulai diri untuk menulis surat ini.

Kali ini tidak hanya tentang dia, tapi juga tentang kita.

Dua insan manusia yang saling mencinta. Sebuah keterlambatan yang baru saya sadari, bahwa rasa itu benar benar nyata.

Sam..

Maaf karena dulu aku terlalu hanyut dalam pemikiran tentang masa lalu.

Maaf karena aku belum pernah memberikan kebahagiaan untukmu.

Maaf karena keterlambatan yang membuatmu menunggu.

Dan maaf, karena mengantarmu malam itu, sama dengan mendekatkanmu pada ajal yang menjemput.

Satu hal yang perlu kamu tau. Bahwa aku beruntung pernah di miliki seseorang sepertimu.

Jika kita ini adalah rasa yang di tentang semesta. Lalu mengapa mereka mempertemukan kita?

Karena sejatinya sebuah perpisahan adalah dengan cara meninggalkan. Tapi mengapa harus dengan kematian?

Tidak ada yang lebih menyakitkan dari itu. Karena baik orang yang meninggalkan, ataupun orang yang di tinggalkan, mereka sama sama merasa tersakiti.

Dari kita, yang pernah beda perasaan sebelum akhirnya beda alam.

Sky menunduk, menjatuhkan pena dalam genggamannya dan beralih menangkup wajah.

Salivanya terasa berat untuk di telan, bahkan orang orang yang lalu lalang di sekitarnya sudah tidak lagi ia pedulikan.

Menghela nafas, Sky mencoba menetralkan rasa sakit yang datang membuncah. Ia menggeleng pelan, merasakan mood nya tak baik akhir akhir ini. Mungkin itu yang membuatnya mudah menangis.

Tangannya bergerak melipat kertas tadi, membentuknya menjadi perahu seperti saat itu. Lalu ia beranjak, mendekat pada bibir pantai. Menaruh perahu kertas tadi di atas air yang kini mulai melaju meninggalkan tepian mengikuti gelombang ombak.

Sky tak bodoh. Ia tahu, kertas itu hanya akan tenggelam ke dasar laut, melebur dan menyatu dengan air.

Hanya saja, melakukan hal itu adalah sesuatu yang bisa membuatnya mengingat Samudra. 

Sky tersenyum getir, beralih menatap langit yang mulai mendung. Ia kembali menggendong tas dan menenteng sneakers miliknya, bermaksud untuk pulang ke rumah sebelum hujan turun.

Hari berjalan seperti biasa, tanpa ada Samudra disisinya. Sesungguhnya perasaan ini masih sangat rapuh. Tapi kenyataan bahwa dunia terus berjalan, dan hari terus berganti membuat Sky perlahan mencoba untuk lepas dari bayang bayang Samudra. Dan masa lalu yang lainnya.

Kini biarlah semuanya menjadi cerita tentang dua laki laki dengan sifat yang luar biasa baiknya pernah menjadi malaikat pelindung dalam hidup Sky Lim.

Samudra Thalassa, dan Galih Madava.

.

.

.

Untuk yang tercinta, Sky Lim

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


Untuk yang tercinta, Sky Lim.

Kamu tau apa? Disetiap perjuangan selalu ada titik akhir sebuah pencapaian. Dan kini aku telah sampai, pada titik yang memintaku untuk meninggalkanmu sendiri. Sebuah pencapaian besar yang tak pernah terduga dalam hidupku. Melepasmu, yang kemudian meninggalkan dunia ini.

    ╰┼───────✦ ARNAWAMA ✦───────┼╯

[ Arnawama berasal dari bahasa sansekerta yang berarti samudra]

THANK U AND ILY ALL

follow me on wp: lissstk
on ig: aesjaemintch

ARNAWAMA [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora