03. Remarkable

108 7 0
                                    

happy reading
playlist : Too God at Godbyes — Sam Smith

.

Pagi hari seperti biasanya, cahaya matahari masuk melewati celah jendela kamar seorang perempuan yang tengah meringkuk di atas kasur, menggeliat pelan disana.

Sky menyibak selimut, lalu mengucek matanya pelan. Menyempatkan diri untuk mengecek ponselnya sebelum beranjak pergi ke kamar mandi.

Tidak ada pesan dari siapapun selain nama Samudra yang terlihat jelas di kolom notifikasi tersebut, sebelum akhirnya Sky melempar benda pipih itu dan menyelesaikan ritual paginya.

Ia ada kelas siang ini, sekitar pukul sebelas-an. Dan sebelum itu, Sky perlu mencetak beberapa lembar tugasnya. Pada siapa lagi kalau bukan Samudra Thalassa? Hanya laki laki itu yang ia butuhkan saat ini.

Malasnya ia harus mengantri di fotocopy-an, belum lagi yang melayaninya selalu memasang wajah tak ramah. Itu membuatnya semakin malas.

Tapi tak lebih baik dari saat ini, berdiri lesu di depan pintu besar berwarna putih. Ini sudah ketiga kalinya Sky menekan bell, tapi pemiliknya tak kunjung keluar, bahkan tidak ada tanda tanda kehidupan di tempat tersebut.

Dan saat akan kembali menekan bell, barulah seorang pemuda dengan wajah khas bangun tidurnya nongol di balik pintu.

Hei, ini sudah jam sembilan, dan Samudra masih saja bermalas malasan dengan tidur sampai siang hari seperti ini? Ck, dasar laki laki.

Berbeda dengan Sam yang kini menyenderkan tubuhnya pada pinggiran pintu, ia melamun disana memperhatikan Sky.

Senyum lebar tercetak di wajahnya. Jika ini mimpi, maka jangan ada yang berani bangunkannya. Mimpi ini benar benar.. indah, membuatnya tak mau bangun lagi.

"Samudra!"

Terlonjak, laki laki itu berusaha menormalkan pandangannya dan membuka mata lebih lebar.

"Sky?"

"Tidur mulu! Kebo!"

Sam terkekeh dengan tubuh lemas, kepalanya terasa pusing akibat bangun tidur. Faisal pergi dari rumahnya pagi sekali, bahkan saat itu matahari belum naik untuk memancarkan sinarnya.

"Tumben kesini?"

"Gue mau ngeprint, lo lupa?"

"Kenapa gak bilang? Bisa gue jemput."

Sky menggeleng, ia hanya tidak mau menyusahkan Samudra. Dan apa? Meminta laki laki itu untuk menjemputnya? Lol, Sam mungkin masih tidur jika dirinya tak datang siang ini.

"Yaudah, masuk."

Sam membuka pintu lebih lebar memberi akses masuk pada Sky.

Laki laki itu bergeming.

Kaos hitam dengan balutan vest cream dan celana Levis sederhana. Seperti tahu kesukaan Sam pada rambutnya, gadis itu selalu membiarkannya tergerai indah, dan membuat kesan cantik yang semakin terpancar dari dalam diri Sky.

Ahh memang sejak kapan Sky tak cantik? berpakaian gelandangan sekalipun, aura cantik perempuan itu akan tetap terlihat.

Sam menutup pintu, lalu berjalan menuju lantai dua di ikuti oleh Sky yang berjalan di belakangnya.

Dilantai dua hanya tersedia satu kamar untuk Sam dan tempat kecil dengan tv besar yang terpajang disana. Seperti tempat untuk bersantai. Ya, anggap saja seperti itu. Karena jarang sekali Sam bersantai disana, sekalinya pulang, ia hanya akan tidur seharian di atas ranjang.

ARNAWAMA [END]Where stories live. Discover now