18. Ingin Dia Tau

40 7 0
                                    

happy reading
playlist: Cinta tanpa Syarat - Afgan

.

"Ngapain kesini?"

Sky diam, mengikuti langkah Samudra memasuki rumah laki laki itu.

Entah. Untuk apa ia kesini? Ah sial, ucapan Haekal masih saja menghantui pikirannya.

"Gue.. mau ngambil tugas yang waktu itu lo print!" Ujarnya cepat.

Beruntung ada alasan tugas yang waktu itu sempat ia titipkan pada Samudra untuk di print. Sebenarnya, Sky juga lupa akan tugas itu jika saja ia tidak sedang mencari alasan saat ini.

Sam diam, membiarkan Sky duduk di sofa ruang tengah dengan tubuh yang tegak kaku. Ia memicing.

"Oh, belum sempet gue print."

Sky menghela nafas, melirik keadaan temannya saat ini, sepertinya sudah agak baikan.

"Lo gak kangen sama gue?"

Sky mendengus. Kangen? Hei, mereka tidak berpisah sama sekali.

"Waktu gue terlalu padat buat ngangenin lo."

Sam menelisik. "Masa sih?"

Sky mengangkat alis, dan hal selanjutnya yang Samudra lakukan berhasil membuatnya memekik kaget dan hampir beranjak berdiri dari duduknya andai Sam tidak menahan tubuhnya saat itu.

Laki laki itu merebahkan tubuh di atas paha Sky yang masih mematung. Ia terkekeh menyaksikan raut terkejut dari gadisnya yang terlihat menggemaskan.

"Pijit, Kay."

Sky berteriak dalam hati. Apa temannya itu tak bisa diam saja agar jantungnya berdetak tenang di dalam sana.

Ia menelan ludah, tersadar saat Samudra mengambil tangannya yang lalu di letakkan di dahi. Hangat terasa. Laki laki itu belum sepenuhnya pulih.

Sky menarik lengannya, tak ingin menuruti apa yang Sam perintahkan.

Sam menghela nafas pasrah. memandang atap rumahnya.

"Gimana tadi di kampus?"

"Gak ada yang ganggu lo, kan?"

Merasa Sky hanya diam, membuat Samudra mendongak keatas, menatap manik hitam yang menatapnya dalam lamunan.

Mata yang selalu membuatnya tenang, nyaman dan menyalurkan kebahagiaan tersendiri.

Sam masih mencoba sampai detik ini, untuk terus bertahan agar bisa menatap mata itu sampai akhir hayatnya.

"Kay."

"hm?" Perempuan itu bergumam pelan.

Keduanya kembali diam, keheningan menyapa. Hanya ada suara dari acara televisi di depan sana. Sky menatapnya tak berminat.

Berbeda dengan Sam yang terus menyaksikan pemandangan tepat di depan wajahnya tanpa henti. Wanita cantik dengan rambut di gerai indah, bisa ia saksikan dari bawah sana.

Tiba tiba, sapuan tangan halus di pipi Sky membuat tubuhnya berdesir hebat, menghantarkan sengatan listrik yang membuat jantungnya berdetak lebih cepat.

Dan bisa Sam lihat, mata indah dengan sekelebat raut kaget itu sangat menarik untuk ia pandangi.

Sky mengerjap, ucapan Haekal kembali terngiang di kepalanya.

Begitu pula dengan Sam yang mendengar ucapan Faisal malam lalu.

Emosi keduanya mencuat, tapi berpandangan seperti saat ini berhasil membuat mereka kembali pada perasaan masing masing.

ARNAWAMA [END]Where stories live. Discover now