06. Beautiful Sky

78 7 0
                                    

happy reading
playlist : 10000 Hours — Dan + Shay, Justin Bieber

.

Samudra berjalan sumringah menuju pintu sebuah rumah yang di dominasi warna abu. Ia mengetuknya pelan, lalu menekan bel. Hanya butuh satu kali ketukan, ternyata pemilik rumah bergerak cepat membuka pintu tersebut.

"Nak, Sam. Nyari Sky ya?"

Sam melebarkan senyumnya, semakin membentuk lesung pipi yang tidak terlalu dalam. Ia mengangguk pelan.

"Iya Tante. Kebetulan mama sama papa lagi ada di rumah, mereka ngajak Sky makan malam."

Ambar ber-oh ria lalu mengajak laki laki itu masuk ke dalam untuk menunggu Sky.

"Ajak mama kamu main kesini, Tante mau ketemu."

Sam terkekeh, "iya tante, lain kali Sam ajak mama kesini."

"Lagi banyak kerjaan kali ya, Tante udah jarang kontekan sama mama kamu."

"Setau Sam si lagi ada proyek besar yang lagi di tangani sama papa, mungkin mama juga ikut sibuk."

Ambar mengangguk mengerti. Keduanya menoleh saat mendengar suara langkah kaki seseorang yang mendekat ke arahnya.

Itu Sky, dengan balutan drees sederhana di bawah lutut, nampak anggun di mata Samudra.

Melihat Sky yang menyalami mamanya membuat samudra segera beranjak, lalu ikut salim tangan sebelum akhirnya meminta izin untuk membawa Sky keluar dan pergi dari sana.

Selama di perjalanan, keduanya diam. Hanya ada suara musik yang mengalun mengisi keheningan.

"Samudra, besok lo ada kelas?"

Sam menoleh, lalu mengangguk pelan.

"Gue boleh nebeng gak? Hehe.."

Sial. Mengapa Sky melucu ini, mukanya yang terlihat tidak enakan membuat Sam ingin menerkam perempuan itu sekarang juga.

"Gak lo suruh juga gue bakal anter jemput lo tiap hari."

Sky tersenyum kecil. "Makasih."

Ia tidak punya uang untuk memesan gojek ataupun naik taksi besok, ah lebih tepatnya sedang menghemat uang. Sky tau keuangan keluarganya sedang menurun, ia tidak enak jika terus menerus meminta uang pada orang tuanya. Rasa malu menghantam Sky karena kemarin ia sempat menolak untuk di antar jemput oleh Samudra. Memang pada dasarnya, ia membutuhkan laki laki itu.

Keduanya kembali diam, angin malam yang melesak masuk melewati celah jendela mobil yang terbuka mulai menerpa kulit wajah Sky.

"Sky."

"Hm?"

"Pinjem tangan lo."

Sky menekuk alis menatap telapak tangan Sam yang mengadah di udara.

"Buat apa?"

Sam tak menjawab, laki laki itu malah mengambil tangan Sky untuk di genggam, lalu kembali fokus ke depan mengendarai mobilnya.

"Samudra."

"Only Sam."

"Lepasin, Sam."

Ahh ia jadi tak ingin melepaskannya. Sam menoleh dengan senyum lebar. "Gak mau."

Berdecak, Sky masih berusaha melepaskan genggaman laki laki itu di tangannya.

"Sakit," aku Sky dengan nada datar, membuat Sam refleks melonggarkan genggamannya.

ARNAWAMA [END]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora