16. Rumah Untuk Pulang

37 6 0
                                    

Bergulat dengan laptopnya hanya untuk menyelesaikan sebuah tugas salah satu mata kuliah yang harus segera ia selesaikan besok ternyata cukup menyita waktu istirahatnya.

Sam menarik nafas pelan, merenggangkan ototnya yang terasa kaku karena di bawa duduk sedari tadi.

Ia bersender pada senderan di belakangnya, memejamkan mata berusaha menetralkan rasa yang berkecamuk dalam dirinya.

Ia lelah, terkadang di saat seperti ini, Sam merasa hidup seorang diri di dunia ini.

Disaat orang lain bisa bercanda tawa dengan kedua orang tuanya untuk mengatasi lelah atau suntuk yang menghadang, berbanding terbalik dengan Sam yang hanya berdiam diri untuk merelekskan dirinya sendiri.

Ia bukan lagi anak kecil yang tak bisa mengatasi rasa lelahnya sendirian. Menelfon kedua orang tuanya kini hanya akan menggangu waktu santai mereka.

Sam memang jarang menelfon sang mama ataupun papa, dan lebih sering di telfon karena dengan begitu ia tidak menggangu kegiatan orang tuanya yang terlampau sibuk.

Dan sialnya, disaat seperti ini ia selalu mengingat Sky.

Perempuan itu mempunyai pengaruh besar dalam keadaan hatinya. Baik rasa lelah dan amarah sekalipun bisa hilang hanya dengan memikirkan gadis itu.

Salahkah dirinya menjadikan Sky sebagai bayangan untuk membuatnya tenang?

Karena hanya perempuan itu yang selalu berhasil membuat hatinya menghangat.

Dering ponsel tiba tiba membuat Sam terlonjak lantas membuka matanya dan meraih benda pipih yang tergeletak di atas meja.

Nama Faisal tertera di layar ponselnya, membuat Sam menerima panggilan itu malas malasan.

Baru akan memejamkan matanya kembali, suara gaduh di sebrang sana membuatnya mengernyit heran.

Faisal baru saja bersuara, tapi sepertinya suaranya terendam oleh kebisingan itu.

"Kenapa, sal?"

"Lo ada di rumah?."

Sam hendak menjawab, namun suara pecahan barang di seberang sana terasa memekik di telinganya.

"Gue mau numpang nginep semalem."

Sam menghela nafas. Tak pelu meminta izin segala jika Faisal ingin menginap di rumahnya, ya silahkan saja. Pintu terbuka lebar.

"Sini, rumah gue kosong."

Setelah mengatakan itu, Sam memutuskan panggilannya sepihak, berharap Faisal mendengar ucapannya barusan.

Baru kemarin laki laki itu menginap di rumahnya bersama teman teman yang lain. Dan sekarang harus menginap lagi.

Ah tidak.

Kemarin mereka menginap karena keinginan Sam. Tapi kali ini, Faisal sendiri yang meminta. Dan Sam, ia sama sekali tidak merasa keberatan.

Laki laki itu memejam, merasakan dinginnya suhu AC yang ia stel. Tapi tubuhnya menggigil, merasa tak enak dengan suhu tersebut, dan berakhir dengan mematikan AC adalah pilihan terbaik.

Ia berjalan keluar, menuju ruang tv dan menyetelnya dengan volume sedang. Sembari menunggu kedatangan Faisal, ia mencicipi beberapa snack yang Mita sediakan untuknya.

Mamanya itu sangat posesif, memanjakan Samudra yang sebenarnya tidak ingin di manja. Tapi ia bersyukur, memiliki keluarga yang harmonis dengan kasih sayang yang melimpah ruah pada dirinya.

Mengingat kehidupan keluarga Faisal yang kacau balau, justru membuat pikirannya terlempar pada Galih Madava. Mendiang temannya yang mempunyai takdir buruk dalam urusan keluarga.

ARNAWAMA [END]Where stories live. Discover now