56

6.1K 979 33
                                    

"Aku tanya sekali lagi! Siapa yang mengoplos ceftriaxone untuk pasien di VK6?"

Suasana hening. Tak ada yang berani bersuara. Rangga mengamati anak magang itu satu persatu. Tak ada dari mereka yang berani menatap matanya kecuali Cinta. Gadis itu balik memandang Rangga dengan berani. 

"Cinta kamu yakin bukan kamu yang mengoplos obat itu?" tanya Rangga. 

"Tentu saja bukan! Dokter tidak percaya dengan saya?" tegas Cinta. 

Rangga balas menatapnya dengan dingin lalu menghela napas. Melihat kegigihan Cinta yang seperti itu semoga saja gadis itu memang tidak berbohong. "Baiklah, kalau begitu. Jika tidak ada yang mengaku, aku akan meminta pada pembimbing kalian semua untuk memberikan nilai D," ancam Rangga akhirnya. 

D!? Cinta terbelalak. Nilai D untuk magang yang sksnya 6 ini! Yang benar saja! Sama saja dengan dia harus menambah semester dan mengulang di semester depan! 

"Dokter! Itu sama sekali tidak adil!" protes Mia. "Kami sama sekali tidak tahu apa-apa tentang ceftriaxone itu. Saya bahkan menolong partus di VK6! Kenapa saya harus menanggung kesalahan orang lain!" 

"Sumiati," tegur Rangga dengan nada yang mengerikan sehingga gadis itu langsung menutup mulutnya.

"Dalam dunia medis, satu kesalahan yang ditanggung individu harus diselesaikan bersama oleh satu tim. Aku tidak suka dengan sikapmu yang egois dan menuduh orang sembarangan seperti itu!" tegas Rangga 

Mia tercengung. Dia menunduk seketika dengan ketakutan. "Saya minta maaf," lirihnya.

"Untuk menjadi seorang tenaga kesehatan tidak diperlukan orang yang jenius, hanya diperlukan ketelitian, kejujuran, kerja sama tim, dan kerja keras. Kalian semua telah melanggar empat nilai itu hari ini. Maka sewajarnya aku memberi hukuman pada kalian," ujar Rangga.

"Sekarang aku tanya untuk yang terakhir kalinya. Siapa yang mengoplos obat untuk pasien di VK6? Jika tidak ada yang mengaku, maka aku akan menganggapnya sebagai kesalahan yang dilakukan oleh tim. Jadi kalian semua harus menanggungnya."

Para mahasiswa menunduk. Cinta meremas tangannya. Sungguh bukan dia yang ngoplos obat itu. Dia tidak mengira bahwa obat itu tidak dioplos dengan aquabides malah dengan MgSO4. Seandainya dia tahu, tentu dia tidak akan menyuntikkan obat itu.

Di tengah keheningan itu, tiba-tiba saja seorang mahasiswa mengangkat tangannya. Dia adalah Ririn. "Saya mohon maaf, Dokter, sayalah yang mengoplos obat itu."

Cinta tercengung. Dia kira, Sumiatilah yang melakukan hal itu. Dia sungguh tidak menyangka pelakunya adalah Ririn.

"Sa-saya tidak begitu ingat, mungkin saya salah membedakan MgSO4 dengan aquabides karena botolnya mirip. Saya mohon maaf, Dokter. Semua salah saya," ucap gadis itu dengan mata berkaca-kaca.

Bu Diah yang sedari tadi diam tersenyum. Dia mendekati Ririn lalu menepuk bahu gadis itu. "Tidak apa, Rin. Syukurlah kamu mau mengakui kesalahanmu."

Bu Diah memandang Rangga lalu membungkuk. "Dokter, saya minta maaf. Semua ini terjadi atas kesalahan saya karena kelalaian saya dalam membimbing. Saya akan bertanggung jawab atas semuanya. Saya yang akan membuat laporan KNC-nya. Masa depan anak-anak ini masih panjang. Saya berjanji kesalahan seperti ini tidak akan berulang lagi kedepannya."

Rangga terdiam sejenak. Bu Diah ini memang bidan yang keren dan pantas untuk dihormati. Tidak banyak bidan senior yang mau membela mahasiswa atas kesalahan mereka seperti ini. Itulah salah satu hal yang membuat Rangga menghormati wanita itu. Maka Rangga pun mengangguk saja. Pada setiap kejadian seperti ini yang harus disalahkan adalah sistemnya. Maka sistem itu jugalah yang harus diperbaiki. SOP pemberian obat perlu ditegaskan kembali pada para mahasiswa agar kesalahan seperti hari ini tidak terulang lagi di masa yang akan datang. 

"Baiklah, tapi saya minta semua anak di sini mengumpulkan paper tentang farmakologi semua obat yang ada di ruang VK ini. Saya ingin mereka semua paham tentang kegunaan, dosis dan efek samping dari obat dengan baik. Agar kedepannya mereka lebih teliti dan hati-hati," putus Rangga.

Para mahasiswa itu mengelus dada. Mengerjakan paper lebih baik daripada harus mendapatkan nilai D sehingga mereka sangat bersyukur.

***

Up! Manteman ini 4 episode terakhir untuk season 1 ya. Season dua nanti diupdate bulan Mei.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love And Heart [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang