55

6.6K 1K 40
                                    

Seluruh mahasiswa yang bertugas pada shift kemarin sore berkumpul memenuhi ruang dokter. Ada empat orang, yaitu Catur, Mutia, Sumiati dan Ririn. Lita dan Cinta dan beberapa mahasiswa yang dinas malam pun tertahan di sana bersama dengan Rangga. Bukan hanya itu, Bu Diah dan Alfa juga turut serta. Cinta bertanya-tanya apa yang terjadi sampai Rangga mengumpulkan semua orang seperti ini.

"Sebagai kepala ruangan aku mau menyampaikan satu hal," ucap Rangga. "Tadi pagi, pasien di VK6 telah mengalami kolaps karena hipermagnesemia. Kulihat dari rekam medisnya. Terapi MgSO4 sudah dihentikan sejak kemarin siang. Jadi hanya antibiotik ceftriaxone saja yang diberikan pada pasien."

Rangga mengeluarkan kotak obat milik pasien dan menunjukkannya pada semua orang di ruangan itu. "Antibiotik ceftriaxone seharusnya dioplos dengan aquabides, tapi botol aquabides milik pasien masih utuh! Sementara MgSO4-nya tersisa sedikit," ucap Rangga.

Bu Diah terbelalak dan menutup mulutnya. "Jangan-jangan...."

"Ya! Ada yang salah mengoplos ceftriaxone dengan MgSO4! Dan menyebabkan pasien overdosis dan mengalami hipermagnesemia!" tegas Rangga.

Suasana di dalam ruang dokter tegang seketika. Rangga memandangi orang di dalam ruangan itu satu persatu.

"Sekarang aku tanya pada kalian! Siapa yang mengoplos obat untuk pasien ini!" 

"Tapi Dokter, obat itu masuk malam, kan? Kenapa Dokter bertanya pada kami? Kan seharusnya yang menyuntikkan obat itu anak shift malam," protes Mutia yang ternyata punya nyali.

"Cinta yang menyuntikkan ceftriaxone pada pasien mengatakan bahwa obat sudah dioplos ketika dia hentak menyuntikkannya."

Semua mata langsung beralih pada Cinta. Gadis itu tampak tercengung. Sepertinya dia sendiri baru menyadari efek fatal dari obat yang telah disuntikkan. Jadi ini alasannya kenapa Rangga mengumpulkan semua orang?

"Dokter, saya keberatan!" Mia mengangkat tangannya.

"Kenapa?" tegur Rangga.

"Untuk apa kami mengoplos obat itu yang seharusnya menjadi tanggung jawab shift malam? Bisa saja, Cinta mengarang cerita untuk melindungi dirinya sendiri!" ucap Mia.

Cinta mengerutkan kening. Dia memandang Mia dengan jengkel. Kurang ajar! Orang ini sengaja menyudutkannya. Apa jangan-jangan dia yang salah mengoplos itu?

"Sa-saya sepakat dengan Mia," lirih Ririn dengan terbata. Netra Cinta terbeliak. Kenapa Ririn ikut-ikutan juga. Padahal cewek itu cukup akrab dengannya.

"Saya tidak sepakat, Dokter!" elak Lita. "Saya juga malam itu ikut menyuntikkan obat itu bersama Cinta. Malam itu obatnya memang sudah dioplos!" 

"Kalian berdua yang menyuntikkan obat itu, jelas saja kalian mengarang cerita dan tidak mau mengaku, bahwa kalian salah oplos!" tuduh Mia.

"Hei! Kami nggak akan melakukan hal serendah itu!" geram Cinta.

Rangga terdiam. Dia memandangi Cinta yang berseteru dengan Mia. Dia menarik napas panjang kemudian memotong.

"Sudah cukup," ucap Rangga sehingga suasana kembali hening. "Sekarang aku tanya sekali lagi, siapa yang mengoplos obat untuk pasien di VK6?"

***

Terima kasih votes dan komennya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love And Heart [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang