7

22.1K 2.3K 78
                                    

"Kamu maafin adikku nggak?" ulang Nurani.

"Kalau besok kamu traktir aku makan siang," tegas Rangga oportunis.

Nurani tertawa kecil. Tawa yang manis dan lembut. Membuat emosi Rangga menguap entah ke mana.

"Oke, deh!"

Cewek itu lalu menoleh pada adiknya. Cinta segera menunduk dalam penuh penyesalan. "Maafkan, saya, Dok."

Tatapan lembut Rangga berubah tajam ketika memandang mahasiswi itu. Otaknya jadi memikirkan rencana jahat untuk mempermainkan adik Nurani itu nanti.

***

"Kamu tadi bully adikku, ya? " tegur Rani saat mengantarkan Rangga kembali ke balkon kamarnya sendiri.

Mata Rangga melebar. Dia tidak menyangka dirinya langsung dilaporkan. Dasar bocah sialan! Namun Rangga menanggapi dengan sinis.

"Kenapa emangnya! Bahaya kan kalau bidan nggak bisa membedakan obat lalu menyuntikkan obat yang salah. Pengeta-huan itu penting biar dia lebih berhati-hati dan waspada!" tekan Rangga.

Nurani tertawa ringan. Dalih Rangga terlalu baik sehingga dia kehabisan kata.

"Baguslah, tolong didik dia dengan baik. Aku harap kamu nggak sengaja bully dia karena dendam sama aku."

Rangga terdiam. Jadi cewek itu tahu diri juga. Fakta itu membuat Rangga semakin jengkel.

"Kenapa aku harus punya dendam sama kamu?" tanya

Rangga pura-pura bodoh.

Nurani mengangkat bahu. "Mungkin karena kamu sering aku tolak." Cewek itu bersedekap untuk melindungi tubuh dari hawa dingin.

"Ngomong-ngomong soal itu, kamu belum jawab aku dari kemarin," ujar Rangga mengingatkan.

"Rangga," lirih Rani. "Kamu nggak usah nanyain hal itu terus. Biar berapa kali pun jawabanku bakal tetep sama. Jangan buang-buang waktu buat cewek kayak aku."

"Emangnya kamu itu cewek kayak gimana?" kejar Rangga kesal.

"Kamu sudah tahu aku, Rangga. Aku nggak akan bisa balas perasaan kamu. Maaf."

Rangga tertawa dengan jengkel. "Kalau begitu aku bakal balas dendam sepuasnya. Adikmu benar-benar bakal aku aniaya," ancam Rangga.

Nurani malah tersenyum. "Aku tahu kamu nggak bakal tega ngelakuin itu. Kamu itu terlalu baik, Rangga."

"Lihat saja nanti!" tegas Rangga penuh tekad.

Dari balik pintu, Cinta terperanjat. Dia tak sengaja mendengar semua pembicaraan dokter killer dengan kakaknya. Maksudnya hanya mau meminta maaf sekali lagi sambil memberikan cokelat yang dia simpan. Nggak tahunya dia malah mendengar perdebatan sengit sang kakak dan tetangga itu. Ck! Ternyata benar apa yang dia pikirkan! Dokter ini memang punya dendam pribadi padanya.

Dasar dokter baperan! Masa membawa-bawa urusan

pribadi pada pekerjaan. Nggak profesional banget!

Cinta semakin jengkel melihat kakaknya tidak mau melindungi, justru menantang. Kenapa sih dia harus terjebak diantara dua orang kejam ini! Cinta punya salah apa sama mereka! Sungguh Cinta tidak habis pikir.

Cinta mengepalkan tangan. Lihat saja nanti! Emangnya mereka pikir Cinta bakal mengikuti permainan mereka? Tidak akan! Dia akan belajar lebih rajin supaya Rangga nggak punya celah untuk mengganggu lagi!

***

Votes dan komen dong guys... Kok sepi banget huhuhu.

Btw nama Prof Sarwono ayahnya cinta aku comot dari penulis kitab suci kebidanan ini hahahahah. Maaf ya Bapak sembarangan pake nama Bapak buat tokoh saya. Heheheheh.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Numpang promo ya guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Numpang promo ya guys. Yang minat bisa langsung ke Shopee 27bookstore.

 Yang minat bisa langsung ke Shopee 27bookstore

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Love And Heart [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang