Chapter 19

12.6K 376 63
                                    

Sebulan berlalu, waktu begitu cepat untuk dinikmati. Dalam kesepian juniornya yang terbengkalai, Johnny cukup mendapatkan obat sementara dari lidah dan saliva Taeyong. Menikmati adalah satu-satunya cara untuk bisa bebas dari penderitaan. Hingga desahan terakhir yang terdengar di telinga Johnny, dia masih menjaga kesucian penisnya hanya untuk hole Jaehyun.

Sembari membenarkan letak kerahnya, Johnny berbincang dengan kliennya yang berada di luar Chicago, tepatnya Michigan City. Aroma perjalanan ke luar kota mulai tercium saat kliennya meminta untuk sebuah pertemuan.

“Kami akan siapkan Wet Burrito andalan kota kami, pak,”

Bukan klien super Namanya jika tak bisa meminta kedatangan seorang Johnny dengan penawaran menarik. Wet Burrito yang terkenal dari daerah Michigan cukup membuat Johnny sanggup untuk repot melakukan perjalanan. Bukan hanya itu, kliennya sekarang menjanjikan keuntungan yang besar untuk perusahaan Johnny.

Berjarak satu jam perjalanan via pesawat terbang, Johnny dengan berat hati meninggalkan istrinya dan menitipkannya ke rumah sang ibu mertua. Sehun. Di tempatnya, Jaehyun akan mendapatkan penanganan yang tepat.

“Maafkan aku harus melakukan perjalanan, sayang,” keluh Johnny di depan istrinya.

“Maafkan aku harus melakukan perjalanan, sayang,” keluh Johnny di depan istrinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


“Bersama siapa kau ke Michigan, John?,”

“Yuta, Taeyong dan Ten, asisten Yuta. Sementara aku melakukan perjalanan dinas, kau akan kuantar ke rumah ibu Sehun,”

“Okay. Pastikan kalian menginap di kamar yang terpisah,”

 Pastikan kalian menginap di kamar yang terpisah,”

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


“Iya, sayang,”


Perjalanan pun terjadilah. Mereka berempat meluncur ke kota Michigan dengan pesawat terbang sesuai rencana. Sesampainya di kota tujuan, mereka memasuki sebuah hotel berbintang yang terkenal mewah. Taeyong mengurus administrasi bersama Johnny, sementara Yuta dan Ten menunggu di ruang tunggu hotel.

“Mohon maaf, bapak. Kamar kosong yang tersisa tinggal dua. Kami baru saja mendapat reservasi sebelumnya,” kata seorang resepsionis.

Terdiam sejenak, Johnny mengambil keputusan cepat di sana tak sampai satu menit. Akhirnya Johnny tetap memesan dua kamar yang tersisa. Taeyong melirik senang melihat Johnny.

Mmmhhh Aaahhh (End)Where stories live. Discover now