Chapter 18

11.3K 354 51
                                    

Johnny kembali dari pertemuannya dengan Taeyong. Semuanya telah dibereskan oleh pelayannya. Dia bergegas ke kamarnya untuk melihat istrinya. Rupanya Jaehyun tengah terlelap dalam damai tidurnya.


Johnny mencium kening istrinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Johnny mencium kening istrinya. Sesingkat waktu ia mengelus rambut Jaehyun, hingga membangunkannya.


“Kau sudah kembali, John?,”“Sudah, sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Kau sudah kembali, John?,”

“Sudah, sayang. Maaf aku mengganggu tidurmu,”
Jaehyun tersenyum dan meminta Johnny segera tidur bersamanya. Mereka pun tidur bersama dalam pelukan. Jaehyun memejamkan matanya yang nyaman dalam pelukan suaminya. Sementara Johnny mengelus kepa istrinya dengan penuh cinta.

“Cintaku tetap untukmu, Jaehyun,” Johnny membatin.


Esok menyongsong menghadirkan Jaehyun yang menyiapkan keperluan kantor dan sarapan untuk Johnny. Senyumnya terukir Ketika melihat suaminya keluar dari kamar mandi dengan handuk yang setengah menutupi bagian tubuhnya.

“Jangan berpikir mesum, kamu,”

Jaehyun menggeleng sembari tak menghilangkan senyumnya.


Sebuah kecupan masih terasa di pipi Johnny saat mobilnya meluncur untuk mengantarnya ke kantor. Johnny tersenyum sendiri sembari mengelus pipinya. Tapi tiba-tiba sebuah pesan mengagetkannya. Dari Taeyong.

Pak, sudah berangkatkah?

Oleh Johnny tak digubrisnya. Ia tetap mengenang ciuman manis dari istrinya. Tapi tak disangka Taeyong menelponnya.

“Pak, apa kau sudah berangkat ke kantor?,”

“Sedang di jalan,”

“Bisa kita berangkat bersama?,”

“Ehmm.. oke deh,”

Johnny menjemput Taeyong ke rumahnya. Mereka pun berangkat bersama dalam satu mobil. Nampak Taeyong membawa tempat makan yang lumayan besar, mungkin cocok untuk lebih dari satu orang.

“Pak, saya bawakan bekal makan siang untuk bapak. Nanti kita makan di ruangan bisa, kan?,”


Sesampainya di Gedung megah tempat mereka bekerja, Taeyong berjalan di belakang Johnny. Menyamai langkahnya terkesan harmonis. Mereka memasuki lift yang telah dimasuki satu karyawan. Senyum ramah menyapa mereka, begitupun Johnny yang tak segan menanyakan kabar karyawannya. Disambut hormat dan senyum oleh karyawannya. Lalu mereka menunggu lift meluncurkan ke tempat tujuan.

“Pak, terima kasih untuk tadi malam,” ucap Taeyong tiba-tiba yang berdiri di depan karyawan itu.

Johnny mengangguk. Sementara karyawan itu yang mendengar ucapan Taeyong yang ambigu berespon. Matanya membesar, terlihat di pintu lift yang transparan. Lalu dia berdehem.

“Terima kasih sudah mengantarku pulang,” lanjut Taeyong.


“Huft…,” Johnny menghela napas keras.

Mmmhhh Aaahhh (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang