Chapter 28 : Kejahilan Kay

129 49 227
                                    

Haiii... Kembali lagiiii
Bawaannya happy aja kalau update, itu tandanya kita kembali dipertemukan hihi.
Enggak usah berlama-lama lagi kali ya? Cus ajaa kita saksikan kelanjutan kisah Rion dan Kay!!
Happy Reading and Enjoy!

“Hai, cantik!” sapa kurir konyol yang tak lain adalah Rion, membuat Kay terkejut bukan main akan kedatangan Rion yang tiba-tiba.

Kay masih tak percaya dengan semua ini. Jadi, kurir yang Kay anggap penggemar sasaeng itu adalah Rion? Si pendiam dan kejam yang tadi pagi baru saja melontarkan kata-kata terpedas untuk Kay, sampai-sampai membuat Kay galau seharian.

Mengetahui akan Rion yang ternyata kurir konyol yang selalu menyapa Kay dengan 'Hai Cantik', bukan suatu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang ada di benak Kay. Bahkan hal itu menimbulkan kian banyak pertanyaan lagi di benaknya.

Kenapa mesti jadi kurir? Kenapa sikapnya saat menjadi kurir lebih manis dan lembut dibandingkan menjadi seorang siswa SMA Lima Sila? Kenapa selalu bersikap manis dan sok misterius saat menjadi kurir?

“Rion?” ucap Kay spontan. “Sebenernya ini ada apaan sih?!” sambung Kay bertanya dengan ketus.

“Iya... Gue Rion. Salam kenal ya, cantik!” Senyum Rion mengembang dengan sempurna.

“Maksud lo apaan sih? Tadi pagi lo berhasil buat gue galau dan overthinking. Dan sekarang... Lo malah gini. Plis! Gue benci main teka-teki kaya gini. Kapasitas otak gue minim!” keluh Kay merasa tertekan dengan semua ini.

“Gue sayang sama lo,” ungkap Rion dengan kedua matanya yang tertutup, seperti tak ada keberanian untuk menatap mata Kay.

Entah keajaiban dari mana, Rion berhasil mengungkapkan perasaannya pada Kay. Hanya saja, Rion belum bisa jika harus mengungkapkan siapa dirinya sekarang. Rion belum siap akan konsekuensinya.

“Gue benci sama lo!” tegas Kay, amarahnya menggebu-gebu. Matanya memerah, bahkan wajahnya pun ikut memerah. "Lo mau mempermainkan gue, 'kan?! Gue bukan boneka yang bisa lo permainkan kaya gini."

“Gue kangen banget sama lo, Kaila.”

Kay tertegun, meresapi setiap kata yang keluar dari mulut Rion. “Kita aja enggak pernah deket. Lo enggak usah mengada-ada, kurir konyol sekaligus siswa kejam!” cerca Kay pergi meninggalkan Rion.

“Bener-bener aneh!” gerutu Kay. Lalu masuk ke dalam rumah dengan emosi yang masih menggebu.

***

Rion melemparkan tubuhnya pada tempat tidur. Sekarang, waktu bagian Rion menggalau. Ia tak menyangka jika ulahnya tadi mampu membuat Kay begitu marah padanya. Bagaimana ia bisa memberitahu Kay akan siapa dirinya, Kay saja terlihat sangat membencinya. Untuk ke dua kalinya Rion kembali merasakan sakit di hatinya, lagi-lagi karena Kay.

“Selama ini gue enggak pernah deketin cewek. Baru tau serumit ini,” keluh Rion sembari menatap kosong langit-langit kamarnya.

“Bukan rumit, lo yang salah strategi,” timbrung Audina yang mendengar ucapan Rion.

Saking bersedihnya, Rion sampai lupa menutupkan pintu kamarnya. Padahal ia tak pernah lupa untuk menutup pintu kamarnya. Hal itu membuat Audina bisa mendengar jelas setiap keluhan yang Rion katakan pada dirinya sendiri.

“Kak?! Kok lo bisa masuk ke kamar gue?” heran Rion menatap Audina dengan tatapan terkejut.

“Bisalah! Orang pintu kamarnya aja enggak dikunci sama sekali, terbuka lebar. Mungkin memang terbuka lebar untuk gue masuk.” Audina mengangkat sebelah alisnya.

Past Courier (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang