11. Noceur

247 58 3
                                    

Sekolah SMA yang baru serasa kemarin tanpa disadari sudah berjalan berbulan-bulan. Saddam mulai menerima dengan lapang dada kehidupan sekolahnya yang mulanya sangat asing dan ia sesali. Terlebih susah sekali beradaptasi dengan teman-temannya yang tidak normal. Ingat kan? Kalau Saddam punya teman sejenis Haidar, Juno, Jimmy, dan Azahra. Mereka semua adalah spesies baru. Saddam yang awalnya manusia biasa sekarang menyatu dengan spesies tidak normal itu.

"Dam, ulangan lo dapet berapa?"

Kelas 10 IPA 1 baru saja ulangan fisika. Saddam duduk di kursinya saat Dewa menghampiri menanyakan nilainya.

"Gue dapet 95, cuma salah satu doang." Saddam menjawab. Menunjukkan selembar kertas ulangan yang sudah diberi nilai.

"Mantap! Hebat sekali dikau!" Dewa mengacungkan jempol, lalu dengan sedikit sedih memberitahu Saddam bahwa nilainya 75.

"Masih KKM, nggak papa Dew. Santai aja." Saddam menyemangati wakil ketua kelasnya. Siapa tahu jika Saddam baik kepada anak itu esok hari dia akan dapat pisang krispi kekinian cuma-cuma.

Saddam melirik meja Haidar. Kertas ulangan anak itu tergeletak sembarang di tumpukan bukunya. Nilainya 100. Tentu saja.

"Dar, simpen kek kertas ulangan lo."

"Nanti aja."

"Ilang baru tau rasa."

"Nggak akan."

Saddam bergerak cepat memindahkan kertas ulangan Haidar ke dalam tas anak itu. Tas hitam Adidas yang kalau Saddam raba-raba kain dan retsletingnya sepertinya asli. Tuan muda masa pakai barang KW, cicak akan tertawa.

Kalau kalian bertanya ada apa gerangan Saddam baik sekali mengamankan kertas ulangan Haidar, jawabannya sederhana. Nilai 95 yang Saddam dapatkan bukan karena ia pintar pelajaran fisika. Tetapi karena teman sebangkunya yang pintar mata pelajaran itu. Haidar mengerjakan 20 soal hanya dalam setengah jam. Lalu membiarkan Saddam yang duduk di sebelahnya menyalin, dengan catatan satu nomor Saddam harus mengerjakan sendiri.

Bisa ditebak kan? 19 soal yang Saddam salin dari jawaban Haidar betul semua. Dan 1 soal yang dia kerjakan sendiri jawabannya salah. Saddam sampai heran, apa sebenarnya dia seotak udang itu?

Saat selesai ulangan tadi Haidar membantu Saddam memberitahu dimana letak salahnya, bagaimana bisa perhitungannya salah. Haidar dengan sabar menjelaskan bagaimana cara menyelesaikan soal semacam percepatan partikel dalam kinematika vektor.

"Saddam lo salah di sini, lo lupa di sini, ini harusnya jadi turunan pertama dari fungsi percepatan. Terus kalo lo mau nyari kecepatannya lo bisa pake rumus integral dari fungsi percepatan. Lo salah pake rumus, Dam."

Saddam menggaruk tengkuk. Haidar bilang apa sih ya Allah?

"Paham?"

Saddam menggeleng, "Enggak, Dar. Coba-coba jelasin sekali lagi."

Dan setelahnya Haidar menjelaskan sampai empat kali sampai Saddam paham.

Ternyata ada gunanya juga Haidar di hidup Saddam. Saddam tidak akan lagi berpikir untuk memutuskan persahabatannya dengan anak itu. Saddam akan memelihara hubungan yang baik dengan Haidar. Kalau bisa. Soalnya Haidar lebih sering minta dihajar dibanding diperlakukan baik-baik.

"Dam, lomba volinya mulai jam berapa?" Haidar yang sibuk dengan ponsel warna merah menyala miliknya bertanya, sungguh seleranya nyentrik sekali.

"Jam setengah sepuluh. Abis kelar istirahat pertama."

"Cewek lo ikut main?"

Tuh kan Haidar minta dihajar.

"Cewek gue yang manaaaa???"

From Me, Your NeverlandWhere stories live. Discover now