09. Yellow

257 58 77
                                    

Hal (buruk) baru yang Saddam pelajari semenjak SMA bertambah satu, absen dari pembelajaran kelas. Setelah sebelumnya kabur dari sekolah.

Hari ini Haidar ada presentasi untuk lomba karya ilmiahnya, dan ketua kelasnya itu meminta satu orang teman untuk menemaninya. Dengan mulut super ringan Haidar mengatakan kepada Bu Endang ia ingin Saddam yang menemaninya. Tidak perlu ditanya bagaimana ending-nya kan? Tentu, Saddam dengan ogah-ogahan tetap mau mengikuti keinginan Haidar. Membolos berkedok dispensasi.

Semenjak berteman dengan Haidar, Saddam semakin mendalami bacaannya mengenai 'Bagiamana Mengendalikan Emosi dan Amarah'. Pasalnya hampir setiap hari ketua kelasnya itu akan memancing emosinya. Sehingga Saddam harus menanamkan dalam hati sabda Nabi, bahwa orang yang paling baik adalah orang yang mampu mengendalikan amarahnya.

Contohnya sekarang. Setelah presentasi itu selesai Haidar memanggil Juno dan Jimmy ke kantin depan. Alasan yang Haidar gunakan untuk membawa double J kabur dari pembelajaran kelas sederhana: Maaf Bu, saya diperintahkan untuk memanggil Juno sama Jimmy. Hendak diskusi perihal karya ilmiah saya yang dipresentasikan hari ini. Dan dengan kalimat sederhana itu, guru kelas mempersilahkan Juno dan Jimmy pergi begitu saja. Tanpa pengurangan nilai izin kehadiran. Tanpa curiga siapa yang memerintahkan Haidar, karena tentu saja yang memberi perintah untuk memanggil Juno dan Jimmy adalah Haidar sendiri. Luar biasa.

Padahal yang kini mereka berempat lakukan di kantin depan tak lain dari berdebat omong kosong. Apanya yang diskusi mengenai karya ilmiah? Mereka sejak tadi hanya makan. Haidar dan dosa-dosanya yang kesekian kali. Saddam hanya bisa menepuk jidat.

"Lo tau karya ilmiah gue judulnya apa?" Itu pertanyaan yang Haidar lontarkan saat mangkuk mie ayam, piring batagor, nasi goreng, dan ikan salmon bakar di meja sudah habis.

"Nggak tau. Dan nggak mau tau," jawab Saddam, Juno dan Jimmy mengangguk sepaham.

"Anatomi Tubuh Manusia." Haidar memberi tahu suka rela. Jawaban dari Saddam sama sekali tidak didengarnya.

"Terus?" Jimmy mencoba antusias, meski wajahnya mengatakan dia tidak menaruh sedikitpun minat.

"Selama ngerjain karya ilmiah itu, ada beberapa hal yang jadi misteri dan pertanyaan besar buat gue."

"Hem. Apa?"

Haidar menegakkan duduknya, air wajahnya serius seolah dunia bisa berakhir jika masalah ini tidak menemukan jawabannya. "Menurut lo pantat manusia itu ada satu atau dua?"

Saddam memejamkan mata. Ah, jadi ini yang Haidar maksud dengan diskusi mengenai karya ilmiah miliknya. Pertanyaan dan orangnya sama-sama tidak bermutu.

"Ada dua sih." Mengejutkan, Jimmy menjawab dengan serius.

"Kalo kata gue ada satu, Jim." Haidar dengan pendapatnya.

"Dua, Dar. Kaki kita dua, otomatis pantat kita ada dua karena pantat itu nyambung sama kaki." Juno berargumentasi dengan gestur, menunjukkan bagian-bagian tubuhnya sebagai penjabaran.

"Bener, ada dua lah, Dar. Kan pantat ada di kiri sama kanan." Jimmy mengerutkan dahinya sampai berlipat-lipat, kedua alisnya bertaut sampai jadi satu garis.

"Nggak, lo berdua salah. Pantat manusia itu ada satu. Emang kalian pernah denger orang bilang; Silahkan, dua pantat kalian boleh duduk. Enggak kan? Pasti bilangnya cuma pantat, karena bentuk tunggal. Jadi, pantat manusia itu ada satu." Haidar mencoba mendebat dengan logika.

Jimmy gusar, posisi duduknya sudah berubah sebanyak tiga kali dalam semenit. "Dar, denger ya, pantat kita itu kan ada di kanan sama di kiri. Terus kan ada pemisahnya juga tuh di tengah-tengah, ada satu lubang yang jadi pemisah. Makanya pantat itu ada dua."

From Me, Your NeverlandWhere stories live. Discover now