Prologue

606 110 22
                                    


遇见

The day I met Rendy for the first time

·𖥸·

Day 1

[Masa Orientasi Siswa SMA Garuda]

Setelan seragam SMA yang masih licin dengan ukuran kemeja juga celana yang sedikit longgar, topi kerucut rumbai-rumbai setinggi 50cm terlihat konyol bertengger di kepala. Rangkaian rempah-rempah dapur seperti bawang putih, bawang merah, jahe dan kencur melingkar di leher menjelma menjadi kalung selamat datang. Name tag berwarna merah dengan tulisan bold super besar tertempel di dada. Sambil menahan rasa malu pada tampang diri sendiri langkah kaki membawa ke ruang OSIS hendak meminta tanda tangan kakak kelas.

"Namanya siapa, Dek? Dari gugus mana?"

Pertanyaan itu langsung menyambut begitu pintu ruang OSIS terbuka. Kakak kelas dengan tampang-tampang berkuasa melayangkan pandang kepadanya. Memberi kesan menyebalkan karena menjadikan dirinya sebagai pusat perhatian.

"Nama saya Rendy tapi biasa dipanggil Saddam dari gugus macan, Kak. Mau minta tanda tangannya wakil ketua OSIS."

Seseorang yang sedang duduk di kursi sebelah papan struktur keanggotaan OSIS melangkah maju. Wajahnya terlihat ramah, namanya entah siapa, tidak tahu, mungkin dia si Wakil Ketua OSIS yang sedang dicarinya.

"Cuma tanda tangan kan?" tanya kakak kelas yang menghampirinya, yang benar merupakan si Wakil Ketua OSIS. Dari bed nama di seragam laki-laki di depannya ini, ia punya nama yang amat bagus, Marko Arion Dirgantara. Ambooiiii! Sembari tersenyum seperti kasir bank, Kak Marko mengeluarkan pena dari sakunya.

"Suruh nyanyi atau yel-yel dulu, Ko! Jangan dikasih tanda tangan cuma-cuma, nggak seru!" celetuk kakak OSIS yang lain. Tolong jangan kasih ide aneh-aneh deh!

"Kasihan, lagian waktu istirahat mau abis bentar lagi," ujar cowok yang kerap disapa Koko menolak usulan rekannya, penanya sudah bergerak lincah di atas selembar kertas yang adik kelasnya sodorkan. Saddam bergembira dalam hati, memang Kak Marko, nama dan orangnya sama-sama bagus.

"Yaahhh nggak seruuu! Padahal yel-yel kan cuma butuh waktu 10 detik!"

Saddam melempar pandang pada anak OSIS yang terus menceletukkan hal-hal menyebalkan, laki-laki tinggi kekar dengan bed warna kuning bertuliskan Seksi Keamanan dan Konsumsi di lengan seragamnya. Namanya Saddam ingat sejak tadi pagi upacara pembukan Masa Orientasi Siswa (MOS) dimulai, kakak kelas yang paling meninggalkan kesan di hatinya karena banyak bicara dan tidak bisa diam, Lugas. Dari papan struktur keanggotaan OSIS yang dipajang besar-besar di tembok, kalau kata Saddam Kak Lugas namanya kebagusan, masa dia namanya Lugas Danial Arsalan? Itu mah terlalu keren. Tidak cocok dengan citranya yang pecicilan dan banyak bicara.

"Lagian kan Ko, mereka disuruh mintain tanda tangan anak OSIS kan karena dapat hukuman, dia tuh pasti ketahuan main hape waktu di kelas. Ko, lo nggak perlu berbaik hati setiap saat," ucap Lugas lagi. Membuat Saddam ingin mendoakan hal-hal baik untuk kakak kelasnya satu itu dalam hati, anak setan.

Memang benar, Saddam dapat hukuman karena dia melanggar satu peraturan selama MOS berlangsung, yaitu menyalakan ponsel di dalam kelas. Habisnya tadi bapaknya menelpon, memberi kabar kalau kucing tantenya telah melahirkan anak kembar, itu adalah kabar gembira yang harus disampaikan sesegera mungkin. Dan sialnya dia tertangkap basah, kakak OSIS yang bertanggung jawab mengawasi gugus macan melihatnya berbicara di telepon, membuatnya dijatuhi hukuman meminta tanda tangan wakil ketua OSIS SMA Garuda, menjengkelkan sekali. Awas saja kakak OSIS yang bernama Hendri Zaidan itu, meski dia penanggung jawab gugus macan, Saddam tidak akan patuh padanya.

From Me, Your NeverlandWhere stories live. Discover now