06. Ethereal

212 62 4
                                    

"Kamu itu kayak nggak nyata, Tuhan terlalu sempurna menciptakan manusia kayak kamu. Gimana bisa aku nggak jatuh cinta?"

****

Saddam berjalan ke ruang klub Tahfidz-nya. Hari ini dia harus setoran hafalan baru, juz 30 sudah selesai dia hafalkan dalam waktu dua minggu. Karena kebanyakan surah pendek sudah dia hafalkan sejak masih kecil, juz 30 tidak terlalu sulit, hanya beberapa kali perbaikan makhraj dan tajwid. Kini dia berada di tengah-tengah juz 29. Siang malam dia menghafal, berharap cepat bertambah hafalan Quran-nya.

Saat pintu dibuka semua orang melihat ke arahnya. Saddam mengucapkan salam, lalu dengan langkah pelan duduk di tempatnya yang biasa.

Namira sudah ada di sana, duduk tak jauh darinya. Melemparkan senyum manis menyambut Saddam. Lalu kembali lagi membaca bacaannya.

Saddam pun demikian, membuka Al-Quran kecil yang selalu dibawanya. Mulai membaca kembali, menghafal yang semalam, yang hari ini akan dia setorkan pada Ustadz Yusuf, pembina sekaligus pengajar klub Tahfidz SMA Garuda. Ustadz Yusuf ini lulusan Al Azhar, Kairo. Tahfidz 30 juz. Ilmu dan bacaannya tidak perlu diragukan lagi. Dan info paling penting, Ustadz Yusuf masih single, beliau di umurnya yang menginjak pertengahan dua puluhan belum menemukan jodohnya. So ladies, jika berminat bisa kirim CV-nya ke email yusufmuhammad@gmail.com. Tapi ingat, tidak perlu memaksakan diri.

Di hari pertama saat Saddam mengikuti kegiatan klub Tahfidz ini, Ustadz Yusuf mengatakan, "Allah menjamin penghafal Al-Quran dengan kemuliaan di dunia dan di akhirat."

Lalu beliau melantunkan Quran Surah Al-Ankabut ayat 49 dengan suara merdu nan indahnya yang membuat jiwa merasa sejuk.

"بَلۡ ہُوَ اٰیٰتٌۢ بَیِّنٰتٌ فِیۡ صُدُوۡرِ الَّذِیۡنَ اُوۡتُوا الۡعِلۡمَ ؕ وَ مَا یَجۡحَدُ بِاٰیٰتِنَاۤ اِلَّا الظّٰلِمُوۡنَ"

"Sesungguhnya, Al-Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang dzalim."

Seketika Saddam disadarkan. Mungkin pilihannya masuk ke dalam klub Tahfidz sudah benar. Meski dipilih dengan cap cip cup bersama Haidar, tapi ke depannya Saddam bisa serius mengikutinya. Lagipula ini untuk kebaikan dirinya, bukan untuk orang lain.

Saddam menunduk kian dalam. Meresapi bacaannya hingga nanti tiba gilirannya, Ustadz Yusuf akan memanggil namanya. Diam-diam, Saddam sesekali curi-curi pandang ke arah jendela, Kak Namira masih cantik dengan kerudung putihnya. Hehe.

➳༻❀✿❀༺➳

"Zahra sebelah kiri!"

"Nice kill!"

Teriakan itu diikuti tos dan kepalan tangan ke udara. Di penghujung kerongkongan yang makin kering, terik matahari hampir sirna, hanya tersisa panas dari sengatan cahaya pukul tiga sore. Hari ini klub voli putri SMA Garuda sedang berlatih di lapangan outdoor. Membuat sekolah ramai meski sudah satu jam lebih dari waktu pulang.

"Nih, minum."

Zahra menerima botol minum pemberian kakak kelasnya. Maura, manajer klub voli putri SMA Garuda.

"Makasih, Kak. Tau aja lagi haus."

"Tau dong, muka lo aja udah pucet gitu. Minum yang banyak."

Azahra mengangguk. Meluruskan kakinya dan duduk di atas paving. Memindahkan botol ke tangan kanan, lalu mulai meneguk air mineral yang sebenarnya tidak ada manis-manisnya itu.

From Me, Your NeverlandWhere stories live. Discover now