40- 200 Lilin SMA Lintang Angkasa

Começar do início
                                    

"Kenapa penyesalan selalu datang di akhir?" Tanya Sean pada Chiko.

"Yaelah bro, kalo penyesalan datang di awal namanya pendaftaran dong?" Jawab Chiko.

Sean menghela napasnya kembali, "salah gue pada keluarga Samuel sangat banyak Ko, nyokap gue yang selalu manfaatin bokap dia, dan gue udah merusak orang!" Kata Sean.

Chiko menepuk pundak Sean lalu tersenyum ke arahnya. "Gue tau apa yang lo rasakan, tapi setidaknya lo meluruskan apa yang udah lo lakukan pada mereka."

"Percuma! Gue udah minta maaf sama Ara, tapi dia gak mau maafin gue!" Ujar Sean.

"Mungkin, dia perlu waktu untuk memaafkan lo! Sean, memaafkan seseorang itu harus dengan hati yang tulus, gak semudah mengatakan gue minta maaf sama lo ya, atau gue suka sama lo!" Nasihat Chiko membuat Sean menatapnya dengan nanar.

"Udah, lo laki jangan sok melow gitu! Nih, ambil. Nyalain kalo udah di suruh," imbuh Chiko dengan memberikan lilin tersebut pada Chiko.

Sean menerima lilin tersebut dari tangan Chiko.

"Lakukan apapun yang menurut lo benar!" Kata Chiko dengan menepuk pundak Sean.

***

Malam harinya tepat pukul tujuh malam, semua siswa kelas sebelas dan kelas dua belas berkumpul di tengah lapangan yang sangat gelap tanpa ada penerangan cahaya apapun. Hanya ada bintang dan juga bulan purnama.

Di tengah-tengah lapangan, dipimpin oleh ketua OSIS SMA Lintang Angkasa. Mereka semua akan mengadakan acara inti dari camping ini. Sangat berbeda dari camping sebelumnya. Karena OSIS terinspirasi dengan kalimat yang ditulis oleh seseorang.

"Selamat malam," ucap ketua OSIS pada semua siswa yang berkumpul di tengah lapangan.

"Lima detik akan saya ucapkan. Ketika hitungan saya habis, nanti akan ada lilin pertama dari sisi kanan barisan kalian. Lalu, kalian akan menyalakan lilin tersebut secara bergantian! Ingat, jangan berebut dalam menyalakan lilin. Kalian semua mengerti?" Struktur ketua OSIS pada mereka semua.

"Mengerti!" Serempak seluruh siswa yang sudah membawa lilin satu persatu dan tidak lupa, bawahnya telah dilapisi alas. Sehingga mereka aman dan tidak akan terkena lelehan lilin tersebut.

"Beriringan dengan menyalanya lilin secara bergantian, saya akan mewakili seseorang yang telah menulis puisi ini! Puisi ini ditujukan untuk perlombaan besok, tapi dia tidak bisa datang. Hingga akhirnya, kami memutuskan untuk membacakan puisi ini di depan kalian semua," ucap ketua OSIS tersebut.

Perwakilan lilin pertama telah dinyalakan. Kemudian ketua OSIS SMA Lintang Angkasa mulai menghitung mundur.

5

4

3

2

1

Lilin pertama diarahkan pada lilin yang ada di sebelahnya. Begitupun seterusnya hingga lilin terakhir. Dan untuk itu, ketua OSIS mulai membacakan puisi dengan pelan dan penuh penghayatan.

Kabut Kedamaian

Di sini
Malam berkabut ditemani dengan api kecil
Bintang yang menyapa
Tentang pahitnya kata PAMIT
Dan sunyi nya kata SEPI

Di tempat ini pula
Ada seorang pahlawan kecil dengan menyapa kata hai pada diriku
Dari situlah, persahabatan kita di mulai

Beriringan dengan waktu yang terus berjalan
Ada rasa yang tak pernah tersampaikan
Tentang rasa suka, rindu, dan nyaman

Lalu di tempat lain
Ada bunga yang selalu dijaga keindahannya
Kemudian, bunga itu dilayu kan oleh seseorang yang aku kenal
Menatap bunga yang sudah layu itu rasanya seperti duri
Kecil tapi menyakiti

Andai malam ini bisa mengerti
Betapa pahitnya rasa sepi
Rasa yang terus tumbuh di dalam hati ini
Selalu menyakiti diri sendiri

Katakan pada semesta
Dengan datangnya rembulan ini
Maka kata maaf itu datang untuk orang yang telah melayu kan bunga yang selalu aku jaga

Tenanglah
Kepergian ini bukan bermaksud untuk menyakiti siapapun
Tapi masa inilah yang telah berakhir sampai di sini

"Tertanda, Samuel Sefario Nasution!" Ucapnya.

***

T.B.C

Maap gaes cuma sedikit. Karena lagi agak gak mood nulis hehe. See you di part selanjutnya

Chegaste ao fim dos capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Jul 14, 2022 ⏰

Adiciona esta história à tua Biblioteca para receberes notificações de novos capítulos!

A STORYOnde as histórias ganham vida. Descobre agora