37 - Hal Besar

149 7 0
                                    

Kalau nanti ada apa-apa sama lo, panggil nama gue aja. Nanti gue akan hadir untuk menemani

-Samuel Sefario Nasution-

***

WhatsApp

Samuel

Ra
Lo di rumah?

Ara

Iya kak

Setelah di balas oleh Ara, cowok bertubuh tegap dengan tinggi 186 cm itupun langsung meninggalkan pekarangan rumahnya untuk menuju rumah baru kakaknya. Itupun atas suruhan mamanya karena dia khawatir memikirkan Ara yang ditinggal sendirian di rumah. Hingga akhirnya ia di suruh oleh mamanya untuk menemui Ara dan menemani dia sampai kakaknya pulang.

Namun, Samuel tidak langsung pergi ke rumahnya Ara. Ia berhenti terlebih dulu ke sebuah toko kue yang bersebelahan dengan toko boneka yang sangat lengkap di sana. Cowok itu memasuki toko roti dan memesankan roti coklat kesukaan Ara. Setelah itu, ia memasuki toko boneka dan melihat boneka yang sangat bagus untuk Ara.

Samuel melihat satu per satu boneka yang ada di sana. Mulai dari berbentuk tayo, bear, panda, sapi, dan masih banyak lagi. Namun, sorot matanya tertuju pada boneka gurita yang bisa di bolak-balik sesuai dengan mood. Lucu, pasti Ara suka. Pikir Samuel.

Samuel membawa boneka gurita yang cukup besar itu dan meletakkannya ke dalam mobilnya. Ia menaruhnya di belakang mobil kemudian melanjutkan perjalanannya menuju rumah kakaknya.

Di tengah perjalan, Samuel melihat sebuah bukunya yang telah ia simpan beberapa hari di jok mobilnya. Dan ya, ia datang ke rumah Ara bukan hanya satu tujuan. Melainkan banyak yang harus ia berikan pada dia. Entah mengapa, Samuel sangat ingin memberikan buku yang ia tulis sendiri pada Ara.

Sesampainya di pekarangan rumah, Samuel memasukkan bukunya ke dalam kantong paper bag bersamaan dengan roti coklat yang ia beli. Kemudian ia juga membawa boneka gurita untuk masuk ke dalam.

Namun, Samuel mengernyitkan dahinya kala ia memencet bel rumah itu berulang kali tapi tidak ada yang membukanya. Ia juga mengetuk pintunya dan memanggil nama Ara.

Di balik jendela, Ara bingung harus melakukan apa. Pesan yang ia dapat dari suaminya jika tidak boleh membukakan pintu rumah siapapun itu orangnya. Tapi kali ini Samuel tengah mengunjungi rumahnya.

Dering ponsel Ara terdengar lalu ia mengangkat telepon tersebut yang berasal dari Samuel.

"Halo kak?" Kata Ara.

"Lo gak apa-apa?"

"Gak apa-apa kak,"

"Buka pintunya sekarang!"

"Jangan kak, nanti mas Dimas marah!" Ucap Ara dengan melihat Samuel yang ada diluar.

"Kenapa?"

"Tadi dia berpesan gak boleh buka pintu siapapun itu,"

"Buka sekarang, Ara, kakak gak akan marah kalo gue yang datang."

"Bener ya?"

"Iya Ara,"

Setelah itu, Ara mematikan teleponnya dan langsung membukakan pintu rumahnya.

"Sepertinya kakak kurang spesifik ngasih tau lo!" Kata Samuel serasa masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa ruang tamu.

"Maksudnya?" Tanya Ara polos.

A STORYWhere stories live. Discover now