38 - Samson Gugur

148 8 0
                                    

Maaf banget karena baru bisa up karena di sini masih ada tugas juga yang harus diselesaikan. Maaf ya:)

Sebagai gantinya, besok Minggu up balik untuk menebus tidak up beberapa minggu hehe

Udah gitu aja, gak perlu panjang-panjang.

***

Oh akan jadi bintang, gue pamit ya. Jangan rindukan gue, ikhlasin kepergian gue

-Samson-
Samuel Sefario Nasution

***

Brak!

Mendengar suara kecelakaan, Ara semakin khawatir. Ia berjalan dengan cepat untuk melihat kecelakaan yang melibatkan pejalan kaki serta mobil dengan kecepatan tinggi.

Ara melihat darah yang sangat banyak di jalanan. Sorot matanya tertuju pada pakaian yang dikenakan oleh korban. Dia memakai kemeja hitam dengan garis-garis besar bewarna putih. Persis sekali dengan pakaian yang dikenakan oleh Samuel.

"Maaf pak, kecelakaannya laki-laki atau perempuan ya?" Tanya Ara pada salah satu di antara mereka.

"Laki-laki mbak, mungkin seumuran dengan mbak!" Jawabnya.

Seumuran dengannya. Perasaan Ara semakin tidak karuan memikirkan Samuel yang tidak ada di sana. Pada akhirnya, ia membelah lautan manusia untuk melihat apa benar jika itu adalah–

Ah tidak. Itu tidak mungkin. Samuel akan baik-baik saja hari ini.

Mata Ara mulai memerah kala melihat tubuh laki-laki itu tergeletak di jalan dengan darah yang menutupi tangan dan juga wajahnya. Dan ia juga dapat melihat jika laki-laki itu mengenakan jam tangan bewarna hitam dan gelang yang bertuliskan Samuel.

Satu nama berhasil membuat Ara lemas. Kaki dan tangannya mulai bergetar saat mengenali laki-laki itu lewat gelangnya. Samuel. Nama orang yang dia kenal dan juga sangat baik sama dia.

"KAK SAMUEL!" Pekik Ara lalu mendekat ke arah Samuel dengan menepuk wajah Samuel yang hampir berlumuran darah.

Semua orang terkejut dan berbisik mengenai korban kecelakaan itu.

"Kak, bangun kak!" Kata Ara dengan menepuk pipi Samuel.

Namun, laki-laki itu masih memejamkan matanya.

Ara panik dan langsung memeriksa nadi di tangan Samuel. Ara sedikit bersyukur saat ia dapat merasakan denyut nadi Samuel.

"Kak, bangun kak! Kak Samuel," kata Ara.

Mendengar namanya dipanggil samar, Samuel mulai membuka matanya secara perlahan dan melihat Ara yang sudah ada dihadapannya saat ini.

"Ara," panggil Samuel pelan.

"Kak, kakak, kak Samuel akan baik-baik aja sekarang, kak gak boleh tidur sekarang. Aku akan memanggil mas Dimas sekarang juga," kata Ara lalu mengeluarkan ponselnya dan menghubungi suaminya. Namun, ponsel Dimas tidak dapat dihubungi saat ini.

"Ra," panggil Samuel pelan.

"Tenang kak, tenang! Semua akan baik-baik aja, tenang," kata Ara.

Lagi dan lagi, nomor ponsel Dimas tidak dapat dihubungi saat ini. "Kenapa sih mas? Angkat dong!" Kata Ara dengan meneteskan air matanya.

"Apa sudah memanggil ambulance?" Teriak Ara pada semua orang yang ada di sana.

"Iya mbak sudah, tenang dulu ya. Sebentar lagi," jawab perempuan yang ada di sana.

A STORYWhere stories live. Discover now