25 - Down

163 8 0
                                    

Malam harinya, Ara tengah berada di dalam kamar Samuel dan menatap cowok itu dengan intens. Ia menemuinya karena Ara ingin tahu apa alasan dia berantem dengan Sean itu karena adiknya? Jika memang benar, maka Ara akan berusaha untuk menghentikan Samuel agar dia tidak terlibat pertengkaran dan juga terlibat kasus di sekolahnya.

"Kak Samuel, aku ingin tau apa benar kamu berantem sama kak Sean tadi pagi?" Tanya Ara pada Samuel hingga membuatnya mengangkat alisnya sebelah.

"Kak jangan diam aja dong, jawab!" Imbuh Ara.

"Iya, kenapa?" Jawab Samuel singkat.

Ara kembali menghela napasnya setelah mendengar jawaban dari cowok itu.

"Apa alasannya karena Elisa?" Tanya Ara kembali.

"Hm,"

"Kak, udah ya jangan berantem mulu! Ingat kakak yang udah kelas dua belas dan sebentar lagi ada ujian, aku gak mau lihat kamu bertengkar terus sama dia!" Kata Ara pada Samuel.

Cowok itu terlihat menatap Ara dengan intens dan mendengarkan semua perkataan Ara.

"Kak Samuel, maafkan dia!" Pinta Ara dengan menundukkan kepalanya.

"Semudah itukah? Ara, memaafkan orang belum tentu membuat keadaan berubah seperti dulu! Gak akan, Ara. Hidup lo udah di rusak, dan lihat lo sekarang. Lo nikah dengan orang yang gak pernah mencintai lo sama sekali, lo harus di rumah mengurus semua pekerjaan rumah sedangkan teman-teman seumuran lo sekarang bersenang-senang dan sekolah!" Kata Samuel.

Ara terdiam mendengar perkataan Samuel.

"Memaafkan butuh hati yang ikhlas! Kalo dipaksa memaafkan, percuma. Semuanya akan sia-sia!" Imbuhnya.

"Tapi setidaknya mencoba daripada tidak sama sekali!" Kata Ara dengan menatap Samuel.

"Dengar Ra, meskipun lo udah memaafkan Sean, luka yang lo terima masih terus membekas hingga lo hidup!" Kata Samuel.

"Sorry Ra, gue gak mudah memaafkan orang yang telah merusak hidup orang lain, apa lagi dia terus dekat dengan orang-orang yang gue sayang saat ini!" Imbuhnya kemudian pergi meninggalkan Ara dengan membawa kunci motor sportnya.

Ara menatap kepergian Samuel dan terus-terusan mengingat perkataan Samuel tentang dirinya.

Memaafkan orang belum tentu membuat keadaan berubah seperti dulu!

Hidup lo udah di rusak, dan lihat lo sekarang. Lo nikah dengan orang yang gak pernah mencintai lo sama sekali, lo harus di rumah mengurus semua pekerjaan rumah sedangkan teman-teman seumuran lo sekarang bersenang-senang dan sekolah.

Meskipun lo udah memaafkan Sean, luka yang lo terima masih terus membekas hingga lo hidup

Sorry Ra, gue gak mudah memaafkan orang yang telah merusak hidup orang lain, apa lagi dia terus dekat dengan orang-orang yang gue sayang saat ini.

Ara meneteskan air matanya lalu mengusapnya kembali. Berpura-pura tegar saat ini adalah hal terbaik untuknya.

***

Masuk ke dalam kamarnya dan melihat suaminya yang sedang bersantai di dalam kamarnya rasanya sakit. Kenalan cuma semalam lalu dia bertanggung jawab atas apa yang bukan ia lakukan sama sekali.

Ara melangkahkan kakinya melewati suaminya tanpa mengucapkan satu katapun pada laki-laki itu. Menuju balkon lalu menatap langit biru yang dipenuhi dengan bintang-bintang. Indah terangkai membuat setiap manusia terhipnotis akan keindahannya.

Malam ini Ara kembali merasakan perasaannya kembali sakit saat pertama kali ia di usir dan tidak pernah di anggap keberadaannya oleh orang tuanya. Ara memejamkan matanya lalu mengepal tangan kanannya lalu memukulnya di pembatas pagar balkon dengan keras.

A STORYWhere stories live. Discover now