1 - Olimpiade

308 12 0
                                    

Aralia Kataeva, seorang gadis cantik dengan tinggi badan 158 cm serta berat badan 50 kg itu terlihat sangat kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aralia Kataeva, seorang gadis cantik dengan tinggi badan 158 cm serta berat badan 50 kg itu terlihat sangat kecil. Kurus tapi tidak terlalu kurus. Ia adalah Ara, gadis cantik yang selalu menebar senyum ramahnya setiap ia bertemu dengan orang.

Kini Ara menginjak kelas sebelas di SMA Lintang Angkasa. Suka dengan coklat tapi tidak suka dengan makanan ataupun minuman yang manis. Iya, dia sukanya yang pas.

Ara kini berjalan melewati koridor kelas dua belas dengan percaya diri. Meskipun sesekali ia di goda oleh komplotan playboy di sekolahnya, tapi ia tidak memperdulikannya. Karena Ara tidak ingin berpacaran ataupun berkenalan dengan laki-laki. Ia hanya fokus satu tujuan, yaitu sekolah dan terus sekolah hingga jenjang S1 nya. Ara sangat mendambakan jika ia harus kuliah dengan jurusan psikologi.

"Ara," panggil seorang laki-laki yang sangat ia kenal suaranya. Siapa lagi kalau bukan Sean Almeida–seorang cowok pentolan SMA Lintang Angkasa yang sangat famous di sekolahnya.

"Lo jalannya cepet amat sih, capek tau ngejarnya." Adu Sean yang napasnya terengah-engah akibat mengejar Ara yang terus berjalan tanpa menghiraukan panggilannya.

"Ara," panggilnya sekali lagi. Namun, Ara hanya diam dan tak berkutik.

"Gue suka sama lo, kenapa sih lo cuek banget sama gue? Padahal lo sama si Samson aja care, tapi sama gue malah cuek." Imbuhnya.

Samson–lebih tepatnya Samuel Sefario Nasution. Seorang cowok yang terlahir dari keluarga konglomerat dengan sejuta pesonanya tapi ia tidak pernah menghiraukan cewek yang selalu mengejarnya.

Berbeda dengan Sean. Cowok itu lebih peduli dengan cewek lain meskipun ia suka sama seseorang. Seperti saat ini, baru saja cowok itu bilak suka kepada Ara, tapi ia menggoda adik kelasnya. Benar-benar cowok aneh.

Tanpa basa-basi dan tanpa persetujuan dari Sean, Ara langsung pergi meninggalkan dia yang masih sibuk tebar pesona.

Di kelas sebelas IPA 2, Ara melambaikan tangannya seraya senyum ke arah Lina–teman sebangkunya sekaligus sahabatnya. Kemudian, Ara pun duduk disebelahnya dengan menatap Lina.

"Kenapa lo?" Tanya Lina kepada Ara yang masih tersenyum ke arahnya.

"Katakan padaku, kira-kira lo yakin gak kalau aku bisa menang nanti di olimpiade sains tingkat nasional?" Tanya Ara dengan antusias.

"Yaampun Ra, jangankan tingkat nasional, lo bisa kali juara satu olimpiade sains tingkat internasional." Jawab Lina.

Ara semakin mengembangkan senyumnya ketika ia mendengar jawaban dari temannya sekaligus sahabatnya.

"Tapi bentar deh Ra, olimpiade ini beregu bukan? Lalu siapa yang satu regu sama lo? Pasti kak Sean ya, ah beruntung sekali lo Ra bisa dekat sama dia." Ucap Leni.

Ara tersenyum kecut. Karena ia sangat tidak menginginkan jika ia satu regu dengannya. "Kali ini regunya gak cuma dua orang, tapi tiga orang." Kata Ara kepada Lina.

A STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang