12. Shiratorizawa atau Inarizaki?

495 61 6
                                    

"Ughh,"

Suara lenguhan panjang isi keheningan di ruangan dengan pencahayaan yang remang. (Name) angkat kepalanya yang terasa berat dan pening, perhatikan sekitar yang tampak asing.

Kaki jenjangnya turun menapaki karpet yang tak lama tergantikan oleh dinginnya marmer. Langkahkan kaki untuk buka tirai yang membentang tutupi jendela. Sinar matahari yang terasa hangat sentuh kulit (Name) saat itu juga. Namun hawa dingin dari salju yang kemungkinan turun semalam, tak terelakkan terasa menusuk hingga ke tulang.

(Name) jatuhkan atensinya pada seseorang yang tengah berada di halaman belakang yang terlihat begitu luas. Sosok Atsumu tengah duduk di tepi kolam dengan seekor anjing berjenis Doberman yang (Name) yakini menjadi salah satu guard di mansion ini.

Tak sampai 5 menit, (Name) alihkan pandangan. (Name) berbalik, perhatikan ruangan besar yang maskulin. Ruangan yang didominasi warna gelap, dan dipadukan dengan warna-warna netral yang terkesan lebih lembut, tidak seperti kamar (Name) yang Suga tunjukkan. (Name) terkesiap untuk sesaat kala netra nya menangkap sosok lelaki yang masih terlelap di ranjang yang sama dengan (Name) tadi.

(Name) sontak saja mengernyit. "Suna Rintarou?"

Kaki (Name) melangkah, mendekat ke arah ranjang. Perhatikan lamat-lamat lelaki bertubuh jangkung dengan tatto yang hampir tutupi seluruh punggungnya.

"Apa yang terjadi? Kenapa aku bisa satu tempat tidur dengan berandal ini?"

Tak hanya 1, atau 2 pertanyaan yang kini berputar di otak (Name). Seingat (Name), semalam setelah makan malam ditemani Kiyoko, (Name) berbincang dengan perempuan itu tentang tragedi masa lalu. Setelahnya, (Name) merasa tidak enak pada tubuhnya. Semuanya terasa sakit, dan sesak. Kepalanya pun terasa berputar, dan setelah itu (Name) tak mengingat apapun.

"Astaga, tentu saja obat itu tidak terbawa. Bisa-bisanya aku panic attack di rumah musuh begini." gerutu (Name)

Sadar, (Name) terbangun dengan seorang Suna Rintarou di sampingnya. Buatnya sukses overthinking. Lelaki itu, Suna Rintarou, sudah menolongnya, atau justru berbuat tidak senonoh padanya?

Namun tiba-tiba pikiran itu terhempas begitu saja, saat netra (Name) lihat sebuah ponsel milik Suna yang tergeletak di nakas. Seketika pikiran negatifnya tadi tergantikan oleh ponsel itu. Benar. Dengan ponsel itu, diam-diam (Name) bisa menghubungi Ushijima.

(Name) dengan hati-hati ambil langkah dekati nakas yang berdekatan dimana sang pemilik terlelap. Suna masih pejamkan mata. Tidur nyenyak dan nampak tidak bereaksi saat (Name) guncang bahu lelaki tersebut. Dirasa aman, (Name) pun ambil ponsel keluaran terbaru berwarna hitam tersebut lantas ia nyalakan.

Netra (Name) membulat saat sinar dari ponsel tersebut menerpa penglihatan. Bukan karena terlalu terang. Melainkan, karena sebuah wallpaper ponsel yang memajang potret (Name) dengan Suna yang tengah merokok bersama di sebuah mobil roofless.

"Astaga, sebenarnya masa lalu kami itu seperti apa?" (Name) mengusap wajahnya, lantas menyugar rambut sebelum geser layar ponsel untuk membuka kunci.

Sejauh ini aman. (Name) buru-buru tekan nomor telepon Ushijima dan meneleponnya. Namun hingga beberapa kali (Name) mencoba, Ushijima tak terima panggilan itu.

Decakan kecil lolos dari bibir (Name). Perempuan itu tampak frustasi, takut jika sang pemilik ponsel tiba-tiba terbangun dan memergokinya. Tetapi hingga sekarang (Name) tak dapat menghubungi Ushijima, dan dirinya tak ingin menyerah sebelum lelaki itu terima panggilan (Name) meski untuk beberapa detik saja.

Tak ingin mengulur waktu, (Name) lantas masukkan nomor telepon rumah. Jika Ushijima tidak bisa dihubungi, seseorang siapapun itu pasti akan menerima panggilan jika (Name) menelepon ke telepon rumah di mansion Shiratorizawa.

Miracle in December Where stories live. Discover now