11. Bertemu Orang-orang Baru?

510 58 16
                                    

Suara derit pintu terbuka terdengar setelah beberapa menit Suna keluar. (Name) langkahkan kakinya dengan hati-hati, perhatikan sekeliling yang tampak begitu megah dan sepi.

Perlahan-lahan (Name) berjalan telusuri koridor. Mau tak mau ia turuti apa yang Suna ucapkan tadi, mengingat perut (Name) benar-benar tengah kosong. (Name) lapar. Harusnya saat ini (Name) ada di mansion Shiratorizawa untuk santap makanan yang Ushijima janjikan untuknya. Tapi, ya sudahlah. Apa boleh buat. (Name) sedang tidak ada di sana sekarang.

Tiba-tiba langkah (Name) terhenti saat ia melihat sebuah lift di ujung ruangan. (Name) pun masuk, dan tekan tombol 1 hingga lift itu bergerak.

Sesampainya di lantai paling dasar, lift itu terbuka. Sontak sorot beberapa netra langsung tertuju padanya, yang buat (Name) mematung untuk sesaat. (Name) benar-benar tak bergerak, bahkan sampai pintu lift hendak tertutup kembali.

Namun hal tersebut cepat-cepat dicegah oleh Oikawa yang tiba-tiba datang. Yang alhasil, pintu lift kembali terbuka, dan tangannya tarik (Name) keluar dari lift tersebut.

"Hey, jadi kau putuskan untuk bertemu dengan kami?" celetuk Iwaizumi yang sedang meminum soda di sofa.

"Selamat datang kembali (Name)," sambung Kita tersenyum tipis.

"Ayo, bergabung dengan kami." ajak Oikawa.

(Name) didudukkan di sofa tepat berdampingan dengan Kita. Kita Shinsuke, hackernya Inarizaki. 

Lelaki bersurai abu-abu terang dengan warna hitam diujung itu sontak letakkan laptopnya di meja. Kini matanya fokuskan atensi pada perempuan disampingnya tersebut. 

"Ada yang masih sakit?" interogasi Kita.

(Name) menggeleng, namun tangannya bergerak mengusap lehernya. Tepat dimana si Kembar Miya tadi menembakkan bius.

"Tidak. Tapi sejujurnya aku lapar. Suna bilang, hm, Kiyoko,"

"Ah, kau lapar? Mau aku temani?" tawar Oikawa memotong ucapan sang perempuan.

Tetapi (Name) gelengkan kepalanya, tolak tawaran lelaki bersurai coklat itu. 

"Apa boleh, Kiyoko saja?" tanya (Name) kemudian.

"Tentu saja boleh!" sahut suara feminim yang kejutkan (Name).

(Name) tolehkan kepalanya ke arah sumber suara, dan lihat seorang perempuan berambut hitam berkilau dengan kacamata yang makin buatnya lebih manis.

"(Name),"

Perempuan itu hambur peluk (Name) dengan erat. Meski (Name) tak menolak, tetap saja sekarang ia bingung sekali. Mengapa, orang-orang ini seolah sudah mengenalnya dengan baik?

Usai pelukan itu terlepas, Kiyoko ambil alih genggaman tangan (Name) yang semula bersama Oikawa, dan bawa perempuan itu pergi menuju dapur. Ketiga lelaki yang masih berada di ruang tengah tadi pun juga tak protes, mengingat keduanya baru bertemu lagi setelah sekian lama.

"Mereka bilang kau akan pulang. Jadi, aku masak karee. Dulu, kau suka sekali dengan karee buatanku."

Dulu? Lagi? Astaga, (Name) tau dia pernah kecelakaan dan amnesia. Tapi, apa separah ini sampai (Name) benar-benar tidak tau, siapa perempuan bernama Kiyoko yang dia bilang pernah ada di masa lalunya?

"Ini. Makanlah yang banyak."

(Name) tatap piring yang sudah diletakkan di hadapannya. Sebenarnya takut jika makanan itu beracun. Tapi, Kiyoko selalu menyinggung masa lalu (Name) dengannya, yang buat (Name) akhirnya sedikit percaya dan perlahan suapkan sesendok karee ke mulutnya.

Miracle in December Where stories live. Discover now