6. Jagoan Basket Kembali!

3 0 0
                                    

.

.

"Heran, ada ya orang yang hobi gangguin orang lain."

Aldrian berdiri dengan gagah sambil memasukkan tangannya di saku celana. Sepertinya akan terjadi perkelahian lagi, pikir semua orang.

"Apa? Mau ikut campur?" tanya Derry.

"Mungkin."

Derry tersenyum mendengar kalimat Al. Perlahan tangan lelaki itu mengeratkan pegangan pada bola basket di tangannya. Dengan tenaga yang besar Derry melempar bola orange ke arah Al. Namun siapa sangka, dengan mudah Al menangkap bola itu. Tanpa sadar, orang-orang kini menahan napasnya.

Al mengedarkan pandangannya ke seisi kantin. Matanya menyipit melihat tong sampah tanpa tutup berada di sudut kantin. Dengan sekali gerakan Al melempar bola basket itu. Bak lemparan pemain profesional, bola basket yang melambung melewati beberapa meja itu masuk tepat ke tong sampah.

Tentu saja orang-orang di dalam kantin berdecak kagum melihat lemparan Al yang akurat. Bukannya apa, jarak tong sampah itu sekitar 7 meter, lebih jauh daripada titik lemparan three point lapangan basket.

"Ini bukan lapangan, nggak perlu lempar-lempar bola sembarangan" kata Al sambil menepuk pelan kedua tangannya. Sementara Derry? Ah jangan ditanya, wajahnya memerah menahan kesal.

Al berencana meninggalkan kantin pasca aksi heroiknya, namun sebelum jauh melangkah, tiba-tiba Derry membuka suara, "Tunggu!"

Al menghentikan langkahnya.

"Gimana kalau kita tanding basket two on two. Kalau lo sama Beny bisa ngalahin gue, gue nggak bakal ganggu Beny dan bikin masalah sama lo. Tapi kalau kalian kalah, lo sama Beny harus jadi jongos gue selama setahun." Tantang Derry.

Al membalikkan badan dan menatap lurus Derry. Sementara Beny memberi kode pada Al supaya tidak menyetujui tawaran Derry. Namun jawaban yang keluar dari mulut Al sama sekali bukan jawaban yang ingin didengar Beny.

"Deal" tegas Al.

Seketika terdengar kasak-kusuk dari para siswa. Selama ini mereka tidak pernah melihat Al atau pun Beny bermain basket. Bagaimana mungkin mereka bisa mengalahkan Derry yang merupakan punggawa inti tim basket.

"Ikut gue ke lapangan sekarang" ajak Derry.

.

.

Derry berlalu dan menuntun Al menuju lapangan. Anak-anak di kantin juga mengikuti ke mana Derry pergi, tak terkecuali Rena dan Melly. Sedangkan Beny yang berjalan di samping Al mencoba protes ke Al.

"Lo gila ya, gimana kalau kita kalah?" tanya Beny.

"Berarti lo harus jadi jongos dia setahun" jawab Al.

"Aiihh... bukannya lo udah lama nggak main basket?"

Yang ditanya hanya mengangkat bahunya.

"Gue nggak bisa main basket!" jerit Beny.

"Kalau lo nggak bisa, lo diem aja di tengah lapangan ngelihatin gue main."

Mereka semua sudah sampai di lapangan outdoor basket. Rama yang bingung melihat Derry membawa banyak pasukan tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya. "Kenapa bawa massa ke sini?"

"Gue pinjem lapangan bentar ya, mau sparing sama dua cecunguk itu" Derry menunjuk Al dan Beny dengan dagunya.

"Hn" Rama mengangguk tanda setuju.

Sampai Kau Jadi MilikkuWhere stories live. Discover now