3. Dua Pangeran

5 0 0
                                    

Bagian tersulit dalam memperjuangkanmu adalah bertahan pada kemungkinan akan 'bersama' dalam waktu yang tak jelas kapan datangnya.

Akira~

.

.

Sesuai dengan janji Rena pada Melly, malam ini dirinya yang akan jaga shift i-Mart sampai jam 9 malam. Rena mengenakan rok selutut, rompi berwarna hijau dan rambut yang dikuncir ekor kuda agar terlihat lebih rapi. Terlihat seorang pelanggan memasuki i-Mart, refleks Rena menyapanya.

"Selamat datang, selamat berbelan... Ra-rama?"

Ya, pelanggan yang masuk itu adalah Rama. Rama yang mendengar namanya dipanggil seketika memalingkan wajah ke sumber suara. Saat melihat Rena, Rama tampak sedang berpikir.

"Lo... lo dulu temen sekelas gue kan, sebentar hmmm" Rama tampak berpikir, "Re... Re..." Rama berusaha mengingat nama Rena.

"Rena, aku Rena" sahut Rena.

"Ah bener, Rena Sanjaya. Lo kerja di sini?" tanya Rama.

"Hm, b-buat ngisi waktu luang sama nambah uang jajan aja sih hehe."

"Oh, bentar-bentar kok muka lo merah? Lo sakit?"

"Hah? N-nggak kok. Silahkan kalau mau lanjut belanja!"

Buru-buru Rena memotong percakapan mereka. Benar kata Rama, saat ini wajah Rena sudah memerah, reaksi yang wajar ketika seorang perempuan bertemu dengan lelaki pujaannya. Lagipula ini adalah rally obrolan terpanjang selama dia kenal dengan Rama.

Tak membutuhkan waktu lama bagi Rama untuk menyelesaikan aktivitas belanjanya. Saat hendak membayar, tiba-tiba ada seorang gadis menghampiri Rama.

"Sayang, kok lama sih" seorang gadis berbaju minim tampak bergelanyut manja di lengan kiri Rama.

"Kenapa turun? Ini gue udah mau bayar" kata Rama sambil berusaha melepaskan dekapan di lengannya.

Melihat itu Rena mendadak jadi sedih. Ternyata memang benar rumor kalau Rama senang bermain perempuan.

"Se-semuanya 120 ribu" kata Rena sedikit lesu.

"Nih" Rama mengulurkan uang 150 ribu. "Kembalinya buat lo aja. gue duluan ya."

"Eh?"

"Ayo" Rama keluar dari i-Mart dengan menggandeng tangan gadis itu.

Setelah kepergian Rama, Rena pun mendesah kecewa. Rama sudah meninggalkan i-Mart, tapi pikiran Rena masih tertuju pada lelaki itu. Apa iya dia bisa dekat dengan Rama, pikirnya. Karena saking sibuknya berpikir, dia tidak memperhatikan seseorang yang ingin membeli rokok.

"Marlboro Ice Blast satu."

Tanpa melihat siapa pembelinya, Rena langsung saja memberikan rokok itu. "Totalnya 59 ribu" kata Rena lesu.

Orang itu memberi uang pecahan 100 ribu. Dengan wajah yang masih lesu, Rena memberikan uang kembalian pada pelanggan tersebut. Namun saat mendongakkan kepala dia terkejut sebab yang sedang membeli rokok adalah,

"Kamu..." panggil Rena.

"Aldrian" ucap Rena dalam hati.

"Lo..." sejujurnya Al tidak tahu nama Rena.

"Ah pantes ini toko sepi, yang jaga aja mukanya kusut kayak baju yang nggak di setrika" sarkas Al.

"Ehh sembarangan kalau ngomong."

Namun saat Rena memeriksa keadaan toko, ternyata benar perkataan Al, toko sedang sepi. Seketika ia memasang wajah ramahnya.

"Baiklah, ini saja kak?"

Sampai Kau Jadi MilikkuWhere stories live. Discover now