65. Lily Si Pencinta Donat

761 23 0
                                    

~•°•~

Follow ig:

@reyputrawjy
@sinnta10
@_alyamhn
@bimamggla
@alvaro.snjy68
@angelaaa.mrkl
@_doniii.prsty69
@_kesyalazurdi
@xykrn_
@nurkrnia_

***

Beberapa minggu berlalu setelah keterpurukan menimpa, kini semuanya kembali berjalan seperti semula. Wajah murung yang kemarin masih menghiasi, kini telah di gantikan oleh senyuman dan canda tawa. Walau masih terbayang-bayang sosok Alvaro yang kalem dengan senyuman yang menawan.

Setelah kepergian Alvaro semuanya kembali menjadi baik-baik saja, dia benar-benar menyelesaikan masalah sebelum ia pergi. Mulai dari Tasya yang kini di keluarkan dari sekolah karena terbukti menjadi dalang dari insiden penyerangan basecamp Rey, dia terbukti menyuruh orang untuk mencelakai Rey. Walaupun ayahnya memiliki jabatan yang tinggi di sekolah ini, akan tetapi yayasan tetap tak mentoleransi perbuatan tak senonoh itu.

Lalu Elena juga keluar dari sekolah dan pindah ke Singapura untuk menemani sang ibu berobat disana. Tentu saja Zidan ikut, ayah Sinta itu juga datang menemui Sinta sebelum berangkat pikeluar negri. Ia meminta maaf untuk segala kesalahannya selama ini, kesalahan di masal lalu juga kesalahan masa kini. Sang Ayah juga berjanji untuk berubah menjadi ayah yang bertanggung jawab dan lebih baik lagi.

Kini semuanya benar-benar berjalan lebih baik, Sinta dan Rey, hubungan mereka juga telah mendapat dukungan dari kedua orang tua Rey dan pastinya Jefri.

Sedangkan Angela, anak itu masih dihantui kesedihan dan rasa bersalah, terlebih gadis itu telah menaruh perasaan. Namun Doni si calon suami yang baik mencoba untuk mengambil hatinya, mereka tetap di jodohkan oleh orang tua mereka.

Do'akan saja, semoga Doni berhasil.

Kesibukan tak pernah lepas dari kehidupan para anggota OSIS, apa lagi hari ini adalah hari H dari kegiatan yang berbulan-bulan lalu mereka persiapkan.

Acara ulang tahun ke 12 tahun sekolah.

Sinta sang wakil ketos pun tampak sibuk membantu Raka selaku ketua OSIS di sekolah ini. Semuanya tengah sibuk, benar-benar sibuk.

"Eh Jovan, panggung semuanya udah bereskan? Mikrofon, sound sistem udah di cek semua kan? " Tanya Sinta selaku orang yang bertanggung jawab mengkoordinasi panggung.

Jovan menganggukkan kepala, "Udah beres semuanya, siap pake dah. " Jawabnya seraya mengacungkan jempolnya.

Sinta mengangguk, lalu tampak mencoret kertas yang ia bawa guna mendata persiapan. Sejak kemarin semua waktu Sinta ia kerahkan untuk persiapan acara ini, bukan lebay atau bagaimana, berhubung ini adalah tugas terakhir untuk  anggota OSIS angkatannya, mereka berusaha untuk yang terbaik.

Sebentar lagi dirinya akan lepas dari masa SMA.

Sedang berkutat dengan pena dan kertas di tangannya, Sinta di buat tersentak oleh seseorang yang tiba-tiba merangkul pundaknya dari belakang. Ia mendesis kesal,  lalu menatap tajam laki-laki yang kini juga menatapnya dengan senyuman tengil di wajahnya.

Rey berdecak, "Kenapa mukanya kaya gitu? " Tanya Rey kesal.

"Kamu dateng-dateng ngagetin tau gak sih! " Ucap Sinta dengan mempoutkan pipinya.

Rey tampak terkekeh melihat tingkah Sinta yang semakin hari semakin menggemaskan, tak pernah ia sangka jika dulu gadis ini di kenal galak seantero sekolah.

Tangan cowok itu terukur untuk mencubit pipi gembul pacarnya itu, sedangkan Sinta mendesah kesal. "Ih! Aku masih banyak kerjaan, aku masih harus ngecek persiapan. Kamu juga siap-siap bentar lagi'kan kita tampil. "

Playboy Ketemu Pawangnya!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang