59. Ada Kejanggalan

204 12 1
                                    

~•°•~

Follow ig:

@reyputrawjy
@sinnta10
@_alyamhn
@bimamggla
@alvaro.snjy68
@angelaaa.mrkl
@_doniii.prsty69
@_kesyalazurdi
@xykrn_
@nurkrnia_

***

Rey terus memasang wajah malasnya, menghela napas saat tak henti-hentinya sang ibu menceritakan tentang Sinta kepada ayahnya. Sepanjang perjalanan menyusuri koridor Ranti tak berhenti bicara, wanita itu sepertinya benar-benar menyukai gadis yang kini menyandang status 'mantan pacar' dari putranya itu.

"Sinta itu salah satu murid yang lolos beasiswa jalur prestasi loh Pa, padahal kuotanya kan cuma lima belas anak. " Salah satunya yang wanita itu bicarakan.

Dewa tampak antusias, "Oh ya, pinter dong berarti Ma. "

"Iya, pokoknya dia itu calon mantu idaman, paket lengkap. " Kata Ranti. Menggandeng lengan sang suami.

Kini keluarga itu tengah menuju ruang OSIS untuk bertemu dengan Sinta, gadis itu. Setelah Ranti bertanya kepada Doni apakah dia tahu dimana keberadaan Sinta, akhirnya Ranti memutuskan untuk pergi kesana, menemui gadis yang digadang-gadang sebagai calon mantu idaman.

Tanpa menghiraukan Rey yang hanya mengikuti langkah ayah dan ibunya dengan perasaan dongkol. Susah payah ia melupakan mantan kekasihnya itu, tapi digagalkan oleh ibunya sendiri.

Restu? Sepertinya hubungan mereka telah mendapatkan tiket awal dari kesuksesan hubungan. Jika saja tidak kandas.

Saat Rey sedang asyik melihat sekeliling tiba-tiba saja kedua orang tuanya menghentikan langkah mereka saat seseorang memanggil nama sang ibu.

"Tante Ranti? " Sapa seseorang yang tak sengaja berpapasan.

"Eh...! Siapa Rey? " Bisik Ranti bertanya pada putranya.

Rey memasang wajah malas, tampangnya tambah datar. Dapat dilihatnya seorang gadis yang beberapa waktu lalu membuat muak, gadis itu tampak tersenyum lebar, tambah membuat Rey kesal.

Cowok itu menghela napas, mengalihkan pandangannya pada hal lain. "Elena. " Jawabnya kepada sang ibu.

"Oh! Hai Elena. " Balas sapa wanita itu dengan senyuman ramah.

"Tante apa kabar? " Basa-basi Elena.

Ranti mengangguk kecil, tersenyum tipis. "Baik, sehat dan tambah cantik'kan? " Jawabnya diikuti kekeah kecil.

Elena pun ikut terkekeh, "Iya, tambah cantik dan gak berubah sama sekali. "

Sedangkan Dewa tampak menyapa pria paruh baya yang berdiri di samping Elena, menjabat tangan pira itu. "Pak Zidan, apa kabar? " Sapanya pada Zidan.

"Baik pak, bapak juga bagaimana kabarnya? "

"Baik alhamdulilah. "

Berakhir mereka yang mengobrol masing-masing, melupakan Rey yang kini tengah bersandar pada dinding dan hanya menatap empat manusia itu jengah. Terlebih kepada Elena, gadis itu sangat menggangu, gadis yang pantang mundur namu kelakuannya membuat Rey risih. Bahkan sejak ia menyampaikan kesannya kepada gadis itu, Elena tak berhenti untuk menghubunginya, menelepon malam-malam, mengirim pesan yang bahkan dibaca pun tidak oleh Rey.

Gadis itu telah di pukul untuk mundur oleh Rey sendiri, tetapi gadis itu memiliki sikap tak gentar. Menyebalkan.

Sedang asyik dengan obrolan masing-masing segerombol anak SMA datang menghampiri. Ranti tersenyum melihatnya, melambaikan tangan.

Playboy Ketemu Pawangnya!!!Where stories live. Discover now