Di usia 33 tahun, Kim Taehyung, seorang pengacara sukses dan terkenal, didesak menikah oleh ibunya. Dia dijodohkan dengan anak teman sang ibu, Cho Sera, di masa kecil mereka sempat kenal tapi keduanya sama-sama sudah tidak ingat.
Awalnya perjodohan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
👑 🍁🍁🍁
Sera sepuluh tahun lebih muda dari Taehyung. Dia didatangkan sebagai calon istri yang tak diduga-duga, pada titik terendah kepercayaan Taehyung terhadap suatu hubungan. Awalnya Taehyung tidak bermaksud mempertahankannya lebih dari sepekan, itupun karena khawatir pada ibunya. Tetapi sang ibu malah memberinya jatah tiga bulan masa percobaan yang mau tidak mau harus dia coba, di saat yang sama Lena kembali mendatanginya. Pada saat itu, Taehyung nyaris terjatuh lagi dan terperosok dalam rasa cintanya pada Ahn Lena.
Namun entah bagaimana Sera justru berhasil meyakinkan Taehyung, pertama-pertama untuk seminggu, lalu sebulan, dan, akhirnya, seterusnya. Sera membantu Taehyung lepas dari ketergantungannya pada Lena, membebaskannya lamat-lamat dari hubungan tarik-ulur yang selama tujuh tahun dipertahankan Taehyung. Sekarang Taehyung tidak minta apa pun selain Sera bersedia berdiri di sisinya ketika dia mulai membangun hidup dan karirnya kembali, serta ikut berjuang bersama mempertahankan pernikahan mereka.
Akan tetapi kesialan kembali mendatangi Taehyung, mengikis harapan sampai nyaris habis. Sera mencintai Yoongi dan memilih pergi, sebanyak apa pun dia sudah menyakinkan Sera. Hubungan percintaan Taehyung bisa jadi paling buruk dari yang pernah ada, meski dia kaya, pintar dan dianugerahi wajah tampan yang kadarnya diluar nalar. Luar biasa mempesona. Tapi ternyata itu semua tidak cukup bagi Taehyung untuk mempertahankan pasangannya.
Dan kini, dia hanya meratapi kesialan itu dalam posisi telungkup di ruang kerja Jimin.
"Kenapa kau tidak berusaha mencarinya?" kata Jimin, jengkel. Dia bersandar di meja kerja, melipat tangan depan dada sambil memandangi Taehyung.
Terhitung lebih dari tujuh kali Jimin memaki, rahangnya mengeras dan gigi-giginya nyaris berderik. Sungguh tidak dibuat-buat atau pun ditutup-tutupi, betapa kesalnya Jimin pada sepupu bodoh yang tengkurap di sofa kantornya sejak kedatangannya tadi pagi.
"Bibi Minjung masuk rumah sakit karena tekanan darahnya terus turun setelah kepergian Sera, bibi terpaksa menunda perjalanan bisnis dan digantikan ayahku. Sekarang kau seperti pria tidak waras datang ke sini hanya untuk mengotori sofa mahalku. Menjijikkan!"
Tidak ada tanggapan dari Taehyung yang memilih diam, masih di posisi telungkup meski Jimin sudah melemparinya dengan pensil dan pulpen.
"Itu akibatnya kalau kau tidak mau mendengarkan nasehatku," Jimin bersikukuh dengan pendapatnya. "Sejak awal Sera pergi aku minta kau mencarinya, tapi kau hanya diam saja seperti orang dungu—" kalimat Jimin berjeda lalu dia berjingkat.
"Dia mencintai orang lain."
"Demi Tuhan—!" Jimin mengelus dada, dia tidak ingat kapan Taehyung duduk dan mulai bersuara. Di telinga Jimin, suara Taehyung terdengar terlalu berat dan dingin, mirip Joaquin Phoenix di film Joker.
