2

1.1K 215 110
                                    


"Ayah, ayo cepat! Nanti Kiel oppa nunggunya kelamaan—"

Bomi menarik Jimin yang masih sibuk bicara di telepon, di sepanjang jalan aspal di tengah halaman gedung Victory SowooZoo yang luas dan ramai. Bomi melepaskan tangan Jimin saat rengekannya tidak digubris, cemberut, kesal tiap kali ayahnya sedang sibuk.

"Bomi!"

Bomi terkejut dan berpaling, senyumnya yang ceria terlukis seketika. Dia berlari kecil ke arah anak laki-laki yang menyambutnya di depan pintu.

"Kiel Oppa, annyeong!" Bomi langsung memeluk anak lelaki itu dengan senyum lebar dan tawa riang, "Auntie Kim!" tambahnya pada Kimora yang masih sibuk di meja tamu.

"Bandonya mana?" tanya Kiel, lalu seorang staf event memberinya tiara bunga dengan ikatan pita belakang. "Ah, terima kasih," katanya, lalu memasangkannya pada Bomi.

"Oppa, baju Bomi bagus ngak?"

"Bagus, cantik."

"Jinjja?" Bomi tersenyum semakin lebar saat Kiel menggangguk. "Imo yang beliin, khusus buat Bomi."

"Hai Sayang," sapa Kimora pada Bomi yang sudah sibuk berputar-putar sambil berpegangan pada Ezekiel. "Wah, Bomi cantik sekali. Mana ayahmu?"

Bomi mengedikkan bahu, tiba-tiba cemberut, lalu menunjuk Jimin yang masih berdiri di halaman, baru selesai menelepon.

Jimin bergegas mendekati mereka di antara para tamu yang baru datang, dia sempat memelankan langkah saat melewati Aston Martin hitam dihias pita biru dan buket kecil bunga gypsophila putih yang di parkir persis depan pintu masuk. Sebagian tamu undangan sudah berkumpul di dalam gedung.

"Tuan Park, tolong ya, jangan bikin pembawa bunga kita hari ini kesal." Kimora berkacak pinggang, melihat Jimin yang justru menirukan kata-katanya sambil cekikikan.

Kebiasaan menjengkelkan Jimin yang tidak berubah, semenjak mereka masih sama-sama kuliah dan tinggal bersama di apartemen Taehyung di London.

"Sepertinya kita benar-benar akan jadi besan," ucap Jimin, menunjuk Bomi yang sibuk menggandeng Ezekiel kesana kemari.

"Umur mereka terlalu jauh," ujar Kimora, sambil merapikan dasi Jimin yang tersemat agak miring.

"Cuma beda lima tahun. Kau lupa ya, Sera lebih muda 10 tahun dari Taehyung," Jimin tertawa lagi dan kali ini berhasil dia tularkan pada Kimora.

"Omong-omong, aku butuh bantuanmu, Jim?"

"Bantuan?"

"Sepulang Taehyung dari London waktu itu, ada yang menyerangnya di hotel Parkheur—"

"Ayy... apa yang kau bicarakan, malam itu Taehyung bersamaku."

"A-apa?"

"Biasa Kim, pesta lajang, tapi si berengsek itu malah muntah-muntah lalu pulang begitu saja, padahal pestanya belum selesai."

"Pulang?—kemana?" Kimora mengernyit, tetapi Jimin sudah menggandengnya untuk masuk ke dalam gedung sebelum dia sempat bertanya lagi. Mengikuti Bomi dan Kiel yang sudah masuk lebih dulu.

Jimin memastikan Bomi bersama Ezekiel di belakang tengah bersiap-siap bersama tim event pernikahan, lalu menyapa Emma yang gugup dengan selembar kertas kata sambutan. Sepupunya itu tampak cantik jelita dalam balutan gaun panjang abu-abu, maniknya yang biru cerah menatap Jimin cemas.

"Oppa, bagaimana kalau aku nanti salah ucap?" kata Emma, seraya memeluk Jimin singkat.

"Tinggal senyum saja, apa susahnya?" Jimin terkekeh saat sepupu cantiknya itu cemberut, dia mengusap lengan Emma lembut, meyakinkan kalau semuanya akan lancar sebagaimana mestinya.

Love Is Not OverWhere stories live. Discover now