4

1.2K 239 92
                                    


Sera membawa nampan makanan dan mencari tempat duduk di kantin rumah sakit yang ramai, dia tersenyum melihat Soyoung melambaikan tangan dari kursi belakang dan memintanya bergabung.

"Sera, terima kasih untuk bantuanmu waktu itu, aku ingin langsung berterima kasih tapi ternyata kau tidak kerja tiga hari."

Mereka saling memberi pelukan singkat, lalu duduk di antara meja persegi kantin rumah sakit yang penuh makanan.

"Kau sudah benar-benar sehat?" tanya Sera, menatap khawatir Soyoung yang terlihat agak pucat.

"Ya, aku sehat, bayiku juga baik-baik saja."

"Jangan banyak pikiran, kalau pun ada masalah, kau harus tetap tenang demi bayimu."

"Tenang saja," ucap Soyoung. "Kau sakit apa, sampai tidak masuk tiga hari?"

"Sebetulnya hari itu memang aku libur, tapi karena lebamnya keliatan buruk, jadi aku tukeran sift sama Nana," Sera menunjuk sisa lebam di pipi dan pelipisnya. "Terpeleset di kamar mandi."

"Kenapa kau sering sekali jatuh, Sera?"

Sera mengedikkan bahu dan mereka berdua mulai makan. Soyoung memesan semangkuk besar sup jagung dan mengabiskannya hanya dalam tiga menit, sementara Sera masih sibuk dengan tumisan daging dan mencoba mencicipi paprika. Rasanya aneh, pikirnya, tapi kenapa Taehyung suka sekali paprika?

"Kau sendiri bagaimana?"

Suara Soyoung mengintrupsi pikiran Sera tentang Taehyung dan paprika. "Apanya?" tanya Sera.

"Tunanganmu," ragu-ragu sejenak, "maksudku, apa hubungan kalian lancar?"

Sera bergeming—tidak, aku membuat Taehyung kesal—sebelum akhirnya mengangguk samar. Dia melirik ponselnya di meja, sudah empat hari sejak malam itu, Taehyung tida meneleponnya.

"Kalian belum menetapkan tanggalnya 'kan?"

Keheningan kali ini lebih lama dari sebelumnya, Sera meragu untuk memberitahu kalau ibunya dan Minjung sudah sepakat di tanggal 14 April. Dia akhirnya menggeleng, lalu pura-pura sibuk dengan makan siangnya.

"Kau dan tunanganmu baru kenal beberapa bulan—"

"Hampir tiga bulan," sela Sera.

"Apa kau sudah yakin? Maksudku, kau benar-benar sudah mengenalnya dengan baik?" Soyoung menggeser mangkuk sup ke sisi kanan, kedua tangannya bertumpu di pangkuan di bawah meja.

Sejujurnya, secara dekat, Sera memang tidak tahu apa-apa tentang Taehyung. Kenyataan tentang Lena pun dia tahu dari Jimin, masalah Lena dan hotel juga belum selesai. Sera hanya mengabaikannya, dia terlalu lelah memikirkan hal-hal buruk di hubungannya dengan Taehyung.

"Sera, jangan salah paham, aku tidak bermaksud apa-apa, aku hanya khawatir—" Soyoung memutar-mutar cincin pernikahannya di bawah meja, "Kalau kau menikah nanti—ah, tidak, tidak, lupakan," katanya, agak gugup.

"Soyoung, tidak akan ada yang berubah di pertemanan kita, kau tetap teman terbaik yang aku punya selain Nana."

Soyoung mengembuskan napas panjang, dia mengangguk dalam rasa lega yang dipaksakan.

"Pulang kerja nanti, apa kau ada waktu?" tanya Soyoung. "Temani aku ke toko perlengkapan bayi, ya?"

"Boleh, tapi aku harus menemui dokter Arin dulu, tidak apa-apa 'kan?"

"Memangnya kau mimpi buruk lagi?" Soyoung tampak khawatir.

Sera mengangguk singkat, "Tapi jangan khawatir, kali ini aku baik-baik saja—mau es krim?" tukasnya cepat-cepat.

Love Is Not OverWhere stories live. Discover now