10

1.2K 188 42
                                    


"Kandunganmu lemah, Nyonya Park, jangan banyak pikiran dan nikmati kehamilanmu."

Soyoung duduk tidak nyaman di depan dokter kandungan, kehamilannya masuk bulan ketiga dan dia masih sering pendarahan. Bedrest yang dianjurkan dokter tidak banyak membantu, pikirannya sulit fokus akibat beban berat yang tertumpuk dibahunya.

Menurut kabar dari Nana, Sera sudah mengundurkan diri dari rumah sakit semenjak menikah. Pernikahan yang kacau itu membuat Sera tidak diizinkan keluar rumah oleh suaminya. Nana tidak pernah lagi bertemu Sera, hanya beberapa kali bertukar kabar lewat pesan singkat.

"Minum obatmu tepat waktu, kalau ada masalah kau bisa menceritakannya pada suamimu atau kau bisa menghubungiku kapan saja."

"Baik, Dokter, terima kasih banyak."

Soyoung keluar dari ruang dokter dengan pikiran yang semakin buruk, dugaan-dugaan tentang keadaan Sera terasa terlalu membebaninya. Entah bagaimana keadaan Sera sekarang, dia pernah menghubungi Sera beberapa kali tapi ponsel Sera tidak pernah aktif.

"Maafkan aku—" Soyoung terduduk di bangku ruang tunggu, tersedu-sedu begitu saja, mengingat semua hal yang telah dia lakukan hanya karena takut kehilangan Namjoon.

Kim Nam Joon, pria itu adalah kakak tingkatnya sewaktu kuliah, mereka tidak punya hubungan spesial, hanya sekedar kenal karena berada di fakultas yang sama. Namjoon memiliki pribadi menyenangkan, salah satu mahasiswa berprestasi, tampan dan sangat baik. Soyoung jatuh hati pada Namjoon sejak pertemuan pertama, tetapi sebulan kemudian dia juga tahu kalau Namjoon mencintai gadis lain.

"Aku sudah punya pacar, maaf ya."

Itu adalah jawaban yang Soyoung terima setelah mengutarakan perasaannya pada Namjoon. Saat itu dia bisa menerimanya dengan lapang dada, toh mereka masih bisa berteman dan sikap Namjoon kepadanya juga tidak berubah, tetap baik dan ramah.

Hingga suatu hari, di awal musim dingin sebelum kampus libur panjang, dia melihat Namjoon duduk sendirian di halte bus, tampak kalut dan matanya sembab.

"Dia adikku—adik kandungku sendiri."

Bagai tersengat litsrik Soyoung terpaku, mengetahui bahwa Namjoon mencintai adik kandungnya sendiri.

"Dia sudah pacar—" Namjoon lanjut bicara, mengatakan kalau adiknya putus dari pacarnya dan meminta untuk jadian dengannya.

"Kau sudah mengatakannya pada adikmu?"

Namjoon menggeleng.

"Dia harus tahu, meski itu berat."

"Bagaimana kalau dia justru pergi?—" Namjoon mengambil jeda, "—kau mau membantuku?

"Ya, tentu, jika memang bisa...,"

"Menikahlah denganku."

Satu usapan di bahu menghentak lamunan Soyoung, dia mengangkat kepala masih dengan isak yang menyakiti hati dan perasaannya.

"Nyonya Park, anda baik-baik saja?" tanya suster rumah sakit yang kini duduk di sebelahnya, mengusap bahu Soyoung, khawatir melihat kondisinya.

Soyoung mengangguk tapi tangisannya kembali pecah, tersedu sedan, menyesali semua hal yang sudah dilakukannya beberapa bulan yang lalu. Lena menemuinya dan dia memutuskan menghianati temannya, Cho Sera, dan membantu Lena.

"Untuk apa lagi kau datang kemari, Lena?" Soyoung menatap gusar Lena yang tiba-tiba muncul di rumahnya malam itu. "Apa kau benar-benar tidak punya harga diri, sampai terus-terusan mendekati suami orang lain?"

Lena menyeringai, mendorong Soyoung ke samping lalu melewatinya begitu saja.

"Ahn Lena, berhenti!"

"Tenanglah, Soyoung, jangan marah-marah, aku hanya ingin mengambil barangku."

Love Is Not OverOnde as histórias ganham vida. Descobre agora