9

993 198 84
                                    


Pertama kali Sera bertemu Namjoon adalah saat dia menolong Soyoung perdarahan, dia bahkan meminta Taehung yang hari itu menjemputnya untuk menunggu sebentar karena Namjoon membutuhkan waktu lebih lama sampai ke rumah sakit. Kim Namjoon datang dengan wajah panik penuh kekhawatiran, namun pandangannya berubah kaku tiba-tiba saat mereka bersitatap di depan pintu ruang perawatan.

"K-kau—?"

Entah kenapa Namjoon harus menatapnya seterkejut itu, dia tahu Namjoon sejak berteman dengan Soyoung meski belum pernah bertemu secara langsung. Seingatnya, Soyoung pernah bilang Namjoon orang yang ramah.

"Aku Cho Sera, temannya Soyoung."

Sera tidak pernah menyangka kalau pertemuan singkat itu, akan menjadi awal segala petaka di hidupnya. Tiga hari setelahnya Namjoon datang menemuinya di rumah sakit, membawa fakta yang membuat mimpi buruknya kembali dimulai.

"Halo Cho Sera, putri Cho Honggi, benar?" Namjoon menyeringai, "tersangka tabrak lari sembilan belas tahun lalu yang menewaskan dua orang."

"Apa maksudmu—?"

"Bagaimana kabar ayahmu?" Sudut mata Namjoon yang lancip menikuk tajam, menelisik tiap bagian wajah Sera yang seketika lembab oleh keringat.

"Ayahku sudah meninggal."

"Oh, ayolah, aku bahkan sudah menemuinya di Busan." Namjoon mendengus kasar, meluapkan kebencian tanpa ditahan-tahan. "Aku tahu kau masih ingat saat ayahmu membunuh keluarga adikku. Orangtua Ahn Lena, kau pasti tidak pernah melupakan hari itu."

"Tidak—aku tidak ingat apa pun—"

"Ayahmu telah membunuh mereka, kau tahu itu tapi membiarkannya." Suara Namjoon yang berat terdengar dalam dan gelap, memandang Sera dingin. "Seandainya ayahmu mau bertanggung jawab dan tidak pergi begitu saja, mungkin orangtua Lena masih hidup."

"A-aku—aku tidak tahu—"

"Terserah, aku tidak peduli!" Manik cokelat Namjoon memicing, rahang tegasnya mengeras. "Batalkan rencana pernikahanmu dengan Taehyung atau aku yang melakukannya."

Sera bergeming, tangannya meremas ujung dress yang dia pakai kuat-kuat.

"Permintaanku ini tidak berat, bukan? Kalian berdua tidak pernah menginginkannya—"

"Tidak."

"Apa kau bilang?!"

"Jika maksudmu aku harus menyerahkan Taehyung untuk Lena, maka jawabannya tidak. Dia tidak menginginkannya, aku sudah pernah menawarkan itu padanya tapi dia menolak."

Namjoon terkekeh, terdengar begitu mencemooh dan merendahkan.

"Perlu kau tahu, adikku bukan orang licik sepertimu," Namjoon tersenyum samar, "berpura-pura bersikap baik dan lugu untuk menjerat seseorang. Berhentilah bersikap polos, aku tahu semua riwayat hidupmu, Cho Sera."

Sera mundur geragapan sampai kakinya membentur tembok selasar di belakang, Namjoon kian mendekat, memojokkannya nyaris tanpa celah.

"Aku beri waktu satu minggu," dia mendekat lagi. "Anak pembunuh tetaplah pembunuh, kau akan menanggung dosa ayahmu untuk kematian keluarga adikku!"

Ancaman dari Namjoon kian membebani saat tiba-tiba Lena membalas pesan yang pernah Sera kirimkan satu bulan lalu, meminta bertemu untuk membahas tawaran yang bahkan sudah dia lupakan. Tawaran aneh muncul mendadak lantaran kejadian Taehyung di hotel bersama Lena, keputusan yang kala itu dia ambil buru-buru.

Bagaimana bisa dia berpikir menyerahkan Taehyung pada Lena?

Tapi mau bagaimana lagi, semuanya sudah terlanjur, Sera memutuskan bertemu Lena dan pertemuan itu malah memancing kecemasan yang lebih besar. Dia menemui dokter Arin di rumah sakit, di saat bersamaan Namjoon menelepon, menyebutkan satu nama di balik semua kejadian.

Love Is Not OverWhere stories live. Discover now