BLUE AND GREY

1.3K 241 108
                                    


Hanya berselang sepuluh menit setelah kepergian Lena, Taehyung memutuskan untuk mengakhiri acara perkenalan itu. Setelah membayar semua tagihan dan mereka berpisah di parkiran mobil, Taehyung mengantar Sera pulang tanpa berkata apa-apa. Dia sibuk dengan pikiran-pikiran yang tidak semestinya dipikirkan.

"Istirahatlah," kata Taehyung, tanpa ikut keluar dari mobil dan langsung bergegas pergi setelah Sera turun.

Sera memandangi kepergian Taehyung dengan perasaan asing yang diam-diam menelusup ke dalam dirinya, rasanya ada yang kurang tapi entah tentang apa. Sera mengabaikan gundah yang sempat mengganggu hati, lalu masuk ke dalam rumah. Sepi, keadaan di dalam rumahnya terlalu sepi, detik berikutnya barulah Sera ingat kalau ibunya lembur di kantor.

Sera mengetik pesan; Ibu pulang jam brapa?—dia menunggu selama sepuluh menit, tapi tidak ada balasan.

Pikirannya kembali pada Taehyung—kenapa juga harus dipikirkan terus, saat dia menaiki anak tangga. Di depan pintu kamar Sera mencoba menelepon Taehyung tapi tidak diangkat, tangannya yang bebas dari ponsel bergerak memutar knop pintu.

"Kejutan!"

Sera seketika memaku, kakinya mendadak beku sampai-sampai hanya mampu mundur setengah langkah saat pria di depannya mendekat. Seringai lelaki itu terkembang, tampak terlalu bengis dan licik.

"Kenapa kau lama sekali, aku menunggu berjam-jam di sini."

Sera berhasil mundur lebih rapat saat tangan Yoongi terulur untuk menyentuhnya. Dia mencoba memupuk keberanian, menghubungi Taehyung diam-diam selagi mengambil ancang-ancang untuk lari secepat mungkin. Akan tetapi Yoongi berhasil membaca gerakannya, dia bahkan tidak sempat untuk menekan alarm, tahu-tahu Yoongi sudah membuat tubuhnya terhempas di ranjang.

Sera berteriak sekuat yang dia bisa, mencakar bagian tubuh Yoongi yang bisa digapainya. Satu tamparan melemahkan perlawanan Sera, Yoongi mengunci tubuhnya di antara kaki yang terlipat. Pria itu melirik ponsel Sera yang masih dalam mode memanggil Taehyung.

"Kau pikir dia akan datang?" Yoongi menyeringai, menyambar ponsel dan membuangnya ke lantai.

Sera mengambil kesempatan itu untuk meninju Yoongi, menendang perut, dan bergegas melarikan diri sewaktu Yoongi lengah dan memaki di belakang sana. Dia ketakutan setengah mati, air mata mengaburkan pandangan dan tersandung kakinya sendiri saat hendak menuruni tangga.

"Arrghhh!"

Sera terjatuh dengan kaki kanan tertekuk, kepalanya membentur pinggiran birai tangga, pening, ketakutan menerpa bertubi-tubi saat Yoongi berhasil menangkapnya. Di sisa-sisa tenaga yang kalah jauh dari Yoongi, Sera masih berusaha untuk melawan; menendang berkali-kali, merayapi tangga ke arah gudang di lantai tiga.

Pergelangan kaki kanannya menghentak-hentak saat dibawa lari, dia membuka pintu gudang, mencoba menahan dengan bahu selagi mencoba menguncinya. Sayangnya, Yoongi berhasil mendobrak sebelum Sera berhasil menguncinya. Dia terhempas ke lantai, mundur lamat-lamat dalam ketakutan yang melumpuhkan, mendapati sosok Yoongi yang serasa membesar dua kali lipat.

"Kau itu milikku Sera, bukan Taehyung atau pun yang lain!"

Dari ketinggian Yoongi memandangi Sera yang lemas dan berdengap, menyeringai, sebelah tangannya menyeret Sera keluar dari gudang. Sera tetap berusaha berontak tapi cekalan Yoongi lebih kuat, matanya melebar saat melihat ponselnya di dekat kaki ranjang, sambil melirik Yoongi (memastikan lelaki itu tidak melihatnya) dia menjulurkan lengan sejauh mungkin dan mengapai ponsel itu.

Ponsel itu dia genggam di belakang punggung, saat Yoongi berhenti menariknya lalu jongkok di hadapannya.

"Aku mencintaimu dan kau mencintaiku, itu tidak akan pernah berubah," bisik Yoongi di telinga Sera, dia terkikik saat Sera membuang muka.

Love Is Not OverWhere stories live. Discover now