ROYALS

"Kebangun aja. Mas mau tanya sesuatu boleh?" Ujar Jeno sambil menguap. Nyatanya, kopi tidak bisa membuatnya terjaga penuh.

"Tanya apa mas?"

"Itu hasil otopsi bubu kakak taruh dimana ya?" Tidak lagi terdengar jaehyun bersuara. Hanya ada keheningan selama beberapa saat.

"Di brankas di kamar lantai bawah kayanya mas. Disitu semua sama sertifikat sertifikat lainnya. Coba mas cari dulu. Emang kenapa mas?" Jeno tersenyum tipis sambil menatap berkas di depannya.

"Ngga ada apa apa. Ini ada kasus dan mungkin laporan forensik bubu bisa jadi pedoman" jaehyun hanya mengangguk mengerti.

"Ya udah ya kak, jeno tutup telponnya. Selamat istirahat, maaf jeno ganggu malam malam" jaehyun terkekeh.

"Dari dulu juga kamu mah suka ganggu kakak sama bubu kalau malam. Udah terbiasa kami sama kalian" jeno mau tak mau tertawa dengan fakta tersebut. Ia kemudian menutup telepon mereka.

Jeno beranjak ke ujung ruangan yang berada di dekat rak buku. Menarik rak buku tersebut hingga menampakkan sebuah ruangan rahasia yang cukup sempit, tempat dimana berkas berkas peninggalan sang sulung di simpan.

Jeno menyusuri rak demi rak mencari hal yang dia cari. Matanya sedikit melirik ke arah laptop biru yang masih belum ia pecahkan sandinya hingga saat ini. Ia mengabaikan laptop itu untuk sementara waktu karena ada hal yang lebih penting dari laptop itu sekarang.

"Ketemu" gumamnya sambil mengambil hasil otopsi milik taeyong dan membawanya keluar.

Jeno kemudian membaca hasil otopsi sang kakak dengan teliti, memastikan tidak ada bagian yang tertinggal sebelum mencocokan kedua berkas itu. Mencari pencerahan atas kasus yang tengah ia tangani itu.

Selama hampir satu setengah jam jeno mencoba mencari tahu dengan membaca beberapa buku referensi. Jeno menyerah. Tubuhnya sudah lelah. Mungkin karena faktor usianya yang sudah tidak lagi muda membuatnya cepat lelah.

Ia lantas merapikan meja tempat nya belajar dan memasukkan berkas berkas tadi ke dalam tas sebelum memutuskan keluar untuk olahraga. Walau hanya sekedar lari pagi mengelilingi kompleks tersebut.

"Mau kemana lo?" Hyunjin yang sedang tiduran di sofa bertanya kepada jeno. Tangan kirinya memegang setoples keripik kentang sementara kakinya ia letakkan di meja.

"Mau lari bentaran. Titip yeji ya, anaknya lagi tidur sih tadi terakhir. Lo ke atas aja takutnya dia butuh apa apa" hyunjin hanya mengangkat ibu jari miliknya pertanda menyetujui ucapan teman sekaligus adik iparnya.

Dengan Nike keluaran terbaru miliknya lengkap dengan airpod yang terpasang di kedua telinganya, pria yang berprofesi sebagai dokter itu lantas berlari menjauhi rumah miliknya. Berkeliling mencari keringat agar tumbuhnya tetap fit diusianya yang semakin tua.

Ia melirik jam tangan digital miliknya, sudah lebih dari 30 menit dia berlari. Nafasnya juga sudah mulai terengah hingga ia memutuskan untuk berhenti di sebuah taman kota. Banyak muda mudi yang berkencan di hari minggu pagi ini. Ada pula keluarga kecil yang tengah berbelanja makanan yang dijual khas hari Minggu.

"Bu, air mineral satu botol ya" ujar nya sambil mengeluarkan uang dari saku hoodie tanpa lengannya itu.

Bukan jeno namanya jika tidak menarik perhatian sekitar saat tudung hoodie miliknya diturunkan hingga menampakkan wajah tampan miliknya. Terbukti beberapa orang melirik dirinya. Biasanya jika sedang lari pagi seperti ini, dia akan membawa yeji sebagai tameng dari wanita wanita seperti ini karena yeji terlihat sangat menyeramkan dengan wajah datarnya. Sungguh. Jeno tidak berbohong.

Merasa risih, jeno lantas segera meninggalkan keramaian karena hari juga sudah mulai siang. Ah tak lupa ia mampir membelikan bubur untuk yeji dan kue kue untuk mertuanya sebelum kembali ke rumah. Ia menggerakkan kepalanya sebentar mengindahkan pikiran yang tiba tiba terlintas di kepalanya sebelum memilih untuk berjalan kaki kembali ke rumah.

=======================================

Jadi, ini bubu atau Abang Mark?

Eitss, don't forget to vote and comments for next update ❤️