✨ Sixteen ✨

Mulai dari awal
                                        

Xiaojun segera menjauh saat Mark mengintimidasinya dengan sorot mata setajam silet.

“Aku tau kau mengetahuinya, katakan.”

“Aku? Mengetahui apa? Bukankah aku tidak tau apa-apa?” candanya dari seberang telepon.

“Jika kau memang menginginkan kema-”

“Fine! Jangan mengancamku lagi, aku tau keberadaannya, tetapi aku tidak ingin memberitahumu.”

Sambungan telepon tersebut diputuskan sepihak oleh lawan bicaranya, Mark memasukkan ponselnya dengan seringai lebar yang mengerikan.

Sesuai dengan yang dugaannya, Jeno sudah mengetahui keberadaan kekasihnya tanpa menyebut objek yang tadi mereka bicarakan.

Mark keluar dari kamar, Xiaojun segera menghampirinya dengan tertatih, sebelah kakinya masih belum pulih dari kejahilan Jeno yang menaruh mainan pemotong itu dijalan.

Mark keluar dari kamar, Xiaojun segera menghampirinya dengan tertatih, sebelah kakinya masih belum pulih dari kejahilan Jeno yang menaruh mainan pemotong itu dijalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Pulanglah, mulai detik ini, aku yang akan menangani semuanya sendiri.”

Mark melangkah pergi meninggalkan Xiaojun tanpa menunggu balasan darp Pria itu, namun Xiaojun merasa lega.

Setidaknya dirinya lolos dari maut, untuk saat ini.

Xiaojun kembali waspada terhadap kemungkinan yang akan menimpa dirinya, karena Jeno tak akan memberikan kebebasan semudah ini seperti yang Mark berikan kepadanya.

✨ D R I P P I N ' ✨

Lambat laun Jungwoo mulai menerima kehadiran Jaehyun yang kini berperan sebagai sosok yang selalu dia butuhkan, berbeda dengan Mark yang selalu sibuk dengan pekerjaannya.

Jaehyun selalu berada disisinya, kecuali saat stok makanan menipis dan ada keperluan yang harus dibeli. Jaehyun harus pergi keluar berjam-jam lamanya, namun Pria itu tetap kembali dan memeluk Jungwoo saat sampai.

Jungwoo menghabiskan waktunya memandangi wajah tampan Jaehyun yang sedang tertidur pulas disisinya, jemarinya bergerak menyentuh pucuk hidung Jaehyun.

“Kenapa belum tidur, Sayang?” tanya Jaehyun dengan suara serak khas bangun tidur.

Kini, Pria itu membuka kedua matanya dan menangkap basah Jungwoo menatapnya dengan tatapan yang berbeda dari sebelumnya, Jaehyun seperti pernah melihat pandangan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini, Pria itu membuka kedua matanya dan menangkap basah Jungwoo menatapnya dengan tatapan yang berbeda dari sebelumnya, Jaehyun seperti pernah melihat pandangan tersebut. Pria itu mengingatnya, pandangan itu Jungwoo berikan kala memandang Mark.

Jaehyun tersenyum lebar, dia berhasil menggantikan sosok bajingan itu dihati Jungwoo.

“Kenapa sejak awal aku tidak bertemu denganmu?” tanya Jungwoo, jemarinya bergerak mengusap wajah Jaehyun. “Tapi tak masalah jika baru bertemu saat ini, aku tetap menyukaimu.”

“Apakah itu benar?” tanya Jaehyun.

Kedua mata cantik itu berkedip cepat, “Tentang apa?”

Jaehyun menyampirkan mengeratkan pelukannya, “Kau menyukaiku, apakah itu benar?”

“Itu benar,” Jungwoo melabuhkan bibirnya tepat didepan bibir Jaehyun, “Aku mencintaimu, Jung Jaehyun.”

Kedua pupilnya melebar, Jaehyun semakin melebarkan senyumnya. Pria itu menantikan saat-saat seperti ini, seseorang yang benar-benar mencintainya setelah Jaehyun memberikan pelajaran yang berguna untuk para korbannya.

Berbeda dari korban-korban sebelumnya yang memilih mati daripada mengatakan cinta kepadanya, Jungwoo mengatakannya setelah berhasil di didik oleh Jaehyun. Pria itu merasa tersanjung, dan menginginkan lebih dari sekedar cinta.

Telunjuk Pria itu berada didepan dada Jungwoo yang tak terbalut sehelai benang pun, Jaehyun menyentuhnya berulang kali. “Aku membutuhkan lebih dari itu, maukah kau mengatakannya jika kau sangat mencintaiku?”

Jungwoo mengangguk dengan semangat, “Aku sangat.. sangat.. sangat mencintaimu, rasanya ini membuatku gila, Jung Jaehyun!”

“Aku juga sangat.. sangat.. sangat mencintaimu, Kim Jungwoo. Jadilah milikku seutuhnya, dan aku tak akan pernah mengecewakanmu seperti Mark.”

Sedetik kemudian senyum Pemuda manis itu luntur kala mendengar nama kekasihnya terdahulu, Jaehyun menyadari hal itu pun segera menangkup wajah Jungwoo dengan kedua tangannya.

“Maafkan aku, Sayang. Aku tidak akan menyebut namanya lagi.”

Senyum Pemuda itu kembali hadir, Jungwoo menyodorkan jari kelingkingnya dihadapan Jaehyun, “Janji?”

Jaehyun menautkan jari kelingkingnya, “Janji!”

“Jaehyun juga tidak akan pernah meninggalkanku, tidak berpaling dariku, dan tidak selingkuh dariku bukan?”

“Tentu saja.”

“Jaehyun akan selalu memelukku jika bertemu denganku?”

“Iya, Sayang. Aku akan memelukmu setiap kali aku bertemu denganmu.”

“Jaehyun akan sabar menantikan kehadiranku dan akan selalu bersedia menungguku bukan?”

Jaehyun tak mengerti dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Jungwoo, “Kenapa kau bertanya seperti itu, bukankah kita selalu bertemu setiap saat?”

Jungwoo tertawa, “Saat mandi, aku suka berlama-lama didalam kamar mandi. Jadi, apakah Jaehyun akan tetap setia menungguku meski aku berada cukup lama dikamar mandi?”

“Tentu saja, Sayang. Aku akan selalu menantimu disini, dan saat kita bertemu, aku akan memelukmu sesuai yang kamu mau. Lalu mengatakan betapa aku sangat mencintaimu.”

Jungwoo mengeratkan pelukannya, “Aku sangat mencintaimu, Jaehyun!”

Kedua sudut bibir Pria itu tertarik ke atas, dia sangat menyukai hasil didikannya yang menurut seperti puppy, Jaehyun tak sabar memberikan pelajaran baru kepada Jungwoo.

“Aku juga mencintaimu, mainanku.”

✨ To Be Continue ✨

N o t e :

Hi, Blue balik lagi nih!!
Blue rindu sama kalian, kalian rindu Blue juga atau fiksinya nih? Wkwk

Menurut kalian gimana Chapter ini, masih adakah yang ingin Jungwoo bersama Mark atau Jungwoo bersama Jaehyun?

Blue meminta maaf yang sebesar-besarnya karena update book ini tergolong lebih lama dibandingkan yang lain, Blue akan berusaha rajin update untuk ke depannya ya teman-teman.

Sebenarnya Blue sering sering stuck ditengah jalan, udah jadi satu chapter tapi karena ga yakin atau ga sesuai akhirnya Blue hapus.

Tapi Blue selalu meyakinkan diri ini untuk tetap bisa melanjutkannya dan akhirnya bisa walau membutuhkan waktu yang lebih lama, sekali lagi Blue minta maaf ya teman-teman atas keterlambatan update-nya🙏🙏

Buat teman-teman yang selalu mendapatkan banyak tugas dari Guru atau Dosen, atau teman-teman yang lagi giat-giatnya bekerja, semangat ya!
Mari berjuang bersama Blue yang lagi pusing sama skripsi, fighting!

Drippin' | Markwoo + JaewooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang