41. Next ⚠️

2.3K 429 76
                                    


hanya 'sedikit'⚠️⚠️⚠️









Seunmi mengerjap pelan. Matanya bergerak gusar ketika melihat kegelapan tanpa cahaya dan sebuah jendela yang terlihat bulan yang tersembunyi. Tangannya tidak terikat. Membuatnya tersentak dan perlahan bangun. Wajahnya yang melepuh membuatnya mengerikan, ditambah darah kering yang menghiasi seragamnya. Suara cekikikan pelan terdengar di ruangan gelap itu. Dimana mungkin kini, Seunmi telah kehilangan kewarasannya.

"A—Aku harus p—pergi.. hihihi.. sebelum si s-sialan itu kembali!!" Langkahnya terseok. Mencoba meraba dinding mencari dimana ia bisa menemukan sebuah pintu yang bisa ia buka. Namun wajahnya yang semula penuh semangat itu berubah mematung ketika tangannya menyadari jika disini hanya ada dinding bata yang melingkupi.

Seketika itu Seunmi kembali ke tengah ruangan. Meremas rambutnya sendiri hingga nyaris mengelupas kulit kepalanya. Rasa sunyi, sepi, gelap, dan kesendirian ini entah mengapa terasa mengerikan. Seunmi merasa tertekan dan ia merasa diteror di tengah kegelapan.

"Hiks.. tolong.. t—tolong.. siapapun itu.. tolong.."

Sejenak, pikirannya menerawang. Tidak ada lubang sedikitpun disini. Kalau begitu, bagaimana ia bisa mendapat oksigen untuk bernapas? Ia merasa sesak. Bahkan menghitung laju hembusan napasnya yang menjadi tidak teratur.

"Oksigen.. m—mana oksigen?!! A—aku.."

Suaranya tenggelam. Meraung kesakitan, padahal tidak ada seorang pun yang menyentuhnya. Tangisnya pecah dengan penuh penyesalan. Mulutnya meracau dan sekilas ia merasakan sesuatu menatapnya dibalik kegelapan.

Seunmi menoleh patah-patah ke arah sekitarnya yang hanya gelap terasa. Samar-samar, suara langkah terdengar. Menyambutnya dengan sebuah senyum mengerikan.

Kemudian dia bisa merasakannya. Tubuh seseorang yang menjulang tinggi di tengah kegelapan. Berdiri dengan tatapan merendahkan kepadanya.

"T—taehyung? Kau kah itu? Hiks.. tolong biarkan aku pergi.. hiks.. tolong.." Pria itu bersenandung pelan. Mengusap surai Seunmi yang mulai mengusut, sebelum menariknya kencang. Membuat lagi-lagi gadis itu berteriak kesakitan dan membolakan matanya dengan leher menekuk ke belakang.

"Victor. Just call me Victor."

Kemudian dia semakin menarik rambut Seunmi erat. Merasakan suara berderit sebelum Victor memiringkan kepalanya karena merasa genggamannya begitu ringan. Sekarang ia tau jika kini ditangannya hanya ada rambut Seunmi yang telah terlepas dari kulit kepala si gadis.

"Kau tau.. aku paling malas mengurus perempuan. Mereka itu lemah, berisik, dan saaaangat menyebalkan. Rasanya aku ingin meremukkan tubuh mereka dengan tanganku sendiri dan menggantung mereka di langit langit. Tapi khusus untukmu yang sangat menjijikan ini, aku akan meminta temanku untuk membantu."

Sssrhhh

Seunmi yang masih memegangi kepalanya yang berdarah itu kembali dibuat tersentak dengan suara berdesis. Mata merah itu menyalak dan menatapnya tajam. Dan Seunmi jelas tau binatang apa itu.

"Lakukan seperti bisa, mengerti??" Victor berucap kepada ular yang melilit tangannya pelan. Dia terlihat mengayunkan lengannya, sebelum ular itu melata pelan. Melingkari pergelangan kaki Seunmi dan membuatnya memekik lagi dan lagi.

Ular kecil itu terus bergerak. Kemudian masuk ke dalam mulut Seunmi menuju kerongkongan. Dan selanjutnya Victor hanya tertawa kecil mendengar teriakan histeris Seunmi. Sebelum senyumnya lenyap ketika suara dering telepon terdengar.

"Hn?"

"..."

"Ya."

Kemudian dia menutup teleponnya sambil mendengus malas. Langkahnya berbalik. Menuju dinding kosong yang perlahan terbalik setelah ia menaruh telapak tangannya. Mengeluarkan sebuah palu dan tiga buah paku. Mendekat ke arah Seunmi yang kini terdiam dengan pandangan kosong. Seperti ular hijau itu masih berada di dalam tubuhnya dan asyik bermain di antara tulang rusuknya. Terserah. Victor tidak peduli.

Maknae Baby - BTS [END]Where stories live. Discover now