💍2. Masalah Buat Januar 💍

1.3K 140 10
                                    

Kamu makannya apa?
Saya juru masaknya. Ada ayam goreng ada ... (Lanjutkanlah sendiri. Bebas)

(Edisi menyanyi demi happy)

***

"Sudah siap semua? Janu kamu siap?"

Januar mengangkat tangan membentuk simbol oke dan mengangguk sekilas pada sutradara.

"Oke. Three, two, one and ... action!"

Kamera mulai merekam dari empat sudut berbeda. Adegan dilakukan di dapur milik Januar.

"Pagi pemirsa. Hari ini kita akan memasak Saksang no margota, versi halalnya. Makanan ini khas Medan, Sumatra Utara." Januar membuka acara.

Wajahnya secemerlang sinar bulan di malam hari.

"Bahan-bahannya cukup sederhana. Ada daging sapi satu kilogram, potong sesuai selera. Ada kelapa parut gongseng atau sangrai sebanyak dua ratus gram." Januar menunjukkan semangkok isi kelapa berwarna hitam. "Kelapanya pilih yang agak tua. Setelahlah parut, kemudian sangrai sampai berwarna kecoklatan. Jangan sampai gosong. Kemudian tumbuk atau giling sampai mengeluarkan minyak. Penampilannya nanti seperti ini." Dia menunjukkan bahan yang berwarna cokelat kehitaman.

"Lanjut." Januar menunjuk bahan yang lainnya. "Ada daun jeruk lima lembar, daun salam satu lembar. Kemudian ada air jeruk nipis."

Beralih ke wadah yang berisi bumbu. "Untuk bumbunya kita hanya memerlukan: bawang merah, bawang putih, cabe rawit hijau, ketumbar, lengkuas, jahe. Haluskan semua. Kemudian ada juga andaliman atau biasa disebut di sini adalah merica batak. Ini juga di haluskan. Dan oh ya jangan lupa sereh. Di sini serehnya cukup iris tipis bagian putihnya saja."

"Oke, lanjut memasak."

Sedari tadi senyuman Januar tak lekang oleh waktu. Senyum yang sukses membuat siapa saja pasti terpana dan langsung klepek-klepek seperti ikan menari di atas aspal panas.

Januar menaruh wajan di atas kompor. "Hidupkan api. Gunakan api sedang jangan besar. Beri sedikit minyak, tumis bumbu halus kecuali andaliman, tambah daun jeruk dan salam sampai harum, baru masukkan daging sapi, gula, garam. Kemudian tutup sampai mengeluarkan air. Tunggu saja sebentar, jangan lama-lama.”

Januar terlihat mempesona dalam kamera. Sang sutradara puas akan hasil kerja Januar yang profesional.

"Dan selesai. Sekarang giliran Anda. Tunjukkan kreasimu." Diakhiri dengan senyuman dan kedipan tampan.

"And ... cut!" seru sutradara.

Januar bernapas lega. Sesi pengambilan gambar hari ini cukup meletihkan. Berpura-pura ramah padahal tidak. Ketahuilah senyuman Januar akan keluar jika dibayar.

Dia lelah. Terbang dari Juanda Surabaya menuju Kuala Namu Medan menghabiskan waktu kurang lebih 4 jam 20 menit, demi menjemput sang anak. Tetapi, dasar agensi, tak sudi rugi. Bagi mereka "time is money" pokoknya Januar harus bekerja sesuai jadwal kalau tidak, dia akan didenda lagi sesuai perjanjian awal. Perjanjian pencekik kehidupan bagi jiwa yang bernyawa. Januar menyesal, hanya bisa menyesal.

"Terima kasih, Januar." Sutradara menjabat tangan Januar begitu saja. Januar sempat kaget karena tidak memperhitungkan kecepatan tangan orang itu.

"Sama-sama. Saya harap akan cepat selesai. Lagipula saya tidak mau didenda lagi."

Sutradara tertawa. "Aku harap tidak ada insiden lagi. Jadi, kau bisa bernapas lega."

Menjadi selebgram bukan keinginan Januar. Ini tak lebih dari kesialan masa lalu karena pernah menipu agensi demi adik tercintanya, Gennaro.

GercepWhere stories live. Discover now