Bab 26 | Masa lalu

1.5K 149 8
                                    

Sarah terbangun dengan senyum merekah saat merasakan sesuatu yang basah di sekitar lehernya. Dia membuka mata dan mendapati Badar sedang menciumnya di sana.

"Badar?"

"Hem."

"Hentikan," pintanya.

"Sudah lama kita tidak bermesraan seperti ini. Apa tidurmu nyenyak?"

"He-em, sangat nyenyak." Sarah bergerak mengubah posisinya menghadap Badar. Sudah sangat lama Sarah tidak bangun dan disambut wajah suaminya.

Senyum Badar menular pada Sarah. Dengan berani, Sarah menyentuh hidung mancung Badar kemudian bergerak memberikan kecupan selamat pagi di pipi lelaki itu.

"Selamat pagi...."

"Selamat pagi," balas Badar lalu mencium Sarah lama sampai perempuan itu mendorong dadanya menjauh. "Kenapa?"

"Kalau Halimah masuk tiba-tiba bagaimana?"

"Tidak apa. Dia tahu Raja dan Ratu sudah lama tidak bermesraan. Dia pasti akan langsung pergi." Lagi, Badar mulai mencium Sarah namun lagi-lagi Sarah mendorongnya. "Sarah," rengek Badar seperti anak kecil.

"Aku ingin bertanya sesuatu."

"Apa? Katakan saja."

Sarah tersenyum, tangannya mencengkeram kepala Badar yang sejak tadi mulai sibuk di ceruk lehernya. "Ih! Berhenti! Badar! Jangan seperti ini!"

"Bicara saja! Aku mendengarnya!"

Bagaimana bisa Sarah berbicara kalau Badar terus saja menggodanya. "Badar!"

Lelaki itu tidak peduli. Badar memeluk Sarah, terus mendesak lebih dekat, bibirnya sudah berkelana kemana-mana meninggalkan jejak basah lalu tiba-tiba mata Badar membelalak terkejut. Lama Badar diam tidak bergerak seperti memastikan sesuatu. Hal itu membuat Sarah tersenyum lebar. Dia juga tidak bergerak sama sekali.

"Kenapa?" Tanya Sarah sambil menahan senyum.

"Ada sesuatu yang bergerak dibawah?" Badar terdengar ragu dan berpikir lalu mata Badar membelalak menatap Sarah. "Itu! Ada yang bergerak dibawah!"

Tawa Sarah lepas seketika, dia menunduk seraya mengusap perutnya dimana letak putri kecil menendang barusan.

Badar lucu sekali!

"Dia hanya menendang, Badar. Lihat!" Sarah menekan perutnya pelan dengan jari telunjuk kemudian tampak perutnya seperti bergelombang.

Mata Badar berbinar takjub. Dia bergerak merosot dan menyejajarkan kepalanya didepan perut Sarah. Tangannya melakukan hal sama yang dilakukan Sarah pada perutnya dan benar, perut Sarah langsung bergerak bergelombang.

"Sepertinya Putraku suka menendang!"

Senyum Sarah langsung lenyap, wajahnya berubah murung mendengar kalimat Badar barusan. Sarah membayangkan kalau Badar tidak akan menerima jika jenis kelamin bayi yang dikandungnya ini seorang Putri.

Berbeda dengan Badar, lelaki itu tidak tahu bahwa kalimatnya barusan sudah membuat Sarah gemetar ketakutan. Lelaki itu masih menggoda bayinya dengan menekan lembut perut Sarah. Terus seperti itu sampai ketukan di kamar membuat Badar menggeram tertahan. Tubuhnya bangkit dan membuka pintu.

"Ada apa Halimah?"

"Astaga! Yang Mulia Raja di sini? Ma-maafkan saya!" Halimah menunduk dalam.

Badar mencedak kesal hendak mengusir Halimah namun Sarah tiba-tiba muncul dibelakangnya. "Tidak apa, Halimah. Yang Mulia Raja juga hendak kembali. Tolong siapkan air mandi untukku."

My Princess [TAMAT]Where stories live. Discover now