Bab 1 | Kedatangan Putri Sarah

1.2K 168 2
                                    

Di tengah hujan deras. Badar berdiri menunduk memandang sedih makam wanita pujaannya—Nora Vanesia. Setahun berlalu sejak pagi itu. Hatinya terpukul sampai saat ini. Petir menyambar tidak menggoyahkan Badar. Walau bibirnya bergetar menunjukkan tubuhnya sudah sangat lama berdiri di bawah hujan. Nora telah pergi. Perih hatinya mengingat wajah Nora yang rusak. Pakaian yang compang-camping menunjukan wanita itu berusaha melawan. Lalu cincin Nora.

Badar mengambil napas dalam menghembuskannya perlahan kemudian berjongkok. Dia mengambil bunga yang sudah layu di dalam vas dan menggantinya dengan bunga yang di bawanya. Tidak perduli hujan turun semakin deras. "Nora! Bagaimana bisa kau meninggalkanku dengan cara seperti ini!" suara Badar bergetar dan hampir tak terdengar karena petir saling menyambar di langit.

Dari kejauhan. Seorang wanita berpakaian blouse biru bermotif kotak dipadukan celana jens memegang payung menatap sedih Badar.

***

Bella menunggu di ruang tamu istana sambil mondar-mandir gelisah. Dalam hati terus saja merapal doa semoga tidak terjadi apapun pada Badar. Sejak kematian kekasihnya, Badar berubah total. Putranya yang dulu ceria kini berubah pendiam bahkan sering melamun.

"Pangeran sudah tiba, Yang Mulia Ratu!" seru pelayan perempuan berlari masuk.

Bella langsung meraih handuk yang sudah dia siapkan, melesat keluar ruang tamu untuk menyambut Badar.

"Badar!" pekik Bella saat melihat putranya melangkah gontai memasuki istana dalam kondisi basah kuyup. "Ya ampun!"

Tubuh Badar ambruk seketika. Bella terisak memeluk Badar. Bella sangat sedih. Bagaimana bisa putranya bisa seperti ini?

***

Badar berada dalam sebuah lorong. Hanya ada satu cahaya di ujung lorong. Kakinya melangkah membawanya mendekati cahaya.

"Nora! Kau kah itu? Nora!"

"Pangeran... Pangeran..."

Akhirnya Badar bertemu dengan wanita pujaan. Badar meraih pipi wanita itu dan seketika semua tampak terang benderang. Matanya mengerjap dan tidak mengenali wanita yang sekarang berada di hadapannya.

"Siapa? Siapa kau?" Buru-buru Badar menarik tangannya. Beranjak duduk dan beringsut menjauh.

Wanita itu tersenyum lembut dan melipat kedua tangan di depan dada. "Pangeran tidak mengenali saya?" pertanyaan itu membuat kening Badar berkerut dalam. Dia tidak merasa pernah mengenal wanita ini.

"Tidak! Dan beraninya kau masuk ke kamar Pangeran!" Nada tinggi Badar tidak di hiraukan wanita itu. Badar kembali berteriak. "Ada orang di luar?! Di sini ada penyusup!"

Wanita itu tertawa. Bukan tawa yang membahana melainkan terdengar seperti cekikikan. Semakin membuat Badar heran dan terus berusaha menggali ingatannya tentang siapa wanita itu.

Tiba-tiba wanita itu berhenti cekikikan. Beranjak berdiri memberi salam pada Badar. "Maaf pertemuan kita tidak terlalu baik. Saya Putri Sarah, dari Kerajaan Ameer. Yang Mulia Ratu yang meminta saya datang ke sini. Karena itu, saya bukan seorang penyusup."

"Sarah?" lirihnya pelan, namun Sang Putri menjawab panggilan itu.

"Ya."

"Sekarang pergi dari sini!" Perintahnya sambil turun dari tempat tidur. "Tidak pantas seorang Putri berada di Kamar Pangeran tanpa ikatan apapun..." sarkasnya tanpa memandang Sarah sedikitpun.

"Baik, Pangeran." Sarah mulai berbalik. Baru beberapa langkah, wanita itu kembali berbalik dan berkata. "Pesan Ratu. Jika Pangeran sudah bangun, Ratu meminta Pangeran untuk datang ke jamuan makan malam. Permisi..."

My Princess [TAMAT]Where stories live. Discover now