Bab 5 | Rutinitas Baru

872 122 0
                                    

Sarah terbangun dalam kondisi tubuh yang bugar. Perasaan lelah semalam sirna dalam sekejap namun perutnya seketika berbunyi. Dia sadar kemarin dia melewatkan makan siang dan makan malam. Astaga! Bagaimana bisa dia tidur begitu lama?

"Halimah? Kau di luar?"

"Oh Putri!"

Sarah terkejut mendengar pekikan Halimah. Gadis itu menghambur masuk duduk di tepi tempat tidur meraih kedua tangan Sarah. Kedua mata Halimah bahkan sudah basah.

"Kau kenapa? Apa terjadi sesuatu padaku semalam?"

Halimah hanya menggeleng tidak mengatakan apapun.

"Halimah!" tuntut Sarah pada gadis itu.

"Putri tidur terlalu lama! Sampai saya.. hiks... Sampai saya berpikir untuk menemui Pangeran agar mencium Putri!"

Mata Sarah membelalak sempurna. "Jangan lakukan itu! Jangan pernah berpikir seperti itu, Halimah!"

"Habisnya... Hiks... Hiks... Putri Sarah seperti Putri Tidur. Hampir satu jam sejak keluar dari Labirin, Pangeran menemani Putri di sini. Tapi Putri tidak bangun juga. Jadi saya menyuruh Pangeran pergi untuk makan siang."

"Kau menyuruh Pangeran pergi?!" Halimah mengangguk. "Kamu benar-benar berani, Halimah..."

"Saya tidak tega melihat wajah cemas Pangeran. Apa sesuatu terjadi antara Putri dan Pangeran? Maksud saya setelah kejadian malam pertama itu..."

Kilas balik kejadian dipadang rumput membuat pipi Sarah merona seketika. Halimah yang melihat langsung berhenti bersedih. Dia yakin ada kejadian yang indah yang mereka lalui. Jadi, Halimah memilih diam tidak bertanya dan beranjak berdiri.

"Saya sudah siapkan sarapan di depan. Selagi Putri sarapan. Saya akan menyiapkan air hangat untuk mandi..." Halimah langsung melesat keluar, kembali dengan membawa baki berisi makanan lezat.

"Apa sebaiknya aku sarapan di meja makan?"

Halimah menggeleng. "Pangeran datang pagi-pagi sekali bertanya mengenai Putri. Lalu memberitahu agar Putri sarapan di kamar saja. Raja dan Ratu masih di pondok Raja Bahran."

"Raja dan Ratu selama tidak kembali?" Halimah mengangguk. "Baiklah." Halimah tersenyum. Gadis itu bergerak menuju kamar mandi dan Sarah kembali memanggilnya, "Halimah?"

"Ya, Putri?"

Sarah menimbang-nimbang. Kemarin, seingatnya. Dia tertidur dalam gendongan Badar. Apa lelaki itu yang membawanya? Tapi jelas tadi Halimah bilang Badar menunggunya selama satu jam.

"Tidak jadi. Aku akan sarapan dan kau siapkan air hangat untukku."

"Baik, Putri."

Sarah mulai memakan sarapannya. Dia harus menemui Badar setelah ini.

***

"Pagi ini saya tidak menemukan Anda di kamar, Pangeran..."

Khomar memberitahu isi kepalanya pada Badar. Pemuda itu tampak kesal. Setelah menghilangnya Badar, Khomar benar-benar kalang kabut. Dia bisa dipenggal karena lalai menjaga Pangerannya.

"Semalam Anda tidak kembali ke kamar. Anda tidur dimana? Apa tidur dengan Sang Putri?"

Badar meletakkan bolpoin. Mengangkat wajah menatap Khomar yang berkerut dalam menatap dirinya. "Kenapa kau jadi cerewet begini?"

"Halimah bilang, saya harus lebih tegas pada Anda, Pangeran..."

"Oh!" Badar bertopang dagu. "Kalian menjadi akrab setelah aku dan Sarah menghilang, ya?"

My Princess [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang