Bab 10 | Rasa

859 135 2
                                    

⚠️ Rated 20++⚠️

***

Lenguhan dari bibir Sarah memenuhi kamar pribadi Badar. Pakaian berserakan di lantai kamar berkarpet bulu itu, sprei satin itu juga sudah kusut karena cengkeraman Sarah yang kuat. Dadanya membusung meminta lebih saat Badar semakin menjadi-jadi bermain pada inti dirinya.

"Badar!"

Sarah sudah hilang akal, kedua tangannya beralih meremas rambut hitam Badar diantara kakinya. Kenikmatan itu membuat Sarah kalang kabut, kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri tidak karuan. Seluruh tubuhnya dipenuhi gairah, merayap di pusat tubuhnya.

"Ah! Hentikan! Badar!"

"Kau yakin?" Kepala Badar mendongak diantara kaki Sarah, mata mereka bertemu. Sarah menelan ludah lalu meraih pipi Badar dan menciumnya.

Tidak ada kata-kata lagi, hanya ada desahan dan lenguhan mereka, gerakan Badar begitu cepat menyatu tubuh mereka. Menggoda Sarah dengan ritme cepat dan lambat yang membuatnya gila sendiri.

Badar tidak ingat kapan terakhir dia merasakan hal semacam ini. Dia seperti remaja yang baru merasakan nikmatnya penyatuan. Membumbung tinggi, Badar membawa Sarah bersamanya. Membiarkan gairah menyelimuti, mencapai puncaknya bersama dan jatuh dalam kenikmatan.

Tubuh Badar ambruk diatas tubuh Sarah, lelaki itu mencium puncak kepala Sarah dan berbisik. "Luar biasa ... Terima kasih!"

Rasa nikmat pelepasan membuat Sarah mengantuk, dia bergumam tidak jelas. Bayangannya buram menatap Badar yang baru saja menciumnya. Bibirnya tidak kuasa dan perasaannya sudah tidak bisa dicegah.

"Aku mencintaimu...."

***

Badar duduk di sofa single menghadap ranjangnya, dimana Sarah terlelap tertidur setelah percintaan mereka dengan wajah terlelap Sarah menjadi pemandangan untuknya. Gelas piala di tangan kirinya masih penuh, Badar tidak ingat sudah berapa lama dia dalam posisi seperti ini.

"Aku mencintaimu...."

Pernyataan cinta Sarah mengusiknya. Cinta? Badar sudah mengatakan sebelumnya pada Sarah bahwa hatinya sudah terkunci, dan kuncinya ikut lenyap bersama kepergian Nora.

Rasa cinta memang benar-benar membuat posisinya sulit. Janjinya pada Nora masih terus diingatnya sedangkan perasaan yang akhir-akhir ini muncul saat dia bersama Sarah, membingungkan dirinya. Sarah yang benar-benar suci, perempuan yang membuatnya penasaran, lalu sikapnya, nada sedih yang terkadang terdengar dari kalimatnya, benar-benar menyulitkan Badar, menyulitkan dirinya untuk mengartikan perasaan apa ini?

Gerakan Sarah diatas tempat tidur membuyarkan lamunan Badar. Gelas piala di tangan kirinya sudah mendarat diatas meja. Tubuhnya sudah bergerak duduk di tepi ranjang seraya tangan kirinya menyibak rambut Sarah.

Selama ini Sarah menggelung rambutnya rapi. Namun hanya saat mereka bercinta, Badar dengan kasar dan tergesa selalu merusak rambut itu. Dia menyukai aroma rambut Sarah dan tubuh Sarah. Ia menebak wewangian itu berasal dari tanaman herbal.

"Pangeran?" Gumam Sarah, matanya masih mengerjap, kemudian senyum manisnya terbit.

"Saat berdua, jangan memanggilku Pangeran. Kau harus memanggil namaku. Sama sepertiku. Hilangkan semua formalitas diantara kita saat hanya berdua. Bisa, kan?"

My Princess [TAMAT]Where stories live. Discover now