Bab 12 | Lebih Baik Mati

852 105 7
                                    

Mobil yang membawa Sarah sampai di halaman istana. Asisten barunya, Marina membukakan pintu untuknya. Sarah tersenyum.

"Terima kasih. Apa jadwalku selanjutnya?"

"Pukul tujuh malam jadwal Anda dan Pangeran sama, ada pembukaan pekan olahraga di Universitas Shabil. Siang dan sore hari jadwal anda kosong, Putri."

"Baiklah. Terima kasih, Marina." Sarah melangkah hendak menaiki tangga dan teringat sesuatu. "Apa jadwal Pangeran saat ini?"

Marina membuka tabletnya. "Pangeran baru saja menghadiri rapat. Pasti sekarang Pangeran ada di ruang kerja."

"Oke. Pergilah. Terima kasih banyak atas bantuanmu hari ini...."

"Sama-sama, Putri."

Sarah tersenyum sebelum melangkah menaiki tangga menuju ruang kerja Badar. Sejak hari Anak, hubungan mereka jauh lebih dekat. Pernyataan cintanya tidak dibalas oleh Badar namun sikap lelaki itu begitu berbeda.

Saat berdua mereka akan bermesraan, saling memanggil nama. Mereka seperti pasangan pengantin baru yang dimabuk cinta. Langkah Sarah terhenti, dia tertegun saat melihat Khomar berbicara dengan Garda. Karena penasaran, Sarah mendekat. Saat dia hendak mencuri dengar, mereka menghentikan pembicaraan.

"Sampaikan pada Pangeran. Aku harus menemui Raja...." Garda melirik Sarah, memberi hormat kemudian melangkah pergi.

"Apa yang membawa Putri kemari?"

"Ah...." Sarah bahkan tanpa sadar memandang kepergian Garda. "Apa Pangeran ada didalam?"

"Ya. Pangeran ada di dalam. Beliau baru saja keluar dari ruang rapat...."

"Boleh aku menemuinya?"

"Eh ... Itu-"

Khomar memandang ragu pada Sarah, membuat Sarah curiga. "Apa tidak boleh? Sebentar saja?"

"Baiklah...." Khomar mengetuk pintu dan mendapat persetujuan Badar. Dia membuka pintu untuk Sarah. "Silahkan, Putri...."

"Terima kasih, Khomar."

Khomar menutup pintu lalu menghela napas, dia bergumam. "Sulit mengganggu Pangeran kalau ada Putri Sarah...."

***

Badar mengangkat kepalanya dan matanya berbinar bahagia. "Kemarilah!" Pinta Badar begitu bersemangat, dia menepuk pahanya dan Sarah mendekatinya. "Duduk sini...."

"Tidak!" Itu terlalu dekat, pikir Sarah, jadi dia duduk di kursi dihadapan meja kerja Badar.

"Ada apa? Merindukanku?" Sebelah alis Badar naik, Sarah langsung cekikikan. "Kenapa? Jangan malu, sayang...."

Panggilan itu membuat Sarah malu. Sudah beberapa kali Badar memanggilnya seperti itu. Bahkan pernah dihadapan Ayah dan Ibu. Mengingat itu, wajah Sarah memerah.

"Hei!" Terkejut, dagu Sarah terangkat, ternyata Badar sudah berdiri disisinya. Senyum lelaki itu mengembang lalu Badar menunduk untuk menciumnya. "Untung kau kesini...." Bisik Badar saat mengakhiri ciumannya. "Aku bisa pusing dan stress mendengar gerutuan Khomar."

"Apa sesuatu terjadi? Apa ada masalah?" Badar tampak ragu ingin menjawab dan Sarah buru-buru berkata. "Jangan sembunyikan apapun dariku. Aku akan membantumu jika perlu...."

"Sudah ada empat laporan mengenai orang hilang. Dan semuanya gadis berusia 18 tahun dan laporan keempat gadis berusia 20 tahun...."

"Jangan-jangan mereka diperjualbelikan?"

Badar terkejut mendengar apa yang dikatakan Sarah. "Apa?"

Sarah bergerak dalam duduknya. "Di Ameer, jika gadis berusia 18 tahun sampai 20 tahun belum menikah atau belum bekerja, gadis-gadis itu akan dijual ke sanggar tari dan rumah-rumah hiburan."

My Princess [TAMAT]Where stories live. Discover now