Bab 6 | Menginap

864 126 4
                                    

Keinginan Alaric dan Bella meminta Badar bertandang ke pondok Raja Bahran akhirnya terwujud. Kedua saling tatap sambil tersenyum dari tempat mereka berdiri di depan pintu pondok lalu memandang mobil yang membawa Badar dan Sarah memasuki halaman pondok.

Bella tersenyum lebar, keluar dari pelukan Alaric mendekati Sarah untuk menyambut menantunya. "Selamat datang, Sarah...."

"Ibu...."

Bella mengusap lengan atas Sarah. Dia benar-benar menyukai menantunya ini. Sarah memang seperti di siapkan menjadi sosok Ratu yang cocok dengan putranya. Dia dan Alaric sengaja menginap agar mereka memiliki waktu berdua. Dia tahu pekerjaan Badar membuat putranya tidak bisa berlibur jadi, apa salahnya jika dia dan Alaric yang mengalah.

Dia juga mendengar bahwa mereka berdua sudah memasuki Labirin itu. Legenda itu nyata. Walau dulu dia dan Alaric tidak melakukan hal itu. Kondisi mereka tidak memungkinkan untuk berjalan-jalan, intrik dan kesalahpahaman membuat hubungannya dengan Alaric buruk diawal.

"Ayo! Kakek sudah menunggu...." Bella membimbing Sarah, wanita itu bahkan melirik sekilas pada Badar saat Bella menggiringnya masuk. Reaksi Badar hanya mengangguk.

Alaric melihat itu dan merasakan sesuatu yang berbeda. Dia menatap Badar yang mendekatinya. "Ayah lihat hubungan kalian membaik."

"Hubungan kami memang baik-baik saja, Ayah. Kami tahu kewajiban kami...."

Kalimat Badar menggugah Alaric, mengingatkannya akan sesuatu. Bahwa putranya tidak memiliki perasaan apapun pada Sarah. Alaric menyayangkan hal itu.

Dia dan Badar melangkah menyusul masuk, bertemu di ruang makan dengan Sarah dan Bella sudah duduk di kursi masing-masing mengobrol dengan Raja Bahran.

"Kakek...." Badar mendekat, memberi salam kemudian duduk disisi Sarah.

Bahran sudah sangat tua. Diusianya yang sudah senja itu, dia menatap satu persatu semua orang. Kesedihannya merebak namun dia harus menahannya. Semuanya sudah berlalu. Kini masa depan indah sudah terbentang nyata dihadapan seluruh keturunannya.

***

Makan malam hangat penuh cinta itu meninggalkan kesan tak terlupakan bagi Sarah. Mengingat Ibunya meninggal saat melahirkan dirinya dan Ayah yang begitu membencinya. Rasanya Sarah harus berterima kasih pada Ayahnya karena sudah memintanya menikah dengan Badar, karena itu, dia memperoleh sebuah keluarga yang hangat, impiannya.

Bella melangkah mendekati Sarah dan duduk di bangku samping menantunya. Sarah terkejut dan tersenyum canggung.

"Karena sesuatu hal, Raja Bahran harus tinggal disini...."

Ya. Sarah tahu akal hal itu, dia sudah tahu bagaimana sejarah Qattare. Jadi, dia diam saja. Jika dia menambahi dan mengungkitnya itu mungkin menjadi sesuatu hal buruk bagi Ibu mertuanya.

"Tapi itu semua sudah masa lalu." Bella menerawang lalu menatap Sarah. "Ibu ingin kamu membujuk Badar untuk tinggal beberapa hari disini. Kami yang akan kembali ke istana. Bagaimana?"

Kerutan di kening Sarah membuat Bella kembali berkata. "Kalian tidak bisa berbulan madu, jadi, di sini saja. Menginap disini dan berbaur dengan masyarakat Qattare ... Saat perayaan hari anak, kami akan mengumumkan pernikahan kalian."

Sarah hanya tersenyum lalu mengangguk. Dia tidak yakin Badar akan mendengarkannya.

***

"Gunakan waktumu untuk beristirahat. Jangan kerja terus." Alaric masuk ke dalam perpustakaan dan menemukan Badar berkutik dengan notebook nya. Awalnya dia hendak ke kamar beristirahat, namun saat melihat lampu dari celah pintu. Dia jadi penasaran.

My Princess [TAMAT]Where stories live. Discover now