Entah mengapa malam ini Bian tidak bisa menolak tiap inci pijatan Adela.Dia merasakan sekujur tubuhnya seperti remuk.Disamping kecapekan mungkin juga efek dari jatuh dari motor.

Meski hatinya mengutuki,bahwa ia tak bisa menerima perlakuan ini.Tapi sisi lain mengatakan 'anggap'saja tukang pijat.Tidak lebih.Sesaat Bian lupa betapa halus jeratan talbisu iblis.Menampakkan keburukan serupa dengan kebaikan.Membawanya berputar-putar dengan dalih 'dorurot'atau'kemanusiaan'.

🍁
🍁

"Wedus!!"

Umpat Warno saat tahu buku yang di baca Arry ternyata komik one piece.Ia sudah paranoid semalaman,mana kopi dan singkong kejunya ia biarkan terbengkalai tanpa parkir di perutnya.

"Lha ngunu cangkemmu meneng ae wes ero aku keweden.Edian kowe,Ry..Ry..!!"
(Lha gitu mulutmu diam saja udah tahu aku ketakutan.Gila kamu..Ry..Ry..).

Arry ngakak keras sambil minta ampun saat di timpuki komiknya yang sudah kucel dan keriting pinggirnya.Saking seringnya ia bawa kemana-mana.Kearifan lokal mas Warno keluar semua.

Seorang suster yang melihat itu hanya senyum-senyum.Ngapain mas ganteng pagi-pagi di timpukin.

"Rasakan ini!Makan tuh komik one piece.!!"

"Aduh!!udah,Mas!!Malu di lihatin orang!Mas Warno..oh God!!"

Warno tidak peduli.Kapan lagi ia bisa nimpukin orang ganteng yang jadi rebutan perempuan pekerja perkebunan.Bahkan seluruh perempuan di Arum Dhalu.

Ia benar-benar kesal setengah mati.Terjaga semalaman.Kelaparan.Ketakutan dan tegang.

"Bagus dong..mas jadi benar-benar kerja dan tidak makan gaji buta."

Ledek Arry,sebelum berlari-lari menjauhi mas Warno yang kini melemparinya dengan kerikil dari taman di depan ruangan mas Azzam.Orang yang melihat hanya tersenyum.Ternyata masih ada keceriaan di tengah suasana sedih dan mencekam di rumah sakit.

🍁
🍁

Amiraa...

Amira menelan ludah dengan susah payah.Entah sejak kapan ia merasa ada yang memanggil namanya.

Sejak selesai sarapan pagi yang 'mengguncang dunia'istilah Zaheen.Rasanya ia jadi mendengar sesuatu.Pagi yang aneh.

"Apa namanya kalau tidak mengguncang dunia,Kak?Mama tiba-tiba memasak rawon!Sayangnya aku tidak suka."

Itu ucapan Zaheen tadi,lebih minta di buatkan ceplok telor tante Adela.Di tengah-tengah meladeni om Bian yang tiba-tiba kolokannya nggak ketulungan hanya karena jatuh dari motor.

Semua orang jadi aneh setelah tragedi malam itu.Mama jadi lebih lembut,murah senyum,senang berbenah rumah,bahkan memasak.

"Bu Shindu kan sudah tidak bersama kita,Sayang..mbak Mirna kan tugasnya bersih-bersih sama cuci setrika."

Itu jawaban Wina kala Amira bertanya.Benar juga sih.

"Dee...!!"

Terdengar lagi suara om Bian,entah butuh apa lagi.Jenny yang sepertinya menghampiri.

Amira menggosok-gosok matanya saat melihat ada seperti bayangan hitam di dekat Jenny.Mengikuti kemanapun Jenny pergi.

"Kak!Lihat apa?!"

Zaheen bertanya saat melihat Amira melotot dengan tegang ke arah Jenny.Amira menggeleng-geleng tegas.Bergegas ke kamar untuk menyiapkan perlengkapan sekolahnya.

Tapi jantungnya seperti copot saat melihat sesosok gadis kecil duduk di kursi belajarnya.Tertunduk membelakanginya.

Siapa?Amira berjalan mendekatinya perlahan.Dia memakai baju putih lusuh, selutut,telanjang kaki.Rambutnya tergerai menutupi sebagian wajahnya.Tangan putihnya yang kurus,putih,terulur mengelus-elus tepi meja.

🅳🅴🅰🆃🅷 🅰🅻🅱🆄🅼 ( 🅾🅽 🅷🅾🅻🅳 )जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें