Epilog

19.1K 822 19
                                    

Dua bulan berlalu, kini Aldrick dan Ara sudah resmi menjadi suami-istri secara sah dimata tuhan dan didepan banyak orang minggu lalu. Pernikahan yang dijalankan dengan lancar tanpa gangguan sedikit pun dari orang-orang yang berpikiran dangkal untuk berusaha mencelakai Aldrick maupun Ara.

Semua dijalankan dengan lancar sampai Aldrick sangat senang karena Ara sudah sepenuhnya terikat dengannya. Kini sekarang mereka berada dirumah kediaman Miller, bahkan marga Ara sudah berbeda menjadi Arabella Dellorya Miller, bukan lagi Afferd. Aldrick memang membawa Ara kerumah orang tuanya agar bisa menemani Marchelle dan Skyla agar tidak kesepian karena Skyla selalu merajuk kesepian sejak Aldrick pindah dari rumah ke apartement ditambah juga Marchelle yang sibuk dengan urusan kantor.

Aldrick juga kini sudah menjadi CEO diperusahaan Marchelle dan Marchelle hanya mendapingi Aldrick saja. Selama pernikahan Aldrick semakin mengganas saja sikap mesumnya pada Ara yang selalu membuat Ara kelelahan dipagi hari.

Kini pernikahan mereka sudah berjalan dua bulan tanpa adanya pertengkaran, paling tidak hanya pertengkaran kecil soal memenuhi kebutuhan suami, biasalah masalah ranjang. Ara kerap kali mengomel pada Aldrick yang terus saja meminta kewajiban itu, bukan Ara tidak mau justru Ara juga menikmatinya, tapi Ara juga bisa merasakan lelah saat Aldrick selesai menggempurnya berjam-jam tanpa berhenti, apa lagi tiap malam, bukankah itu gila.

Ara juga merasa heran kenapa memiliki suami seperti Aldrick ini yang hanya mementingkan selangkangan saja, boro-boro menolak, sebelum bicara untuk menolaknya saja Aldrick sudah berkata "Melawan suami itu dosa." Bagaimana Ara tidak pusing dengan Aldrick jika Aldrick berbicara seperti itu. Memang derajat suami tidak ada yang bisa mengalahkan, termasuk istri.

"Kenapa kau belum hamil juga? Ini sudah berjalan dua bulan. Harusnya kecebongku sudah berkembang dua minggu setelah kita pertama kali bercinta. Itu membutuhkan dua minggu untuk jadi daging, tapi ini sudah dua bulan lebih tidak ada tanda-tandanya kau hamil." Ucap Aldrick menatap Ara yang asik makan ayam goreng. Bahkan Aldrick belum menyentuh makanannya sama sekali.

Ara memutar bola matanya malas. "Aku tidak tau, mungkin saja kecebongmu tidak berkualitas."

Mendengar itu Aldrick mendelik sebal pada Ara. "Spermaku berkualitas sayang, mungkin aku yang kurang kerja keras."

"Sudah jangan menyeringai seperti itu, makan saja makananmu. Aku tau isi pikiran kotormu." Ucap Ara yang tau siasat Aldrick menyeringai.

Aldrick berdecak. "Melawan suami itu dosa."

"Melawan suami itu dosa." Ucap Ara meniru Aldrick saat Aldrick juga berbicara. "Iya aku tau, tapi tidak kali ini, Aku setiap pagi lelah dan bangun siang karenamu."

Aldrick berdecak lagi lalu memakan makanannya.

Ara sudah mengganti bahasa polosnya pada Aldrick sejak pernikahan mereka, Ara merasa dirinya sudah tidak lagi membutuhkan bahasa manja itu lagi karena kini Aldrick yang menjadi manja padanya, bukankah itu menyebalkan.

"Itu tugasmu sebagai istri memenuhi kewajiban suami." Aldrick masih saja membahas itu.

"Kalau kau terus mengatakan soal itu, aku bersumpah akan memotong itumu."

"Hei jangan seperti itu, nanti kau rindu dengan milikku."

Ara memutar bola matanya malas. Namun beberapa detik kemudian Ara tiba-tiba mual membuat Aldeick terkejut, Ara langsung berlari menuju kamar mandi diikuti Aldrick. Ara memuntahkan isi perutnya dan terakhir kalinya adalah cairan bening yang keluar dari mulut Ara diclosed dengan Aldrick yang memijit tengkuk Ara.

Aldrick tersenyum bukan karena senang lihat Ara muntah, tapi dipikirannya ini adalah apakah Ara hamil? Jika iya itu sangat membuat Aldrick bahagia. Ini benar Ara hamil, tidak mungkinkan tiba-tiba Ara mual tanpa sakit, ini sudah pasti Ara hamil.

Aldrick's Mine [END] Where stories live. Discover now