Sembilan belas

16.9K 924 29
                                    

Ara, Tayana dan Diana sedang melalukan hal menyenangkan berupa Shopping disebuah Mall terbesar milik Aunty-nya Riri. Mereka ingin merayakan kembalinya Ara dan Aldrick untuk berbaikan seperti dulu dan berjuang bersama.

Mereka melakukan kesenangan dengan bermain taruhan untuk siapa mendapatkan barang Branded dan siapa yang menghabiskan uang paling cepat dari kartu ATM yang diberikan Sherryl dalam waktu tercepat, maka pemenang akan mendapatkan berlian sebesar biji durian dari Sheryl, karena Sheryl yang membuat permainan ini dan mereka sangat menyetujuinya.

Walaupun berlian itu hanya sebesar biji durian, tepi harganya ratusan juta dolar. Siapa yang tidak tergiur dengan hadiah berlian itu, walaupun Ara termasuk anak orang yang paling kaya dari Tayana dan Diana, tetap saja Ara juga tergiur untuk memiliki berlian itu.

Dan saat ini mereka sedang berlomba untuk membeli barang apa saja yang Branded dan paling mahal agar isi kartu ATM yang diberikan Sheryl habis. Dan isi ATM itu sedikit membuat mereka sulit karena isinya 50 juta dollar. Mereka harus menghabiskan uang itu sampai angka 0 secepat mungkin dan menujuh rumah Sherryl agar bisa mendapatkan berlian.

Disisi lain. Ara mencari barang-barang yang harganya tinggi agar kartu dari Sheryl bisa habis dengan cepat dan dia yang akhirnya menang duluan dari pada kedua sahabatnya. Tapi matanya tak sengaja melihat keberadaan Aldrick sedang berada ditoko perhiasan terbesar diMall milik Riri ini seperti tengah menunggu karyawan mengambilkan sesuatu untuk Aldrick. Ara mengerutkan dahinya heran, lalu masuk kedalam toko perhiasan itu menghampiri Aldrick.

"Kak Al." Panggilnya membuat Aldrick menoleh kebelakang.

"Sayang, kau disini?" Tanya Aldrick tersenyum setelah memberi kecupan dipipi Ara.

Ara mengangguk. "Sedang apa Kak Al disini?" Tanya Ara curinga.

Aldrick terkekeh dengan Ara yang curiga padanya. Aldrick mengacak-acak rambut Ara sebelum mengatakan sesuatu. "Jangan curiga dulu padaku, little girl. Aku datang kesini karena Mama yang menyuruhku untuk mengambil kalung berliannya Mama." Ucap Aldrick mencoel hidup Ara.

Tampaknya Ara masih belum mempercai perkataan Aldrick, bagaimanapun juga Aldrick pernah membohonginya selama 4 tahun, jadi Ara harus berhati-hati.

"Kak Al tidak bohong kan?"

Aldrick tersenyum mengusap pipi Ara. "Sejak kau memaafkanku kemarin, aku sudah tidak lagi untuk berbohong padamu, aku akan selalu jujur padamu dan tidak akan membohongimu lagi, Ara. Aku disini memang benar-benar mengambil kalung berlian pesanan, Mama. Kau bisa hubungi Mama kalau kau masih tidak percaya."

Ara diam melihat keseriusan Aldrick, disana tidak ada kebohongan sama sekali.

"Ara percaya, tapi Ara masih belum sepenuhnya memaafkan Kak Al sebelum membuktikan perkataan setan itu kalau ternyata salah." Ucap Ara sinis sambil melipat kedua tangannya.

Aldrick terkekeh mengusap pipi Ara. "Tidak apa-apa, yang terpenting kau mau bicara denganku. Aku akan berjuang untukmu, sayang."

"Ya itu harus, Ara juga tudak mempercayai perkataan wanita setan itu."

"Julukan yang bagus untuk dia." Ucap Aldrick terkekeh melihat kekesalan Ara.

"Ini kalungnya, Tuan." Ucap karyawan wanita cantik itu sambil menunjukkan kotak merah yang terbuka berisi sebuah kalung berbandul berlian berbentuk hati kecil dan pinggiran yang dihiasi permata, tampak sangat cantik sampai membuat Ara kagum.

Aldrick mengangguk. Karyawan itu langsung menutup kalung berlian itu dan memasukkannya di paper bag. Aldrick langsung membawanya dan berjalan keluar dari toko perhiasan bersama Ara yang dengan posesif Aldrick merangkul pinggang Ara.

Aldrick's Mine [END] Where stories live. Discover now