Bagian 22: Sunset

1.3K 53 0
                                    

Gloura terpaksa turun dari dalam mobil ketika Jovan menyuruhnya untuk ikut masuk kedalam sebuah restoran yang ia kunjungi saat ini,begitu masuk keduanya langsung di sambut hangat oleh beberapa pelayan yang bekerja disana.

Sepasang suami istri itu mengambil duduk di salah satu kursi kosong dengan posisi saling berhadapan,Jovan segera memanggil pelayan untuk memesan menu makanan.

Selesai memesan,Jovan bisa melihat gadis di depan nya yang saat ini sedang asik bermain ponsel,lelaki itu hanya diam dan membiarkan nya sampai terdengar nada dering panggilan masuk melalui ponselnya,Jovan segera mengangkat panggilan tersebut lalu meletakan ponsel nya di daun telinga.

"Masih dimana?"tanya lelaki itu pada seseorang di sebrang sana.

"Oke,Gue tunggu"

Panggilan pun di putuskan,bersamaan dengan itu dia orang pelayan menghampiri meja yang di tempati untuk mengantarkan makanan yang sebelum nya ia pesan.

Gloura mengalihkan pandangan nya dari ponsel yang ia pegang saat hidung nya tak sengaja mencium aroma khas makanan yang sudah tersaji di depan nya.

"Kamu yang pesan semua ini kak?"pertanyaan bodoh itu ia lontarkan begitu saja,lantas jika bukan Jovan siapa lagi.

"Ayok makan"balas Jovan tak menjawab pertanyaan Gloura barusan.

Kedua mata gadis itu berbinar,kebetulan sekali ia sedang lapar saat ini,tadi pagi ia hanya sarapan dengan dua lembar roti saja karena mood nya sedang tidak baik tetapi sekarang mood nya benar benar meningkat jauh lebih baik.

Tanpa basa basi lagi Gloura segera mengendokkan makanan ke mulut nya dengan lahap.

"Pelan pelan makan nya Ra"tegur Jovan takut jika gadis itu tersedak.

"Gabisa kak ini enak banget"jawab nya dengan mulut yang penuh.

Jovan hanya menggeleng gelengkan kepalanya,melihat gadis di depan nya ini begitu rakus melahap makanan seperti orang yang tak di beri makan satu Minggu,tetapi Jovan senang melihat itu Gloura tak pernah tanggung tanggung dalam menyuapkan makanan kemulutnya.

"Satu piring lagi kok gak di abisin?"tanya Jovan.

Gadis itu menggeleng lemas,dia menyandarkan punggung pada kursi sambil terus mengusap usap perut nya yang buncit karena kenyang.

"Udah kenyang kak,lora gak sanggup lagi"keluh gadis itu menyerah.

Jovan tersenyum,dia menggeser satu piring yang masih tersisa banyak di depan gadis itu untuk ia habiskan.

"Teman nya mana kok belum datang?"

"Masih di perjalanan,paling bentar lagi nyampe"jawab nya di sela sela makan.

Gloura hanya mengangguk tak lama kemudian seseorang yang di tunggu pun datang, menghampiri meja yang di tempati oleh Jovan,gloura segera membenarkan posisi duduknya menjadi tegap saat kehadiran dua orang itu mengambil duduk di dekatnya.

"Gak nunggu in gue dulu Lo kalo makan"ucap Fandy begitu melihat ada beberapa piring kosong diatas meja.

Jovan segera menyelesaikan suapan terakhir,lalu meneguk minuman dingin hingga sampai tersisa setengah."kelamaan"

"Sayang kamu mau makan sekarang?"tanya Fandy pada istrinya yang bernama Sintia.

Wanita cantik itu menggeleng."nanti aja"

Tatapan Fandy kini tak sengaja melihat seseorang yang duduk di sebelah istrinya."istri Lo Jo?"

Jovan mengangguk tanpa ragu."iya"

"Muda banget"ucap nya menilik Gloura dari penampilan gadis itu.

"Haloo,saya Fandy teman Jovan dan dia istri saya Sintia"ucap Fandy memperkenalkan diri sambil menyodorkan tangan.

My Perfect Doctor [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang